Tanah PapuaLa PagoPemkab Lanny Jaya Diingatkan Segera Realisasikan Bantuan Studi Akhir

Pemkab Lanny Jaya Diingatkan Segera Realisasikan Bantuan Studi Akhir

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Himpunan Mahasiswa Pelajar Lanny Jaya (HMPLJ) kota studi Jayapura mengingatkan pemerintah daerah tak lupa dengan bantuan penyelesaian studi akhir sesuai data yang diserahkan beberapa waktu lalu.

Redi Wenda, ketua HMPLJ kota studi Jayapura, mengatakan, mahasiswa asal kabupaten Lanny Jaya yang sedang mengenyam studi terbanyak di Jayapura. Jumlahnya mencapai ratusan orang. Selain di Universitas Cenderawasih (Uncen), sebagian besar tengah kuliah di sejumlah perguruan tinggi swasta yang ada di ibu kota provinsi Papua ini.

“Mahasiswa asal kabupaten Lanny Jaya tersebar di berbagai kota studi di seluruh Indonesia. Tetapi yang paling banyak itu ada di kota studi Jayapura,” kata Redi Wenda kepada suarapapua.com, Jumat (10/3/2023).

Di kota studi Jayapura, kata Wenda, mahasiswa studi akhir di semester genap ini berjumlah 251 orang. Data-datanya telah dikirim ke Pemkab Lanny Jaya.

Baca Juga:  Puskesmas, Jembatan dan Kantor Lapter Distrik Talambo Rusak Dihantam Longsor

“Data mahasiswa Lanny Jaya yang ada di semester akhir sudah kami kirim ke pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan. Data mahasiswa studi akhir tahun akademik 2022 sebanyak 133 orang, dan bertambah lagi di tahun ini menjadi 118 orang. Jadi, total 251 mahasiswa yang studi akhir,” jelasnya.

Wenda juga menyinggung data penerima bantuan studi berjalan dialihkan ke studi akhir.

“Karena data yang kami kirim 133 mahasiswa studi akhir pada tahun 2022 itu semua dialihkan studi berjalan, maka tahun ini kami input ulang berdasarkan prosedur organisasi dengan memenuhi semua persyaratan yang telah dikumpulkan dan layak mendapat bantuan studi akhir,” tutur Redi.

Baca Juga:  Badan Pelayan Baru Jemaat Gereja Baptis Subaga Wamena Terbentuk

Dengan itu, dinas terkait diminta cepat realisasikan sesuai dengan data yang telah dikirim pengurus HMPLJ.

“Pihak dinas segera verifikasi untuk realisasikan. Anggota saya yang sedang tugas akhir sebanyak 251 orang di tahun ini. Mereka harus susun skripsi, yudisium dan wisuda, sehingga kami harap agar tidak ada yang ketinggalan. Semua harus mendapatkan bantuan studi akhir pada tahun ini,” ujarnya.

Hal itu menurut Redi, bagian dari program Lanny Jaya Cerdas. Karena itulah instansi yang menangani program Lanny Jaya Cerdas memprioritaskan kebutuhan mahasiswa studi akhir.

Redi juga mengapresiasi kebijakan pemerintah daerah terhadap tiga program unggulan, yakni Lanny Jaya sehat, cerdas, dan mandiri. Masyarakat Beam hingga Kwiyawage merasakan manfaat dari kebijakan pemerintah daerah dengan tiga program itu.

Baca Juga:  Vince Tebay, Perempuan Mee Pertama Raih Gelar Profesor

Inanius Kogoya, mahasiswa program studi Arsitektur di USTJ Jayapura, mengatakan, bantuan studi akhir merupakan realisasi dari program Lanny Jaya Cerdas. Hanya saja hingga kini bantuan tersebut belum diterima mahasiswa angkatan 2017.

“Dari kami mahasiswa studi akhir angkatan 2017, katanya ada yang sudah dapat, kalau saya belum terima. Ini kami sangat butuh bantuan karena lagi susun skripsi dan yudisium,” kata Kogoya.

Dengan data-data yang dikirim pengurus HMPLJ lengkap dengan semua persyaratan dari masing-masing mahasiswa studi akhir, ia berharap realisasinya dipercepat.

“Pemerintah daerah bersama Dinas Pendidikan tolong secepatnya ada jawaban karena dalam bulan ini kami sangat butuh bantuan tugas akhir,” tandas mahasiswa Lanny Jaya asal distrik Dimba itu.

Pewarta: CR-01
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo Belum Seriusi Kebutuhan Penerangan di Kota Dekai

0
“Pemerintah kita gagal dalam mengatasi layanan penerangan di Dekai. Yang kedua itu pendidikan, dan sumber air dari PDAM. Hal-hal mendasar yang seharusnya diutamakan oleh pemerintah, tetapi dari pemimpin ke pemimpin termasuk bupati yang hari ini juga agenda utama masuk dalam visi dan misi itu tidak dilakukan,” kata Elius Pase.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.