JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ratusan calon mahasiswa asal Kabupaten Dogiyai yang telah mengikuti seleksi program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) tahun 2017, tak satupun lulus. Hal ini mengundang kekecewaan berbagai pihak, karena sudah merugikan anak-anak negeri mengenyam pendidikan tinggi.
Drg. Yohanes Tebai, pemerhati pendidikan dari Kabupaten Dogiyai, menyesalkan ketidakseriusan para pihak yang bertanggungjawab terhadap hasil seleksi calon mahasiswa program ADik dari Dogiyai.
Tebai menyampaikan keluhan itu langsung kepada Dr. Didin Wahidin, Direktur Kemahasiswaan Ditjenbelmawa Dikti, di ruang kerjanya kantor Kemenristek dan Dikti, Gedung D Lantai IV, Jakarta, Senin (10/7/2017) lalu.
Kepada Didin, Tebai membeberkan fakta bahwa beberapa waktu lalu para calon mahasiswa asal Dogiyai telah mengikuti proses seleksi sesuai ketentuan yang diberlakukan secara nasional.
“Tetapi, kenapa anak-anak asal Kabupaten Dogiyai tidak ada satupun yang lulus? Kami sangat kecewa dengan hal ini. Maka, saya datang untuk sampaikan aspirasi sekaligus minta klarifikasi dari pihak kementerian,” tuturnya.
Tebai berharap ada penjelasan mengapa pada tahun ini tidak ada anak Dogiyai yang diterima dalam program ADik seperti halnya pada tahun 2015 lalu.
Didin merasa kaget mendengar ada kabupaten yang peserta seleksi ADik tahun ini tidak lolos, apakah persoalannya memang karena semua tidak memenuhi kriteria akademik ataukah persoalan administrasi.
Meski belum dapat dipastikan letak persoalannya, Didin menjelaskan, jika kesalahan administrasi bisa saja terjadi saat pengiriman dari koordinator kota pelaksana ke koordinator wilayah atau barangkali tercecer saat penginputan data.
“Kalau karena itu, maka saya akan memerintahkan kepada tim untuk segera mengecek ke provinsi dan kabupaten,” kata mantan Rektor Uninus Bandung ini.
Jikapun nanti data peserta seleksi program ADik tahun 2017 berhasil ditemukan, kata Didin, mereka belum tentu akan diakomodir. Ini karena batas pembuatan kebijakan sudah lewat.
“Waktunya lewat, sehingga nanti diakomodir tahun depan. Yang jelas, saya akan komunikasi dan koordinasi ke atasan untuk melihat masalah ini,” ujar Didin.
Pewarta: CR-3/SP
Editor: Arnold Belau