ArtikelKemerdekaan Holistik bagi Bangsa Papua adalah Kehendak Tuhan

Kemerdekaan Holistik bagi Bangsa Papua adalah Kehendak Tuhan

Oleh: Selpius Bobii*
)* Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)

Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki tubuh, jiwa dan roh.

Tubuh adalah unsur lahiriah manusia, unsur daging yang dapat dilihat, didengar, disentuh, dan sebagainya.

Jiwa adalah unsur batiniah manusia yang tidak dapat dilihat. Jiwa manusia meliputi beberapa unsur, pikiran, emosi (perasaan) dan kehendak. Dengan pikirannya, manusia dapat berpikir. Dengan perasaannya, manusia dapat mengasihi, dan dengan kehendaknya, manusia dapat memilih.

Roh adalah prinsip kehidupan manusia. Roh adalah nafas yang dihembuskan oleh Allah ke dalam diri manusia dan kembali kepada Allah, kesatuan spiritual dalam manusia. Roh adalah sifat alami manusia yang ‘immaterial’  yang memungkinkan manusia berkomunikasi dengan Allah, yang juga adalah Roh.

Manusia adalah gambaran atau rupa Allah yang kelihatan di bumi yang diberi tanggungjawab untuk memelihara, melindungi, dan memanfaatkan segala ciptaan-Nya dengan bijaksana.

Manusia memiliki kodrat kudus, suci dan mulia, sedangkan pada Allah memiliki kodrat maha kudus, maha suci, dan maha mulia.

Kodrat kekudusan, kesucian dan kemuliaan manusia dinodai akibat kejatuhan manusia pertama (Adam dan Hawa) di dalam dosa (melanggar perintah Allah) yaitu memakan buah yang dilarang oleh Allah. Inilah pemberontakan manusia pertama terhadap Allah. Akibat satu orang (Adam lama) berbuat dosa, maka keturunannya pun terikat oleh dosa awal, dan itulah dosa warisan. Setiap kali kita berbuat dosa, kita menambah kotor kodrat asali yang kudus, suci, dan mulia itu.

Baca Juga:  Mempersoalkan Transmigrasi di Tanah Papua

Untuk membawa manusia kepada kodrat yang asali (kudus, suci dan mulia), maka Allah mengutus Yesus ke dunia ini sebagai ‘Adam Baru’ yang bertindak sebagai penebus dosa umat manusia atau pendamai antara manusia dengan Allah.

Tuhan Yesus sudah bayar lunas segala dosa umat manusia melalui peristiwa sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Syarat mutlak yang musti dilakukan oleh umat manusia yaitu bertobat (lahir baru di dalam Tuhan) dan percaya pada Injil, serta menjadi pelaku Firman Kebenaran, karena iman tanpa perbuatan pada hakikatnya mati.

Pada hakikatnya kemerdekaan (kebebasan) adalah hak mutlak yang melekat pada segala makhluk ciptaan Tuhan. Setiap makhluk memiliki kebebasan untuk hidup dan berkembang biak. Segala sikap dan perbuatan manusia yang bertentangan dengan hukum Allah adalah tindakan melawan Allah. Melanggar hukum Allah berarti dosa. Dan dosa adalah maut, yaitu kematian kekal dalam api neraka.

Dalam konteks perjuangan bangsa Papua, kemerdekaan yang sedang diperjuangkan untuk diakui secara de jure oleh negara negara di dunia adalah mutlak. Karena masyarakat pribumi pada hakikatnya memiliki hak mutlak untuk menentukan nasib masa depan bangsanya. Apalagi hak kemerdekaan itu dijamin oleh mukadimah UUD 1945 dalam paragraf pertama yang berbunyi: “bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri keadilan”. Juga dijamin oleh Deklarasi Umum HAM oleh PBB, serta kovenan kovenan Internasional PBB lainnya.

Baca Juga:  Apa Makna ‘Harga Diri’ Sebagai Individu dan Sebagai Bangsa?

Perjuangan bangsa Papua bukan untuk merongrong kedaulatan NKRI, tetapi kita bangsa Papua berjuang untuk menegakkan kembali kemerdekaan bangsa Papua yang telah dinyatakan pada 19 Oktober 1961, yang diumumkan dalam upacara resmi pada 1 Desember 1961. Namun demi kepentingan politik dan ekonomi semata, bangsa Papua dianeksasi ke dalam NKRI yang diawali dengan maklumat Tri Komando Rakyat (Trikora) dan traktat perjanjian 15 Agustus 1962 di New York, Amerika Serikat.

Hingga sampai detik ini kebanyakan orang Papua belum memahami kehendak Tuhan yang harus dilakukan dalam perjuangan ini, sehingga kebanyakan orang Papua menutup mata berjuang dengan kehendaknya hanya untuk pembebasan bangsa Papua secara politik. Padahal kemerdekaan bangsa Papua yang dikehendaki oleh Tuhan adalah kemerdekaan holistik yaitu kemerdekaan jasmani – politik (merdeka dari tirani penjajahan) dan kemerdekaan rohani (merdeka dari tirani dosa).

Visi Tuhan bagi masa depan bangsa Papua sudah banyak dipublikasi, baik secara lisan dan tulisan oleh orang tertentu dari pihak Papua dan pihak lain dari luar, tetapi banyak orang Papua tidak menangkap visi Tuhan itu, bahkan ada yang menolaknya. Walaupun demikian, rencana, ketetapan dan janji Tuhan adalah ya dan amin, maka apapun rencana manusia di dunia akan terus gagal. Dan rencana Tuhan yang sedang diwujudkan di atas Tanah Papua dari pulau Gad Sorong sampai Samarai PNG.

Untuk itu, marilah kita mengikuti dan melaksanakan apa yang Tuhan kehendaki agar Tanah dan Bangsa Papua segera dipulihkan indah pada waktu-Nya. Kehendak Tuhan yang harus dilaksanakan oleh bangsa Papua adalah:

Baca Juga:  Konser Sean Rii Tidak Sekadar Menghibur, Tetapi Melawan Arus Musik Ciri Khas

Pertama: Pertobatan (setiap kita harus lahir baru di dalam Tuhan);

Kedua: Perdamaian (berdamai dengan diri, berdamai dengan sesama, berdamai dengan leluhur, berdamai dengan alam lingkungan dan berdamai dengan Tuhan);

Ketiga: Persatuan di dalam kehendak Tuhan, bukan persatuan di dalam kehendak manusia. Tuhan hendak memulihkan dari pulau Gad Sorong sampai Samarai PNG, maka persatuan dalam perjuangan ini yang mesti dibangun adalah persatuan Gad Sorong sampai Samarai PNG.

Atas kehendak dan perintah Tuhan, kami JDRP2 telah nyatakan “Deklarasi pemulihan bangsa Papua lahir baru di dalam Tuhan”. Deklarasi ini sebagai dasar hukum berdirinya “Kerajaan Transisi Papua” pada 1 Desember 2020 pada jam 12 siang di aula Asrama Tunas Harapan Jayapura, sekaligus meluncurkan ‘Road Map Papua’ dalam buku berjudul “Bergulat Menuju Tanah Suci Papua”.

Mari kita konsolidasi dan rekonsiliasi bersatu kawal rencana dan kehendak Tuhan ini, agar Tanah Air dan Bangsa Papua segera dipulihkan Tuhan indah pada waktu-Nya.

Ada tertulis:

??Amsal 16:9 “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhan-lah yang menentukan arah langkahnya”.

?? Lukas 18:27 Kata Yesus: “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah”.

?? Roma 8:31 “… Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?”

?? Wahyu 13:9 “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

Atas pertolongan Tuhan, Papua pasti bisa!.

Jayapura, 21 April 2023

Terkini

Populer Minggu Ini:

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.