Papuansphoto Ajak Mahasiswa Magang Praktik Memotret di Pasar Youtefa

0
1232

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Sembilan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (Stikom) Muhammadiyah Jayapura yang sedang magang di kantor redaksi Suara Papua, turun ke pasar Youtefa, Abepura, Selasa (5/11/2019) siang, untuk praktik foto jurnalistik.

Sehari sebelumnya, mahasiswa Jurnalistik itu dibekali materi dan teori tentang fotografi oleh Whens Tebay, koordinator komunitas Papuansphoto.

Agus Pabika, pengurus Papuansphoto mengatakan, praktik memotret tersebut dilakukan mahasiswa magang setelah mendapat materi fotografi.

“Kami dari komunitas membagi pengalaman teknik mengambil gambar dan cara komunikasi kepada orang untuk memotret. Karena sebelumnya mereka dibekali dengan materi,” jelasnya.

Papuansphoto menurut Agus, turut mendampingi langsung setelah para mahasiswa magang sepakat tempat dan waktu hunting dengan pertimbangan praktik langsung akan lebih paham terhadap teori tentang teknik foto yang baik.

ads

“Dengan cara begini kami berharap orang Papua bisa berkarya, dan hasil fotografi berguna bagi banyak pihak,” imbuhnya.

Baca Juga:  Hindari Jatuhnya Korban, JDP Minta Jokowi Keluarkan Perpres Penyelesaian Konflik di Tanah Papua

Whens Tebay bersama Markus You, Redaktur Pelaksana Suara Papua, usai mendampingi sesi praktik foto jurnalistik di Pasar Youtefa, menjelaskan, kegiatan ini sangat penting karena tak sebatas memenuhi kebutuhan mahasiswa magang, tetapi lebih dari itu mereka bisa tertarik dengan fotografi.

Praktik fotografi ini, kata Markus, kegiatan ketiga setelah dua kali praktik meliput berita dan wawancara narasumber.

“Selain sejumlah materi yang relevan dengan disiplin ilmu dari sembilan mahasiswa magang, kami juga ajak mereka melakukan liputan sebanyak dua kali. Hasil liputan mereka sudah terbit di suarapapua.com,” jelasnya.

Whens Tebay merasa senang berbagi pengalaman tentang fotografi dan menjelaskan hadirnya komunitas Papuansphoto sebagai tempat belajarnya anak-anak Papua.

“Saya senang sekali karena ini satu kepercayaan dari Suara Papua untuk membagikan ilmu kepada mahasiswa magang. Apa yang kami bagikan ini gratis, dan siapapun yang mau belajar bisa bergabung dan kita akan belajar sama-sama,” tutur Whens.

Baca Juga:  Seruan dan Himbauan ULMWP, Markus Haluk: Tidak Benar!

Ia juga mengapresiasi sembilan mahasiswa magang yang tampak antusias untuk belajar foto jurnalistik meski hanya mengandalkan kamera handphone dan kamera pocket.

Kata kunci, imbuh Whens, terus menerus belajar serta pemilihan angle dan momen yang tepat akan berpengaruh besar dalam karya jepretan.

Delapan mahasiswa magang mengungkapkan beberapa situasi yang dihadapi sebelum dan selama hunting di Pasar Youtefa. Aron Pahabol, misalnya, mengaku ia bersama dua temannya dari kelompok II, Ayub Lengka dan Akeni Balingga, ditolak oleh penjual untuk memotret.

“Kita dibagi tiga kelompok. Satu kelompok terdiri dari tiga orang. Jadi, dari kelompok kami, sempat dilarang oleh penjual. Saat itu saya merasa gugup,” kata pria asal Yahukimo ini.

Situasi sama dialami enam mahasiswa dari kelompok I: Hesanus Balingga, Yulianus Yeimo, Daud Pigai. Dan, kelompok III: Agustinus Yumai, Agustinus Walilo, Apinus Tabuni.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

Meski saat hendak melakukan pemotretan mereka mengalami kendala lantaran dimarahi oleh pedagang yang menjadi objek foto, itu tak menyurutkan semangat untuk membidik beberapa situasi lain di Pasar Youtefa.

“Kami masuk ke pasar pada jam 10, terus saat mau ambil gambar, kami dilarang. Terpaksa kami ke tempat lain, tetapi sama juga. Kami dilarang untuk ambil gambar,” cerita Ayub.

Pilihan terakhir, mereka menuju ke penjual lain. Tetapi ditolak juga meski sudah minta izin untuk foto situasi jualannya.

“Sebenarnya kami sudah komunikasi, kami bilang bahwa kami mahasiswa magang dari Stikom. Tetapi pedagang tidak mau. Ini satu pelajaran berharga bagi saya. Satu pengalaman yang amat berkesan,” tuturnya.

Pewarta: Ardi Bayage
Editor: Markus You

Artikel sebelumnyaPenjajahan adalah Akar, Rasisme adalah Imbasnya (Bagian 1)
Artikel berikutnyaSejak Dibuka, Posko Ko MaSi Papua Sudah Terima 20 Aduan