Kisah Lagu Natal Pertama di Dunia

1
4857

Oleh: Yan Christian Warinussy)*

Di dalam buku nyanyian rohani yang syairnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, atau dahulunya disebut bahasa Melayu oleh Domine Isaac Semuel Kijne, lagu Malam Kudus ada pada nomor 31 dan terdiri dari 3 (tiga) ayat.

Ayat pertama selengkapnya sebagai berikut: “Malam Kudus, sunyi senyap, bintangmu gemerlap. Juru slamat manusia ada datang di dunia. Kristus Anak Daud, Kristus Anak Daud.”

Tahukah anda, kapan lagu Malam Kudus (bahasa Inggris : Silent Night), tersebut pertama kalinya digubah dan dinyanyikan?

Alkisah, menjelang saat perayaan Natal di Obendorf, Salzburg, Austria pada tahun 1818, Joseph Mohr, seorang pastor telah menuliskan syair lagu Malam Kudus (Stille Nacht) yang pertama sekali.

ads

Mohr yang semasa mudanya pernah menyanyi di Gereja Katedral di kota kelahirannya itu, kemudian membawa teks syair lagu Malam Kudus (Stille Nacht/Silent Night) tersebut ke Gereja untuk ditunjukkan kepada si pemain organ bernama Franciscus Xaverius Gruber.

Baca Juga:  Mengenang Willem Kiryar, Personel Mambesak Pencipta Lagu ‘Mu Man Minggil’

Kebetulan saat itu, organ di Gereja Obendorf tersebut sedang rusak, tapi Gruber tak kehilangan Akal. Lalu diambilnya sebuah guitar miliknya dan dipetiknya beberapa melodi untuk syair lagu Malam Kudus tersebut, maka jadilah lagu Malam Kudus versi yang pertama kalinya pada Desember 1818 tersebut.

Kemudian Pastor Joseph Mohr tampil membawakan lagu Malam Kudus (Silent Night/Stille Nacht) dengan diiringi petikan guitar dari sang pianis Fransiscus Xaverius Gruber, pada Malam Natal 24 Desember 1818 tersebut.

Semua jemaat yang hadir dalam ibadah Malam Natal tersebut sangat terkesn dengan syair lagu Malam Kudus tersebut. Bahkan ada diantara mereka yang sempat minta kepada Pastor Mohr dan Gruber untuk mencatat teks syair lagu tersebut bersama melodinya.

Baca Juga:  Freeport Raih Tamasya Award 2024 Atas Komitmen Terhadap Pendidikan Berkualitas di Papua

Sebulan kemudian datang tukang servis organ bernama Mauracher, yang berasal dari wilayah Tirol, di bagian Selatan Austria. Mauracher sempat mendengar Gruber memainkan melodi instrumen dari lagu Malam Kudus tersebut, setelah organ Gereja Obendorf selesai diperbaikinya.

Mauracher juga meminta untuk menyalin teks syair lagu tersebut dan membawanya ke kota asalnya untuk dinyanyikan juga.

Sekelompok Padua suara anak dari kota asal Mauracher kemudian beberapa kali menyanyikan dan memperkenalkan lagu Malam Kudus tersebut di seluruh Austria dan Jerman.

Baca Juga:  Gedung Gereja Baru GKI Harapan Abepura Diresmikan

Sekarang tahun 2016, lagu Malam Kudus (Silent Night/Stille Nacht) sudah berusia 198 Tahun. Pastor Mohr sebagai penggubah syairnya, dan Gruber sebagai pencipta melodinya telah tiada. Namun karya mereka tetap senantiasa abadi hingga kini dan bahkan selamanya, karena tidak pernah lapuk termakan perubahan waktu dan jaman.

Lagu Malam Kudus tersebut kini sudah diterjemahkan ke dalam 140 bahasa di dunia, termasuk dalam bahasa Indonesia.

Pada tahun 2011, oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO), lagu Malam Kudus (Silent Night/Stille Nacht) karya Joseph Mohr dan Fransiscus Xaverius Gruber tersebut dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda.

 

)*Penulis adalah direktur Eksekutif LP3BH Manokwari, Papua Barat

Artikel sebelumnyaMemaknai Natal 2016, BEM Stikom Muhammadiyah Jayapura Ajak Kasihi Sesama
Artikel berikutnyaBupati Yahukimo: Tahun Depan Pesawat Boeing Akan Mendarat di Bandara Nop Goliat