Ditinggal Suami, Mama Yaung Mengadu Nasib dengan Jual Pinang di Pos 7

0
897

SUARAPAPUA.com  — Namanya mama Maria Yaung. Sudah tiga tahun berlalu ia mengadu nasib dengan berjualan pinang di Pos 7 Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Mama Maria mengaku ditinggalkan suaminya. Sehingga ia menjadi tulang punggung keluarga. Hasil jualan pinang yang ia dapat digunakan untuk membayar kos dan menghidupi empat anaknya yang masih sedang mengenyam pendidikan di bangku sekolah.

Suara Papua bertemu mama Maria saat ia sedang jualan pinang di Pos 7. Kepada Suara Papua dia mengaku bahwa pinang yang ia jual dibeli dari penjual pinang di Pasar Phara Sentani dan Pasar Youtefa di Kota Jayapura.

Setiap hari mama Maria menjejerkan pinang di atas meja berukuran 1,5 meter. Setiap hari, ia harus pergi ke pasar Phara Sentani untuk membeli pinang untuk ia jual lagi di Pos 7. Pekerjaan yang tidak mudah. Semua ia lakukan untuk membiayai biaya sekolah keempat anaknya dan juga untuk bayar kos.

Mama maria bilang dia sudah tiga tahun berjualan pinang. Dari hasil jualan pinang ia bisa membayar kos dan juga menghidupi keempat anaknya.

ads

“Sudah tiga tahun saya jualan pinang di sini. Saya biasa keluar jam 5 subuh ke pasar Phara untuk beli pinang. Setiap hari saya mulai jualan pinang di sini jam 7 pagi. Saya biasa pulang kalau pinang sudah habis (terjual),” katanya kepada media ini pada Jumat (18/11/2022) di Pos 7 Sentani, Kabupaten Jayapura.

Baca Juga:  Kemenparekraf Ajak Seluruh Pelaku Usaha Kreatif di Indonesia Ikut AKI 2024

Jualan pinang bukan satu-satunya pilihan mama Maria. Dia mengaku pernah berjualan sayur ditemani anak bungsunya. Pilihan untuk jualan sayur dipilih mama Maria saat sang suami meninggalkan dia dan anak-anaknya.

“Saat masih berjualan pinang, sehari uang makan cuma lima ribu rupiah. Itu biasanya saya dan anak yang bungsu biasa pake untuk beli gorengan dan makan sama-sama,” terang mama Maria.

Pilihan untuk berjualan pinang ia putuskan karena pemasukan kurang dari hasil jualan sayur.  Perempuan asal Genyem berusia 45 tahun ini mengatakan pendapatan dari jualan pinang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama empat anaknya.

“Saya bisa dapat 500 – 700 ribu satu hari dari jualan pinang. Paling rendah itu 300 ribu,” ungkap mama Maria.

Menurut dia, saat ini pendapatan menurun karena harga pinang lagi murah dan pembeli lebih banyak beli di pasar langsung.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Asosiasi Wartawan Papua Gelar Pelatihan Pengelolaan Media

“Hasil jualan pinang ini saya biasa pakai kebutuhan anak-anak dan bayar kos. Perbulan kos saya bayar 1,5 juta. Dia mengaku mendapat berkat lewat orang lain. Biasanya saya dapat beras dari orang saat saya jualan pinang. Itu berkat Tuhan,” ungkap mama Maria.

Menurut mama Yaung, di tempat ia biasa juala pinang terbilang tempat yang kurang nyama. Hal yang membuat tidak nyaman menurut mama Yaung adalah seringkali para pemuda di pos 7 minum minuman alkohol.

“Di sini kalau saya mau bilang kurang nyaman. Tetapi anak-anak (pemuda) yang biasa minum sering minta pinang. Saya biasa kasi saja dari pada cari masalah dengan mereka supaya kita saling baku jaga,” ujar mama Yaung.

Dia juga bilang, anaknya sering membantu jualan pinang. “Saya punya nona biasa bantu jualan juga sepulang sekolah. Kalau capek, biasanya dia di kos saja,” katanya.

Tempat mama Yaung jual pinang terbilang strategis. Karena tempat itu merupakan tempat persinggahan, juga banyak penjual pinang. Bagi mama Yaung, banyaknya penjual pinang tidak menjadi soal.

Baca Juga:  Bangun RS Tak Harus Korbankan Warga Sekitar Sakit Akibat Banjir dan Kehilangan Tempat Tinggal

Mama Yaung bercerita kalau pernah sampai beradu mulut dengan sesama penjual pinang.

“Untuk beli pinang saya atau penjual pinang lain punya itu hak pembeli. Tapi ada kecemburuan juga. Kami sempat baku marah dan baku pukul. Sampai saya diminta untuk menyimpan dan pulang. Itu karena saya punya pelanggan banyak,” beber mama Yaung sambil senyum.

Mama Yaung biasanya berjualan pingan dengan bertapkan payung dan meja kecil berukuran 1,5 meter.

“Kalau ada orang yang bantu tempat jualan ya puji Tuhan saya tidak minta tapi kalau memang rezeki saya mengucap syukur saja, dengan tempat jualan yang  ada ini sudah cukup membantu,” ujar mama Yaung.

Sementara itu, Natalia Uropmabin, salah satu pembeli pinang di mama Yaung dijumpai Suara Papua dan dimintai keterangannya mengaku kalau pinang dari mama Maria bagus.

“Mama ini dia punya pinang itu isinya bagus dan juga buah pinang banyak jadi wajar saja kalau pembeli banyak, kalau saya sendiri itu paling suka beli mama dia punya pinang,” ucapnya.

Pewarta: Yance Wenda
Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaPj Gubernur Papua Tengah Diminta Rangkul Semua Pihak di Delapan Kabupaten
Artikel berikutnyaSejumlah Pihak Peringati Hari Cagar Alam Cycloop dengan Tanam 100 Pohon