JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa asal Intan Jaya yang ada di kota studi Jayapura mengaku belum menerima bantuan pendidikan maupun bantuan covid-19 dari pemerintah daerah.
Hal itu dikatakan Yustinus Agimbau, Ketua Badan Pengurus Ikatan Pelajar Mahasiswa Intan Jaya Jayapura (IPMI-J) kepada suarapapua.com tidak lama ini.
“Saya sudah pastikan info bantuan di setiap kota studi dari pemerintah Intan Jaya yang ada di Indonesia tapi sampai saat ini, pemerintah belum memberikan bantuan apapun padahal saat ini kami mahasiswa sangat membutuhkan bantuan bama maupun fianansial,” katanya.
Agimbau minta keseriusan pemerintah daerah dalam penangani kebutuhan hidup mahasiswa di tengah wabah covid-19. Dirinya telah melakukan apa yang diminta Pemkab namun realisasi dari Pemkab belum direalisasikan sehingga ia harap bantuan itu cepat disalurkan.
“Kami diminta mendata mahasiswa untuk bantuan pendidikan oleh kabag Kesra dan data untuk bantuan covid-19 yang diminta kaka Yoakim sehingga telah kami ajukan data 215 mahasiswa namun sampai saat ini kami belum menerima bantuan pendidikan maupun covid-19,” ungkapnya.
Ia mengaku bingung dengan kendala yang dihadapi pemerintah, sebab bantuan itu seharusnya cepat disalurkan apalagi ditengah wabah covid-19 ini.
“Bupati sudah nyatakan bantuan akan disalurkan 5-6 hari kedepan ketika pelantikan ketua DPRD definitif hari itu di Nabire tapi, sekarang sudah masuk dua minggu jadi demi kemanusiaan mohon untuk segera dilakukan penyaluran bantuan pendidikan maupun bantuan covid-19, jangan tunggu ada korban kelaparan baru pemerintah buka mata,” tegasnya.
Meski demikian, Agimbau juga mengaku untuk dana pembayaran kontrakan sudah diterima dan telah dilunaskan.
Selain itu, Kianus Bagau ketua asrama mahasiswa Buper mengaku belum ada bantuan covi-19 Pemkab Intan Jaya.
“Kami dengar pemerintah Intan Jaya alokasikan dana besar untuk penanganan covid-19, tapi sampai detik ini belum ada. Kami terus desak pemerintah untuk bantu kami bama maupun uang untuk bertahan hidup,” harapnya.
Bagau menjelaskan bahwa sejak lockdown mahasiswa telah melakukan karantina mandiri di asrama namun ketika bama yang ada yang habis kami sudah berantakan lagi.
“Kami sudah tidak terima tamu dan tinggal saja di asrama karena virus corona saat itu sebab kami sudah dapat bantuan dari DPRP kaka Apniel dan bapa Thomas dan juga mama Sisca Abugau serta bupati Puncak Willem Wandik tapi bama itu semua sudah habis karena setelah kami terima di asrama Buper harus bagi lagi di enam titik yaitu kontrakan, asrama dan gubuk yang ada disini,” tuturnya.
Pewarta: SP-CR16
Editor: Arnold Belau