Pray For West Papua

0
10091

Oleh :  Mrs. Lorine Tevi – 2016

Patient and forgiving God, from the depth of our being we cry to you lord God and confess our human failures and weakness in ignoring the truth, being indifferent and being complacent about West Papua’s struggle for freedom for the last fifty years.

All Embracing and loving God, we pray that you continue to comfort the families, relatives and communities of the thousands of West Papua sisters and brothers who have died in the struggle.  Comfort those who have been injured, impaired displaced.

Passionate God, we pray for our leaders in Melanesian and in the Pacific region. May they be moved inspire by your spirit to make decisions that are accordance with your wisdom and understanding and to persevere for the freedom of all our peoples.

Unrelenting empowering God, we particularly pray to you in intervene and enable political freedom and self-determination and restore human dignity and integrity in their own land, your creation. May the teachings of your Son Jesus Chris and the empowerment of your Holy Spirit accompany us and permeate all that we do to remember the West Papua people in prayer for their political freedom and their right to choose a future of their own. Lord, mat we all continue to worship you daily as we act justly, love tenderly and walk humbly with you.

ads
Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Amen.        

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia

Doa Untuk Papua Barat

Sabar dalam pengampunan. Dari lubuk hati kami yang paling dalam, kami sedang menangis kepada-Mu, ya Tuhan, atas kegagalan manusia dan kelemahan kami untuk megabaikan kebenaran yang terjadi. Kami juga merasa acuh tak acuh dan cepat puas tentang perjuangan untuk mendapatkan kebebasan bagi West Papua setelah lima puluh tahun berlalu.

Baca Juga:  Kunjungan Paus ke PNG Ditunda Hingga September 2024

Dengan kasih sayang-Mu Tuhan, kami terus berdoa kepada-Mu supaya Engkau terus memberikan penghiburan kepada keluarga, sanak-saudara serta seluruh rakyat Papua Barat yang saudari-saudarinya meninggal dalam perjuangan. Engkau juga memberikan penghiburan kepada siapa saja yang telah dianiaya, disakiti, dilemahkan maupun yang dipindahkan dari tempat asalnya.

Berikanlah semangat Tuhan. Kami juga berdoa untuk pemimpin kami di Melanesia dan kawasan Pasific supaya dengan spirit dari Engaku sehingga mereka mengambil suatu keputusan sesuai dengan kebijaksanaan dan pemahaman-Mu untuk tetap membebaskan rakyat kita.

Dan terus menerus tanpa henti Engaku berikan kuasa-Mu. Khususnya kami berdoa kepadaMu untuk mengintervensi untuk dapat memungkinkan kebebasan politik dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua Barat serta memulihkan martabat mereka di tanah mereka sendiri sebagai ciptaanMu. Izinkanlah kekuatan anakMu Yesus Kristus dengan kekuatan Roh Kudus mengantar kami untuk mengingat rakyat Papua Barat dalam doa untuk kebebasan politik and penentuan masa depan mereka ditempat mereka sendiri. Ya Tuhan, kami semua terus menyembahMu setiap hari dengan tindakan sewajarnya dengan kasih dan rendah hati dari Engkau Tuhan.

Baca Juga:  Berlakukan Operasi Habema, ULMWP: Militerisme di Papua Barat Bukan Solusi

Amin.

Doa dalam bentuk puisi untuk West Papua (Papua Barat) ini ditulis oleh Mrs. Lorina Tevi. Ia adalah seorang aktivis kemanusiaan Pasifik –Melanesia asal Fiji yang terus menyuarakan kebebasan bagi bangsa Melanesia yang ada dalam kukungan penindasan.

Puisi ini pernah dibacakan di Melanesia Church (Gereja Melanesia) di Vanuatu belum lama ini. Saat ia membackan doa dalam bentuk puisi ini, semua jemaat yang hadir tak kuasa menahan air mata, ketika mendengarnya.

Pada tahun 2016, salah satu media di bawah Methodist Church in Fiji atau Gereja Methodist Fiji di Suva, Fiji yang bernama Nai Tabe pada edisi ke VIII bulan Agustus 2016 merilis puisi ini dengan judul asli A Prayer For West Papua yang bertepatan dengan konferensi tahunan gereja terbesar di Fiji tersebut.

Pewarta: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaPemkab Dogiyai Siap Salurkan Bama Untuk Warga Korban Banjir
Artikel berikutnyaMelindo: Politik Melanesiasi Diri dan Diplomasi Indonesia