BeritaPolhukamUpaya Bebaskan Pilot Susi Air Hingga ke Lanny Jaya

Upaya Bebaskan Pilot Susi Air Hingga ke Lanny Jaya

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Upaya pencarian terhadap Phillips Mark Mehrtens, pilot Susi Air, yang disandera kelompok Egianus Kogeya di distrik Paro, kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa, 7 Januari 2023, terus digencarkan aparat keamanan dibantu berbagai pihak.

Kombes Pol Faizal Ramadhani, kepala Operasi Damai Cartenz 2023, mengatakan, pihaknya melakukan pencarian pilot berkebangsaan New Zealand itu tidak hanya di wilayah kabupaten Nduga.

“Selain di kabupaten Nduga, kita sekarang sudah perluas pencariannya di kabupaten tetangga yakni Lanny Jaya,” kata Faizal kepada wartawan, Senin (6/3/2023).

Faizal Ramadhani beralasan mengapa pencariannya hingga harus ke kabupaten Lanny Jaya.

“Kan ada info kalau KKB sedang keluar tinggalkan Nduga. Ya, carinya ke sana lagi. Mudah-mudahan kita bisa mendapat titik persembunyian kelompok KKB ini,” bebernya.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

Dengan upaya yang tengah dilakukan, pihaknya berharap pilot tersebut bisa dibebaskan dengan aman dari tawanan kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogeya.

Kata Faizal, dalam upaya pencarian tersebut melibatkan berbagai pihak. Termasuk tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, serta pemerintah daerah.

“Kita minta bantuan dari semua pihak supaya mereka yang berusaha mendekati, bisa negosiasi dengan kelompok KKB.”

Faizal akui sejauh ini upanya belum berhasil. Pencarian untuk bebaskan pilot asing itu akan terus dilakukan tanpa batas waktu.

“Pencarian dan pembebasan pilot ini akan kita lanjutkan sampai berhasil,” imbuhnya.

Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri menyatakan upaya pencarian tersebut melibatkan personil gabungan Polri dan TNI.

Dalam penerapannya di lapangan, kata Kapolda, tetap memperhitungkan berbagai resiko yang rentan terhadap masyarakat sipil karena kelompok penyandera kerap berbaur di kampung-kampung. Artinya, tidak dengan operasi militer dalam upaya menyelamatkan kapten Phillips.

Baca Juga:  Situasi Paniai Sejak Jasad Danramil Agadide Ditemukan

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan tim gabungan terus melakukan upaya pencarian. Hanya saja, belum dibeberkan secara rinci perkembangannya.

“Tim gabungan dari Operasi Damai Cartenz sedang melakukan pencarian terhadap pilot yang sedang disandera oleh KKB. Perkembangan dan bagaimana hasilnya nanti kami akan informasikan,” kata Kapolri saat konferensi pers bersama presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (7/2/2023)

Pada Selasa (14/2/2023) lalu, Faizal memimpin langsung kegiatan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembakaran pesawat Susi Air di lapter Paro.

Sebelumnya diberitakan media ini, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB – OPM) pimpinan Egianus Kogeya menyandera seorang pilot berkebangsaan Selandia Baru di runway lapangan terbang Paro, Nduga, Selasa (7/1/2023).

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

Penyanderaan dilakukan setelah pasukan Kodap III Derakma Ndugama bakar sebuah pesawat Susi Air yang mengangkut beberapa orang asal distrik Paro.

Beberapa hari sesudahnya, sejumlah foto dan video pembakaran pesawat Pilatus Porter milik maskapai Susi Air dan penyanderaan pilot itu dirilisnya melalui media sosial.

Dalam beberapa video itu Egianus Kogeya sendiri bicara dengan tegas tujuan dari tindakannya, membakar pesawat dan menyandera pilot.

Egianus juga berprinsip keras, tidak akan bebaskan sang pilot sebelum tuntutannya direspons.

Terakhir, Egianus bahkan ancam akan tembak tim negosiator yang konon akan segera menemuinya dalam rangka membebaskan pilot Susi Air itu.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.