PasifikGunung Berapi Bawah Laut di Vanuatu Meletus, Status Waspada

Gunung Berapi Bawah Laut di Vanuatu Meletus, Status Waspada

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Awal pekan ini sebuah gunung berapi bawah laut yang masih aktif di negara Vanuatu telah meletus. Dikabarkan, letusannya menyemburkan gumpalan abu ke langit. Erupsi gunung berapi itu terjadi di dekat pulau Efate.

Radio New Zealand melaporkan, pejabat senior di Departemen Meteorologi dan Geo-hazards Vanuatu, Ricardo William, menjelaskan bahwa letusan itu terjadi sekitar 6 Kilometer timur dari pulau Epi, yang berada di utara pulau Efate, pulau utama di Vanuatu.

Pulau ini terletak di Samudera Pasifik yang merupakan bagian dari Provinsi Shefa, Vanuatu. Pulau ini dikenal juga sebagai Île Vate.

Ricardo William mengatakan bahwa gunung berapi bawah laut Epi Timur bergetar dan menyemburkan uap sejak hari Rabu (1/2/2023) pagi.

Baca Juga:  Pasukan Keamanan Prancis di Nouméa Menjelang Dua Aksi yang Berlawanan

Menurut William, letusan tersebut cukup memicu beberapa peringatan.

“Aktivitas gunung berapi meningkat sedikit menjadi ledakan, yang mendorong abu hingga sekitar 100 kilometer yang jatuh di sekitar gunung berapi bawah laut,” jelasnya.

Gunung berapi bawah laut itu terletak 68 kilometer di utara Port Vila, ibu kota Vanuatu.

“Kami memberikan saran kepada industri penerbangan dan kapal-kapal untuk menjauh dari wilayah timur pulau Apia,” kata Ricardo.

Peringatan Waspada juga telah dikeluarkan untuk pulau-pulau lain di sekitar pulau Api.

Gunung berapi bawah laut Epi Timur adalah salah satu dari rangkaian gunung vulkanik bawah laut yang aktif dan kaldera yang terakhir meletus pada tahun 2004.

Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Rangkaian gunung berapi bawah laut ini umumnya disebut sebagai Epi Timur, dan tiga kerucut yang lebih besar memiliki nama khusus, dari barat ke timur, Epi-A, Epi-B, dan Epi-C. Semuanya memiliki aktivitas intermiten di abad ini.

Terletak di atas busur patahan seismik Pasifik yang dikenal sebagai “Cincin Api”, Vanuatu juga rentan terhadap letusan gunung berapi dan angin topan, yang telah diberi peringkat sebagai negara yang paling beresiko terdampak bencana alam di dunia.

Sebuah studi NASA yang dilakukan di Jet Propulsion Laboratory di California Selatan, para peneliti mengklaim bahwa jumlah uap air yang dilepaskan adalah sekitar 146 teragram, hampir tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah yang dikutip dalam Science Study.

Baca Juga:  Prancis Mendukung Aturan Pemilihan Umum Baru Untuk Kaledonia Baru

Menurut NASA, gumpalan uap air yang sangat besar itu setara dengan lebih dari 58.000 kolam renang berukuran Olimpiade.

“Kami belum pernah melihat yang seperti ini,” kata Luis Millan, seorang ilmuwan atmosfer di Jet Propulsion Laboratory, dalam laporan NASA.

Luis memimpin penelitian tentang uap air yang dibawa oleh letusan gunung berapi Tonga.

Data NASA menyebutkan bahwa dalam 18 tahun terakhir, hanya ada dua letusan gunung berapi lainnya yang mengirimkan uap air dalam jumlah yang cukup besar ke ketinggian seperti itu, yakni letusan Kasatochi pada tahun 2008 di Alaska dan letusan Calbuco pada tahun 2015 di Chili.

Sumber: RNZ

Terkini

Populer Minggu Ini:

Mahasiswa Papua di Sulut Akan Gelar Aksi Damai Peringati Hari Aneksasi

0
“Jadi hasil akhir dari diskusi bahwa tanggal 1 Mey 2024 akan dilakukan aksi damai (aksi kampanye), sementara yang menjadi penanggung jawab dari aksi 1 Mei 2024 ini adalah organisasi KNPB Konsulat Indonesia yang dibawahi oleh saudara Agusten dan Kris sebagai coordinator lapangan,” jelas Meage.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.