TPNPBTPNPB Kodap XVI Yahukimo Mengklaim Telah Membunuh Intel

TPNPB Kodap XVI Yahukimo Mengklaim Telah Membunuh Intel

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap XVI Yahukimo mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang warga yang dianggap anggota intelijen di jalan Poros Logpon Kilo.IV, Perumahan BTN Sosial Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, Senin (20/2/2023).

Brigjen Elkius Kobak, Pangkodap XVI Yahukimo mengaku bahwa aksi tersebut dilakukan pihaknya pada 16 Februari 2023 dan pada 20 Februari 2023. Korban meninggal dunia tersebut diketahui bernama Hamid (42).

“Penyerangan itu murni dilakukan oleh Komandan Batalyon Sisifia, Yosua Sobolim atas instruksi saya Brigjen Elkius Kobak, Pangkodap XVI Yahukimo. Saya sebelumnya sudah menyatakan bahwa masyarakat sipil non Papua segera tinggalkan Yahukimo, tetapi tidak diindahkan maka anggap saja itu badan intelijen negara yang menyamar sebagai masyarakat sipil sebagai tukang jual nasi goreng dan pengangkut air galon yang keliling kota Dekai Yahukimo,” ujar Kobak dalam siaran persnya.

Baca Juga:  TPNPB: Serangan Udara TNI-Polri Mengebom Wilayah Pengungsi di Ndugama Tidak Seimbang

Ia menyatakan, dalam Konfrensi Darurat Militer (KDM) di Markas Kodap XV Ngalum Kupel Pegunungan Bintang oleh Panglima Tinggi Jenderal Goliath Namaan Tabuni, Mayjen Terianus Satto sebagai Perwira tinggi angkatan Bersenjata Komando Nasional Papua Barat dan seluruh Pangkodap telah mendeklarasikan untuk revolusi total yang dimulai dari tahun 2023.

“Sehingga yang merasa masyarakat sipil untuk tinggalkan Yahukimo,” tegas Kobak.

Mayjend Erick Bahabol, Komandan Operasi Kodap XVI Yahukimo menyatakan perang yang pihaknya lakukan “bukan main-main, tapi perang yang benar-benar untuk merebut kembali kemerdekaan Republik West Papua yang sudah deklarasikan oleh Seth Jafeth Rumkorem pada 1971,” tukasnya.

Erik lalu memberikan warning kepada mata-mata orang Papua yang bekerja untuk TNI dan Polri agar hentikan aksi mata-mata mereka.

Baca Juga:  Pilot Selandia Baru Mengaku Terancam Dibom Militer Indonesia

“Kami dari Papua Intelijen Service [PIS] sudah mengambil data semua dari 51 distrik, 518 kampung di Yahukimo. Jadi sebelum kami mengambil tindakan tegas agar masyarakat Yahukimo hentikan tindakan itu.”

Sementara, Kepala Kepolisian Resor Yahukimo, AKBP Arief Kristanto, mengatakan Satuan Reskrim Polres Yahukimo sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dan menemukan sebilah parang sepanjang 34 centimeter, 1 buah gagang parang berwarna hitam, 1 buah kunci motor, 1 buah celana pendek warna hitam putih, 1 buah topi berwarna merah, 1 buah noken, 1 unit HP merk Oppo, 1 bungkus rokok, dan 3 buah toples berisi jualan donat dan nasi.

“Saat personel Polres Yahukimo mendatangi TKP, kondisi korban sudah tidak bernyawa dan berlumuran darah,” kata Arief sebagaimana dilansir dari jubi.id.

Menurut Arief, berdasarkan hasil pemeriksaan di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Dekai, di tubuh korban terdapat banyak luka tusuk dan lebam.

Baca Juga:  Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

“Korban meninggal dengan 6 luka tusuk di bagian punggung, 1 luka tusuk di bagian pergelangan tangan sebelah kiri, siku, bahu kanan, bagian bawah ketiak kanan, 2 luka tusuk pada bagian leher sebelah kiri dan bagian perut serta 3 luka lebam pada bagian pipi kanan, dahi, dan hidung,” ujarnya.

Kata Arief, saat ini pihaknya masih mendalami kasus tersebut dengan melakukan penyelidikan serta memeriksa saksi guna mengungkap pelaku.

“Kami akan melakukan penyelidikan lebih lanjut dan akan memproses pelaku dengan hukum yang sesuai atas perbuatannya. Kami juga akan meningkatkan keamanan di seputaran Kota Dekai guna mengantisipasi adanya tindakan seperti demikian,” tegasnya.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Partai Demokrat se-Papua Tengah Jaring Bakal Calon Kepala Daerah Jelang Pilkada...

0
Grace Ludiana Boikawai, kepala Bappiluda Partai Demokrat provinsi Papua Tengah, menambahkan, informasi teknis lainnya akan disampaikan panitia dan pengurus partai Demokrat di sekretariat pendaftaran masing-masing tingkatan.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.