BeritaPKK Papua Programkan Gerakan Tanam Cabai Lima Batang Satu Rumah di 2024

PKK Papua Programkan Gerakan Tanam Cabai Lima Batang Satu Rumah di 2024

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com—  Tim Penggerak PKK Papua segera mencanangkan program gerakkan menanam cabai untuk pengendalian inflasi di wilayah Bumi Cenderawasih. Setiap rumah nantinya diharapkan menanam minimal lima batang (pohon) cabai.

Pj Ketua TP PKK Papua Linda Onibala mengatakan gerakan tanam cabai ini bakal dimulai pada Januari 2024.

Katanya, kegiatan tersebut akan menjadi salah satu agenda unggulan TP PKK Papua, disamping 10 program pokok organisasi pemberdayaan keluarga.

Baca Juga:  KPU Tambrauw Resmi Tutup Pleno Tingkat Kabupaten

“Kami nanti didukung juga oleh dinas pertanian provinsi untuk penyediaan bibit tetapi juga PKK kabupaten dan kota untuk suksesnya program pengendalian inflasi ini di kabupaten dan kota,” jelas Linda dalam pernyataan resminya pada, Jumat (1/12/2023).

Sementara terkait program menekan angka stunting, Linda mengatakan telah membagikan 2.700 paket perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sembilan kabupaten dan kota se – Papua.

Baca Juga:  Pertamina Pastikan Stok Avtur Tersedia Selama Arus Balik Lebaran 2024

Termasuk ratusan timbangan bayi dan injak serta paket sembako untuk janda, lansia dan anak yatim piatu.

Ia juga memastikan program tersebut akan berlanjut di 2024, bersama program dasawisma PKK.

“Tapi di Januari 2024 kita akan evaluasi dulu program penanganan stunting [tahun 2023]. Kami akan lihat [seperti apa] capaian program percepatan penanganan stunting PKK di daerah Papua,” pungkasnya.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.