Freeport, Jantung Papua

0
2479

Oleh: Lady Deborah)*

Kabupaten Mimika merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Papua, beribu kota di Timika, terletak antara 134031’- 138031’ Bujur Timur dan 4060’-5 018’ Lintang Selatan. Memiliki luas wilayah 19.592 km2 atau 4,75 persen dari luas wilayah Provinsi  Papua. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)  jumlah penduduk Kabupaten Mimika sebesar 215.493 jiwa.

Sumber pendapatan utama Kabupaten Mimika adalah dari Sektor  Pertambangan dan Penggalian, dimana di Kabupaten Mimika tepatnya di dataran tinggi Tembagapura  beroperasi  Tambang Emas  Grasberg yang dikelola oleh PT Freeport Indonesia (PTFI).

Freeport adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum). Freeport menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan perak. Freeport memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia. Tambang Emas  Grasberg merupakan tambang emas terbesar di Indonesia bahkan salah satu yang terbesar di dunia. Freeport mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1973.

Kontribusi Freeport untuk Pendapatan daerah Provinsi Papua khususnya Kabupaten Mimika sangatlah besar. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data Badan Pusat Statistik bahwa PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Mimika tahun 2018 sebesar 85.343,88 miliar rupiah, angka ini mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 74.445,27 miliar rupiah.

ads

Pada tahun 2018 PDRB Kabupaten Mimika memiliki distribusi sebesar 40,34 persen terhadap total PDRB Provinsi Papua, naik sekitar 1,07 persen dari tahun 2017.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Kategori Pertambangan dan Penggalian merupakan lapangan usaha dengan sumber pendapatan terbesar dibandingkan dengan 16 kategori lapangan usaha lainnya.

Berdasarkan data BPS,  PDRB  Kabupaten Mimika menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku kategori pertambangan dan penggalian mengalami kenaikan yang cukup fluktuatif dari tahun 2014 hingga 2018 dengan nilai berturut-turut 42.564,88 miliar rupiah, 45.294,17 miliar rupiah, 54.678,69 miliar rupiah, 63.071,97 miliar rupiah, dan 73.079,81 miliar rupiah.

Sementara Pertambangan dan Penggalian tahun 2018 memiliki distribusi sebesar 85 persen terhadap total PDRB Mimika berdasarkan lapangan usaha yaitu sebesar 85.343,88 miliar rupiah. Adapun PDRB Perkapita Mimika dari tahun 2014 hingga 2018 mengalami kenaikan, dengan nilai berturut-turut 252.509.984,37 rupiah, 268.986.190,59 rupiah, 315.981.759,90 rupiah, 353.805.463,82 rupiah, dan 396.040.126,62 rupiah.

PDRB perkapita kabupaten Mimika merupakan yang tertinggi bila dibandingkan dengan PDRB perkapita 28 Kabupaten/Kota lainnya di Provinsi Papua. Hingga saat ini struktur perekonomian Papua masih ditopang oleh sektor Pertambangan dan Penggalian.

Keberaaadan Freeport tidak hanya berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan daerah Kabupaten Mimika, namun Freeport telah menyerap banyak tenaga kerja.

Berdasarkan website Freeport diketahui bahwa total tenaga kerja saat ini adalah sebesar 30.000 tenaga kerja dan 25 persen  diantaranya merupakan penduduk asli Papua.

Berdasarkan jumlah tenaga kerja tersebut, tidak dapat dipungkiri keberadaan Freeport memiliki peranan penting sebagai sumber mata pencaharian untuk masyarakat Kabupaten Mimika dan sekitarnya. Dapat dikatakan pula Freeport merupakan Jantung Papua.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Sekilas Gunung Emas Grasberg

Grasberg merupakan gunung emas yang dikelola oleh PTFI, selama kurang lebih 30 tahun. Tambang Grasberg (open pit) akan berakhir masa tambangnya pada tahun 2019, karena kandungan tembaga dan emasnya sudah habis. PTFI akan beralih ke tambang bawah tanah (underground).

Presiden Direktur Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengatakan berdasarkan data 2018, Freeport memproduksi 6.065 ton konsentrat perhari. Konsentrat ini adalah pasir olahan dari batuan tambang (ore), yang mengandung tembaga, emas, dan perak.

Dalam data Freeport, setiap ton konsentrat 26,5 persen adalah tembaga, lalu setiap ton konsentrat mengandung 39,34 gram emas. Kemudian dalam setiap ton konsentrat mengandung 70,37 gram perak.

“Jadi kami produksi 240 kg lebih emas per hari dari Papua,” kata Tony di Gresik.

Namun emas ini berada dalam konsentrat, atau pasir hasil olah batu tambang. Freeport saat ini memiliki tambang tembaga dan emas bawah tanah terbesar di dunia yang terus dikembangkan.

Tingginya konsentrat tambang yang dihasilkan oleh Freeport, menjadikan Nilai Ekspor Menurut Kawasan dan Golongan Barang Provinsi Papua tahun 2018 tertinggi pada kategori Pertambangan dan Penggalian.

Berdasarkan data BPS, tahun 2018 nilai ekspor Papua adalah sebesar US$3.856,46 juta yang terdiri atas ekspor Konsentrat Tembaga (HS26) senilai US$3.758,07 juta (97,45 persen); golongan Kayu dan Barang dari Kayu (HS44) senilai US$90,38 juta (2,34 persen); golongan Pesawat Udara dan Suku Cadangnya (HS88) senilai US$40 ; dan golongan barang lainnya senilai US$8,01 juta (0,21 persen).

Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Adapun kawasan yang menjadi tujuan ekspor konsentrat Tembaga tersebut adalah kawasan Asia, Eropa, dan Oseania.

Tidak hanya kontribusi terhadap nilai ekspor namun diketahui juga berdasarkan Laporan Lembar fakta Inalum memaparkan sejak 1992 hingga 2017, Freeport telah memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pajak, royalti, dividen dan pungutan lainnya sebesar US$17,3 miliar.

Pada September 2018 diketahui bahwa pemerintah Indonesia telah menguasi 51,23 persen saham Freeport (divestasi). Rincian kepemilikan saham 51,23 persen tersebut, terdiri dari 41,23 persen untuk Inalum dan 10 persen untuk Pemerintah Daerah Papua.

Dengan memiliki mayoritas saham Freeport oleh pemerintah Indonesia, diharapkan memberikan dampak positif yaitu kelangsungan operasi Freeport dan aspek sosial, ekonomi di Papua, pendapatan meningkat, serta terciptanya lapangan pekerjaan yang lebih banyak dengan rencana pembangunan smelter, serta adanya transfer teknologi pertambangan.

Pada masa yang akan datang Indonesia diharapkan mampu menguasai dan mengelola secara mandiri baik dari segi sumber daya manusia, modal, maupun penggunaan teknologi terhadap keberadaan sektor pertambangan dan penggalian, sehingga hasilnya dapat digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

)* Penulis adalah mahasiswi Politeknik Statistik STIS, Jakarta

Referensi :

  1. https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/22/142513326/pembayar-pajak-terbesar-freeport-sumbang-penerimaan-negara-172-miliar-dollar
  2. https://www.cnbcindonesia.com/news/20190826111518-4-94566/wow-setiap-hari-freeport-hasilkan-240-kg-emas-dari-papua
  3. https://tirto.id/kepemilikan-saham-direksi-freeport-indonesia-usai-divestasi-dcqF
  4. https://ptfi.co.id/
  5. https://papua.bps.go.id/
  6. https://mimikakab.bps.go.id/

Artikel sebelumnyaKeluarga Minta Sidang Tersangka Dilakukan di Wamena
Artikel berikutnyaMersi F. Waromi: Penegak Hukum Harus Hargai Hak Tersangka