TIOM, SUARAPAPUA.com — Kantor bupati kabupaten Lanny Jaya yang terletak di Tiom dipalang sekelompok orang, Senin (20/11/2023) pagi. Aksi pemalangan diduga kuat ada hubungannya dengan kehadiran Petrus Wakerkwa, SE, M.Si sebagai pelaksana harian (Plh) bupati Lanny Jaya.
Nius Kogoya, tokoh pendiri kabupaten Lanny Jaya, menegaskan, pemalangan dilakukan karena melihat misi awal belum diwujudkan selama ini. Menurutnya, dasar perjuangannya dengan rasa cinta, damai dan demi kebaikan bagi masyarakat Lanny Jaya.
“Misi awal perjuangkan kabupaten ini agar bisa membawa kesejahteraan dan pembangunan untuk kepentingan semua orang dengan tidak membeda-bedakan. Mulai dari Beam sampai Kwiyawage harus rasakan manfaatnya. Dan perlu saling memaafkan supaya semua bergandengan tangan membangun Lanny Jaya,” ujar Nius.
Kehadiran kabupaten Lanny Jaya menurutnya seturut semangat pelayanan para misionaris yang lebih dulu membuka daerah ini.
“Lanny Jaya kota Injil. Kuasa Tuhan sudah nyata di daerah ini. Tuhan Maha Agung telah urapi dari sejak awal mula. Jadi, siapapun jangan bikin rusak Lanny Jaya,” tegasnya.
Kogoya mengaku banyak hal belum terealisasi hingga kesejahteraan masyarakat belum terjawab.
“Contohnya air bersih dan listrik belum ada. Itu kebutuhan utama masyarakat. Terus untuk pegawai juga tidak ada rumah, hanya kantor dinas saja. Beberapa pejabat daerah punya rumahnya di Wamena, Jayapura, Jakarta. Berarti itu bukan anak Lanny Jaya. Dia benci Lanny Jaya,” ujar Kogoya.
Sebagai tim pejuang pemekaran kabupaten Lanny Jaya merasa terbeban melihat banyak ketidakberesan selama ini. Karenanya, sebelum terjadi apa-apa, Kogoya tegaskan, hal-hal tersebut harus segera diselesaikan.
Nius mengaku tak akan kompromi. Kantor bupati Lanny Jaya dipalangnya selama satu minggu hingga ada jawaban dari Menteri Dalam Negeri dan pemerintah provinsi Papua Pegunungan.
“Dari Mendagri dan gubernur kalau belum ada jawaban, saya akan lanjut palang selama satu bulan,” ujar Nius.
Pantauan suarapapua.com, selain gerbang kantor bupati Lanny Jaya dipalang sejak pagi sekira pukul 05.00 WIT, dalam orasinya dikemukakan sejumlah aspirasi. Juga, dipajang sebuah spanduk berukuran sedang berisi belasan pernyataan sikap. []