BeritaPresiden Jokowi Diminta Segera Selesaikan Masalah di Tanah Papua

Presiden Jokowi Diminta Segera Selesaikan Masalah di Tanah Papua

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinusi mendesak Presiden Republik Indonesia Ir.H.Joko Widodo untuk segera “turun gunung” mengambil langkah tegas dan terukur dalam menyelesaiakan konflik sosial politik, rasialis dan diskriminatif di Tanah Papua dewasa ini.

Ia mengatakan, kehadiran seorang Kepala Negara seperti Jokowi sangat urgen dan mendesak diperlukan saat ini. Karena konflik saat ini sudah mengarah ke pertikaian horisontal antara Papua dan non-Papua di Jayapura dan sekitarnya.

Menurutnya, kehadiran personil TNI dan Polri yang telah diamanatkan lebih mengambil langkah-langkah persuasif dikuatirkan akan makin memberi nuansa “pembiaran” terjadinya konflik horisontal antar etnis yang terindikasi kuat hendak “menghindari” sorotan dunia internasional atas terjadinya bencana kemanusiaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia di bumi Cenderawasih akhir-akhir ini.

Baca Juga:  57 Tahun Freeport Indonesia Berkarya

Baca juga: Ribuan Orang West Papua Duduki Kantor Gubernur Setelah Kerusuhan

Sehingga katanya, memudahkan bagi “pengerahan” isu kriminalitas dalam konflik pasca aksi damai yang telah berakhir anarkis di minggu terakhir Agustus 2019 tersebut.

“Sebagai salah seorang Advokat dan Pembela HAM di Tanah Papua, saya mendesak Presiden Jokowi segera memanggil dan bertemu Gubernur Papua dan Papua Barat bersama Majelis Rakyat Papua di Tanah Papua dalam minggu ini.

Pertemuan ini hanya dengan Presiden sendiri dan Presiden Jokowi dapat mendengar suara rakyat Papua secara langsung dan mengambil langkah awal demi menghentikan aksi lanjutan soal rasis dan diskriminasi yang kental berbuntut tuntutan politik penentuan nasib sendiri dan referendum tersebut,” kata Warinussi melalui pesan elektronik ke redaksi suarapapua.com, Minggu (1/9/2019).

Baca Juga:  Hujan di Sorong, Ruas Jalan dan Pemukiman Warga Tergenang Air

Ia lalu mengatakan, kiranya pertemuan tersebut dapat menjadi ajang yang damai dan demokratis bagi Jokowi selaku Kepala Negara untuk memulai langkah perundingan atau dialog yang imparsial serta transparan dalam mencari – menemukan akar soal konflik di Tanah Papua dan berusaha menemukan cara penyelesaiannya secara damai, demokratis dan adil ke depan.

Baca juga: Wiranto Klaim Papua Kondusif, Pengamat: Papua Tidak Kondusif

Hal serupa disampaikan Marinus Yaung, pengamat politik dari Papua bahwa, Papua ini ibarat Bara dalam Sekam. Sekam itu membara terus karena sumber apinya belum dipadamkan.

Baca Juga:  Masyarakat Tolak Pj Bupati Tambrauw Maju Dalam Pilkada 2024

Ia menegaskan situasi di Papua, terutama di Kota Jayapura sedang tidak kondusif. Selain Kota Jayapura, kata dia, Deiyai dan beberapa daerah di Papua juga tidak aman pasca demo rasisme terhadap mahasiswa Papua.

“Sekarang ini pak Wiranto harus bisa menenangkan segala-galanya. Terutama menenangkan warga migran di Papua. Warga migran di Papua ini harus ditenangkan. Jangan bikin gerakan tambahan perpanjang konflik. Papua ini korban. Menjadi korban dalam waktu yang cukup lama. Mereka sudah menahan diri diperlakukan tidak adil, diperlakukan dengan kekerasan bertahun-tahun,” tegasnya sebagaimana respon Yaung atas peryataan Menkopolhukam bahwa suasana di Papua dan Papua Barat sudah kondusif.

Pewarta : Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

HRM Melaporkan Terjadi Pengungsian Internal di Paniai

0
Pengungsian internal baru-baru ini dilaporkan dari desa Komopai, Iyobada, Tegougi, Pasir Putih, Keneugi, dan Iteuwo. Para pengungsi mencari perlindungan di kota Madi dan Enarotali. Beberapa pengungsi dilaporkan pergi ke kabupaten tetangga yakni, Dogiyai, Deiyai, dan Nabire.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.