BeritaPerairan Sorong Terkontaminasi Mikroplastik, Ekosistem Laut Terancam

Perairan Sorong Terkontaminasi Mikroplastik, Ekosistem Laut Terancam

SORONG, SUARAPAPUA.com — Komunitas Generasi Peduli Sungai Klamono (GPSK) berkolaborasi dengan Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) melakukan uji mikroplastik pada empat sungai di kota Sorong, Papua Barat.

Prigi Arisandi, direktur eksekutif  Institut Pemulihan dan Perlindungan Sungai dari ESN, mengatakan, untuk saat ini tim ESN bersama GPSK telah melakukan uji mikroplastik di beberapa sungai yang ada di kota Sorong.

Arisandi menyebutkan empat sungai yang dipantau, diantaranya sungai Remu beserta muaranya yang ada di kelurahan Malawei distrik  Sorong Manoi, sungai Klawuyuk di kelurahan Klawuyuk dan sungai Klawalu di kelurahan Klawalu, distrik Sorong Timur, serta sungai Klamono yang ada di daerah kabupaten Sorong sekaligus sebagai tempat lokasi kontrol penelitian.

“Kami melakukan pengambilan sampel air sungai sebanyak 50 liter. Setelah diamati menggunakan mikroskop portable dengan pembesaran hingga 400 kali, hasilnya ditemukan partikel mikroplastik dari rata-rata 148 partikel tersebut. Semuanya ada di sungai yang berbeda di daerah dalam kota Sorong. Sedangkan pada lokasi kontrol di sungai Klamono hanya ditemukan sebanyak empat partikel dalam 100 liter air sungai Klamono. Hal ini bisa diketahui bahwa sungai tersebut dianggap masih bersih dari polusi mikroplastik dibandingkan sungai-sungai lainnya yang ada di kota setempat,” bebernya dalam siaran pers yang terima suarapapua.com, Kamis (10/11/2022).

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

Dampak kontaminasi mikroplastik, selain ancam ekosistem perairan dan keanekaragaman hayati laut, juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat Sorong yang kerap mengkonsumsi ikan.

“Karena bentuk mikroplastik sama dengan plankton, maka ikan menganggap mikroplastik adalah makanan. Semakin banyak sampah plastik masuk ke laut, semakin besar terbentuknya mikroplastik dan makin besar peluang ikan makan plastik,” kata Prigi.

Tabel jenis dan jumlah Mikroplastik pada sungai-sungai di kota Sorong (100 liter)

Jenis Mikroplastik Klamono Sungai Remu Muara Remu Klawuyuk Klawalu Total %
1. Fiber 4 72 76 110 60 322 54
2. Fragmen 0 24 12 35 155 226 38
3. Filamen 0 4 12 20 0 36 6
4. Granula 0 0 12 0 0 12 2
Total 4 100 112 165 215 596 100
Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Belum Ditangani Serius

Dijelaskan, Indonesia memiliki roadmap pengurangan sampah plastik ke laut hingga 70 persen pada tahun 2025. Tetapi hingga kini sampah-sampah yang dihasilkan dari sungai tidak bisa terkendali dan akhirnya memenuhi perairan daerah pesisir.

“Sejauh ini belum ada upaya serius dari pemerintah daerah setempat untuk ikut peduli mengurangi volume sampah plastik yang masuk ke area sekitaran laut. Sebagian besar jenis mikroplastik yang mencemari perairan Sorong. Ini merupakan jenis fiber yang berasal dari limbah cair domestik,” ungkapnya.

Koordinator Generasi Peduli Sungai Klamono (GPSK) Dody Aleman Wamblesa saat mengabil sampel air sungai (foto.ist)
Dody Aleman Wamblesa, koordinator Generasi Peduli Sungai Klamono (GPSK) saat mengambil sampel air sungai. (Ist)

Dody Aleman Wamblesa, koordinator GPSK, menguraikan, terjadinya mikroplastik dikarenakan tidak adanya penyediaan sarana tempat pembuangan sampah yang memadai oleh pemerintah setempat, sehingga dengan mudahnya masyarakat membuang sampah ke sungai ataupun di bakar.

“Banyaknya sampah plastik yang tidak terkelola juga memenuhi saluran air dan muara pantai Sorong. Mirisnya lagi sering terdengar mereka saling melempar kesalahan. Pemerintah bilang sampah di sungai karena masyarakat yang kurang sadar, sedangkan masyarakat menyalahkan pemerintah karena tidak menyediakan sarana pengelolaan sampah yang layak,” kata Wamblesa.

Baca Juga:  ULMWP Desak Dewan HAM PBB Membentuk Tim Investigasi HAM Ke Tanah Papua

Dampak pencemaran partikel mikroplastik terhadap perairan sungai yang ada di kota Sorong dikarenakan tidak adanya penanganan yang baik dalam mengelola sampah.

Karena itu, GPSK bersama ESN mendorong Pemkot Sorong untuk memprioritaskan pengendalian sampah plastik yang masuk ke perairan, melalui beberapa cara.

Pertama, penyediaan sarana sampah di fasilitas umum maupun pemukiman di kelurahan.

Kedua, harus ada sarana pengelolaan sampah pada tiap kelurahan dan distrik.

Ketiga, membuat regulasi larangan atau pengurangan penggunaan plastik sekali pakai (tas kresek, sedotan, sachet, styrofoam, botol air minum sekali pakai dan popok).

Keempat, mendorong kelompok-kelompok masyarakat untuk ikut menjaga agar tidak ada warga yang membuang sampah plastik sembarangan.

Kelima, mendorong produsen seperti Unilever, Nestle, Wings, Indofood, Mayora, Coca Cola dan Santos untuk ikut mengelola sampah bungkus plastik yang tercecer di sejumlah tempat di wilayah kota Sorong.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Partai-Partai Oposisi Kepulauan Solomon Berlomba Bergabung Membentuk Pemerintahan

0
"Kelompok kami menanggapi tangisan dan keinginan rakyat kami untuk merebut kembali Kepulauan Solomon dan mengembalikan kepercayaan pada kepemimpinan dan pemerintahan negara kami," kata koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.