PANIAI, SUARAPAPUA.com — Komite Solidaritas Kemanusiaan (Kosoke) Kabupaten Paniai membatalkan dilakukannya aksi demo damai kemanusiaan pada, Kamis 26 September 2019.
Hal itu disampaikan Selly Tebai, Ketua Kosoke kepada suarapapua.com pada, Jumat (27/9/2019) bukan karena takut kepada aparat keamanan TNI dan Polri, melainkan hendak menjaga psikologi masyarakat Paniai yang telah terganggu baru-baru ini.
“Kami Kosoke tegas mau bilang, kami tidak lakukan aksi pada hari Kamis, bukan karena takut tentara dan polisi. Tidak sama sekali, tetapi hanya menjaga psikologi masyarakat Paniai dari gangguan militer baru-baru ini,” kata Ketua Kosoke, Selly Tebai di Enarotali.
“Mereka (Bupati, DPRD dan aparat keamanan) buat pertemuan tertutup malam-malam, dua hari sebelum aksi. Besoknya mereka jalan pakai mobil dan toa himbau ke masyarakat, tidak ada aksi. Padahal kami sudah bagi selebaran. Akhirnya mereka berhasil ganggu psikologi masyarakat supaya jadi takut,” ucapnya.
Baca juga: Seorang Pelajar SMA di Paniai Ditemukan Tewas
Alasan lain katanya, karena adanya isu provokasi yang mengatakan mereka adalah pihak yang mau mengacaukan situasi keamanan daerah dan mau korbankan rakyat Paniai.
“Adanya isu provokasi bahwa kami telah dibayar oknum tertentu untuk korbankan rakyat sipil. Isu ini juga bikin masyarakat jadi sangat takut,” sambungnya.
Selain itu pembatalan ini dilakukan karena FKUB Kabupaten Paniai ikut terlibat menyetujui bahwa aksi tersebut tidak boleh dilakukan.
“Ini yang parah, padahal kami harap mereka ini ada di pihak kami, tapi mereka diam-diam juga ikut menyetujui supaya tidak ada aksi di Paniai.
Menurut pembacaan sikon kami, dari cara mereka ini, mereka hendak mau ciptakan konflik horizontal. Itu juga menjadi alasan kami,” tambah Jhon Agapa, Sekertaris Kosoke Paniai.
Baca juga: Benny Giyai: Pemerintah dan Aparat Jangan Alihkan Masalah Rasis ke Politik
Jhon katakan, sikap dan tindakan yang dilakukan bertujuan hendak mematikan ruang demokrasi di Paniai. Untuk itu, tegasnya, pihaknya mengutuk hal tersebut.
“Dan kami harap supaya seluruh masyarakat Paniai tidak terprovokasi dengan apapun isu yang telah dibangun.”
Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Elisa Sekenyap