SORONG, SUARAPAPUA.com — Menyikapi pro kontra terhadap pembentukan Ikatan Keluarga Besar Maybrat di kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Willem Assem, ketua panitia musyawarah besar (Mubes) suku Aifat di kabupaten Sorong mengajak semua pihak harus saling menghargai dan menghormati keputusan setiap suku.
Menurutnya, semua orang memiliki hak yang sama untuk membentuk organisasi atau lembaga, tetapi sangat penting untuk saling menghormati dan menghargai.
“Saat ini saya ditunjuk sebagai ketua panitia Mubes suku Aifat di kabupaten Sorong dan sedang mengadakan konsolidasi untuk persiapan Mubes suku Aifat pada September nanti dan dipastikan seluruh masyarakat Aifat yang memiliki KTP kabupaten Sorong akan terlibat langsung,” jelasnya kepada suarapapua.com di Sorong, Jumat (4/8/2023).
Saat ditanya soal pembentukan ikatan keluarga besar Maybrat di kabupaten Sorong, Willem tegaskan tetap pada prinsip suku Aifat akan memilih kepala suku pada saat Mubes nanti. Berbicara Maybrat berarti menyangkut tiga suku besar, yakni Ayamaru, Aifat, dan Aitinyo.
“Yang jelas kami suku Aifat akan memilih kepala suku pada saat Mubes nanti. Pembentukan ikatan keluarga besar Maybrat itu akan menuai konflik horizontal diantara ketiga suku karena tidak semua suku terlibat dalam tahapan rencana hingga pembentukan panitia pelantikan. Contohnya kami suku Aifat, tidak diinformasikan juga. Jadi, lebih baik itu batalkan saja,” ujarnya.
Tanpa keterlibatan para tokoh suku Aifat dalam proses tahapan awal hingga pembentukan panitia pelantikan, lanjut Assem, akan memicu konflik di kemudian hari, apalagi saat ini para tokoh suku Aifat telah menolak ikatan tersebut.
“Setiap suku punya lembaga dan tokohnya. Jadi, sangat penting kita saling menghargai dan menghormati. Prosesnya ini yang bikin para tokoh Aifat kecewa dan menolak ikatan itu,” tegas Willem.
Simon Tubur, perwakilan pemuda Aifat, menduga kegiatan tersebut hanya untuk mengamankan kepentingan oknum tertentu pada ajang politik 2024. Alasannya karena para tokoh Aifat tidak pernah dilibatkan, lantas kepentingan siapa dibalik ini?.
“Para tokoh adat, agama, masyarakat suku Aifat tidak terlibat, berarti tidak menutup kemungkinan ini kepentingan oknum untuk mencari simpati masyarakat pada Pemilu 2024,” ujar Simon. []