Tanah PapuaDomberaiInsiden Wamena Diduga Pengalihan Perhatian Terkait Sandera Pilot, JDP: Harus Diinvestigasi!

Insiden Wamena Diduga Pengalihan Perhatian Terkait Sandera Pilot, JDP: Harus Diinvestigasi!

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Jaringan Damai Papua (JDP) menduga bahwa kasus Wamena yang merenggut 9 nyawa masyarakat sipil yang terjadi pada 23 Februari 2023 adalah merupakan upaya pengalihan perhatian terkait penyanderaan pilot Philips Mark Mehrtens di Nduga.

“Sebagai Juru Bicara (Jubir) Jaringan Damai Papua (JDP), saya melihat bahwa kasus Wamena ini diduga keras merupakan suatu upaya pengalihan perhatian dari situasi penyanderaan pilot Philip Mark Mehrtens asal Selandia Baru di distrik Paro, Nduga,” kata Yan Christian Warinusi, Jubir JDP melalui pesan elektronik kepada suarapapua.com, Sabtu (25/2/2023).

Dimana ia menjelaskan bahwa dengan menggunakan isu penculikan anak, yang sesungguhnya sudah pernah memakan korban seorang perempuan dengan gangguan mental “dihakimi” hingga dibakar hidup-hidup di kota Sorong, Provinsi Papua Barat belum lama ini.

Baca Juga:  AMAN Sorong Malamoi Gelar Musdat III di Wonosobo

“Artinya bahwa isu penculikan anak ini belum ada bukti yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Karena belum ada perkara yang bergulir setelah terduga pelakunya ditangkap dan diproses hukum hingga diperhadapkan di muka pengadilan.”

Sementara pada saat ini, perhatian dunia juga diarahkan pada nasib eks pilot maskapai Susi Air asal Selandia Baru tersebut. Buktinya, Selandia Baru sendiri melalui perwakilan tetapnya di Jakarta telah mengirim 3 orang staf diplomatiknya untuk berada dan memantau proses negosiasi bagi pembebasan Mehrtens tersebut.

“JDP menduga keras ada oknum tidak bertanggung jawab yang telah memainkan isu penculikan anak untuk menyulut emosi warga sipil yang berujung bentrok hingga aparat kepolisian bertindak secara melawan protapnya, sehingga mengakibatkan korban tewas berjumlah 9 orang dan 18 lainnya luka-luka,” jelasnya.

Baca Juga:  20 Tahun Menanti, Suku Moi Siap Rebut Kursi Wali Kota Sorong

Oleh sebab itu ia mendesak agar “tindakan aparat kepolisian seharusnya diinvestigasi oleh pihak independen seperti Komnas HAM RI atau Presiden Joko Widodo dapat membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengungkap secara tuntas tragedi Wamena yang kedua kalinya terjadi ini setelah 2019 lalu.”

Sementara, pembebasan pilot Philip Mark Mehrtens menurut JDP mesti tetap diletakkan pada prinsip kerja damai tanpa mengerahkan anasir-anasir kekerasan oleh TNI dan Polri. Karena keselamatan pilot berkebangsaan asing tersebut adalah utama dan pertama.

JDP sebagai fasilitator yang senantiasa mengedepankan jalan damai dalam menyelesaikan konflik sosial politik di tanah Papua. Juga dalam hal ini pihanya menemukan fakta bahwa kelompok penyandera dari TPNPB di bawah pimpinan Egianus Kogoya telah menyatakan jelas tujuan mereka menyandera warga negara asing tersebut.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

“Sehingga pesannya sudah tersampaikan, karena itu jalan dialog menurut JDP semestinya menjadi pilihan utama dalam mendorong pembebasan pilot Mehrtens dan menurunkan ekskalasi konflik bersenjata di tanah Papua demi Papua Tanah Damai,” pungkasnya.

Sebelumya, sembilan jenazah warga sipil yang meninggal tertembak dalam peristiwa yang terjadi pada 23 Februari 2023 di Wamena, Papua Pegunungan telah dimakamkan, Sabtu (25/2/2023) sore.

Jenazah –jenazah para korban itu dimakamkan di Pemakaman Umum Wamena di Sinakma, Kabupaten Jayawijaya.

 

Pewarta: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

LBH Papua Soroti Penangkapan Pelajar dan Interogasi Guru Akibat Mencoret Pakaian...

0
Kapolri segera perintahkan Kapolda Papua agar mendidik anak buahnya untuk tidak menggunakan stigma bendera Bintang Kejora sebagai dasar tindak kriminalisasi maupun melegalkan tindakan pelanggaran hukum terhadap pelajar maupun warga masyarakat Papua.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.