Tanah PapuaMeepagoSeorang Balita dan Nenek Tewas Terbakar dalam Rumah di Paniai

Seorang Balita dan Nenek Tewas Terbakar dalam Rumah di Paniai

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Kebakaran rumah kembali terjadi di kota Enarotali, Kabupaten Paniai. Kali ini akibat kelalaian seorang ibu rumah tangga dengan lilin yang dipasang untuk menerangi rumahnya. Akibatnya anak perempuannya (3) dan nenek (65), mama dari ibu rumah tangga ini, ludes terbakar api.

Musibah mengenaskan ini terjadi Kamis (3/4/2018) malam, pukul 21.00 WIT, di Kampung Bapouda, Enarotali, Kabupaten Paniai.

Menurut keterangan korban, Mama Yuliana Tekege, kepada media ini, rumahnya terbakar dari lilin yang dipasang di ruang tengah dalam rumah yang terbakar tersebut.

katanya, heran bisa demikian karena lilin yang dipasang baru. Kira-kira 15 menit.

Baca Juga:  Hasil Temu Perempuan Pembela HAM dan Pejuang Lingkungan Bersama WALHI Nasional

“Jadi mungkin jatuh dari tempatnya setelah ditabrak tikus. Karena tikus di rumah juga banyak,” ungkapnya ketika ditemui suarapapua.com, Senin (7/5/2018).

Saat itu, dirinya lagi tengah menyusui bayi kembar yang baru dilahirkan 3 bulan lalu di kamarnya.

“Saya kaget ketika ada asap masuk ke kamar. Saya lihat api sudah sangat besar. saya langsung gendong dua anak bayi ini, lalu gendong lagi satu anak. Setelah amankan mereka di luar, saya masuk lagi untuk amankan dua anak yang masih tidur dan mama saya, tapi cuman satu anak yang berhasil saya amankan karena dia tidur dekat pintu. Itupun karena saya tarik dia punya kaki. Kalau anak yang satu tidak bisa karena jauh dari jangkauan tangan saya,” jelasnya menceritakan kejadian mengenaskan tersebut sambil menangis.

Baca Juga:  Hilang 17 Hari, Anggota Panwaslu Mimika Timur Jauh Ditemukan di Potowaiburu

Lanjut dia, “Untuk mama saya, kamar dia sudah ditutupi api jadi saya tidak bisa bikin apa-apa. Saya akhirnya pasrahkan anak perempuan yang bungsu dengan mama saya terbakar,” jelas dia.

Bersamaan, ayah dari korban, Oto Gobai, mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena ketika itu ia berada di Nabire.

“Saya di Nabire waktu itu. Saya naik malamnya setelah istri telpon bilang rumah kami terbakar,” kata dia.

Baca Juga:  PTFI Bina Pengusaha Muda Papua Melalui Papuan Bridge Program

Dia mengaku, pasrah dengan musibah tersebut. “Namanya juga musibah. Kita tidak tahu kapan terjadi. Saya pasrah saja,” ungkap dia.

Kerugian yang dialami, selain kehilangan nenek (mama dari istri Oto Gobai) dan anak yang perempuan bungsu, katanya, dirinya  kehilangan beberapa arsip berharga seperti ijazah, kartu keluarga, akte lahir dan arsip pendukung lainnya.

Pewarta: Stevanus Yogi

Editor: Arnold Belau

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.