SDN Gopouya, Berkelas VI dengan Tiga Ruang Kelas

0
1276

DOGIYAI, SUARAPAPUA.com— Sekolah Dasar Negeri  (SDN) Gopouya di Distrik Mapia, Kabupaten Dogiyai, berkelas enam, terletak di pinggir Jalan Trans Nabire-Illaga. Berada sekitar 7 KM dari Kigamani, Ibukota Kabupaten Dogiyai. SD ini sejak tahun 2008 hingga saat ini masih menggunakan 3 ruang kelas untuk enam kelasnya.

“Satu kelas dibagi dua. Memang cukup terganggu, tapi mau bagimana lagi,” ungkap Dorsea Dogomo, kepala sekolah SDN Gopouya saat ditemui suarapapua.com belum lama ini.

Kekayaan sekolah ini hanya dua gedung yang masing-masing punya dua ruangan. Tanah tempat SD ini berdiri masih belum jelas kepemilikannya. Perumahan guru tidak ada. Satu gedung berdua ruang dibangun Pemerintah Kabupaten Nabire pada tahun 2006. Satu gedung berdua ruang lain dibangun pada tahun 2008 oleh Pemerintah Kabupaten Dogiyai.

Baca Juga:  Hilang 17 Hari, Anggota Panwaslu Mimika Timur Jauh Ditemukan di Potowaiburu

Dorsea menjelaskan, karena ruangan terbatas, dalam satu ruangan ada dua kelas. Kelas satu dua dalam satu ruangan. Kelas tiga empat dalam satu ruangan. Kelas lima enam dalam satu ruangan lain. Satu ruang yang tersisa menjadi ruang guru.

Ada empat guru berstatus PNS di SD ini. Menurut Dorsea, untuk menjalankan sekolah ini, tenaga guru yang ada sudah cukup untuk menjalankan KBM. Namun ia mengeluhkan soal rumah tempat tinggal beberapa guru yang jauh.

ads

“Kebetulan karena rumah pribadi saya cukup besar, jadi saya bagi kamar saja. Ada kamar untuk saya dan keluarga, juga ada kamar masing-masing untuk guru-guru honor yang mau menginap karena jauh. Kamar tamu, dapur dan kamar mandi kami pakai sama-sama. Sudah lama kami begitu, karena kalau mereka pulang, jauh,” jelas Dorsea.

Baca Juga:  Empat Jurnalis di Nabire Dihadang Hingga Dikeroyok Polisi Saat Liput Aksi Demo

Dorsea mengaku belum mencukupi semua kebutuhan untuk menjalankan kurikulum K-13 yang baru.

“Terutama buku, dan guru-guru  disini juga sebetulnya kurang memahami bagaimana menjalankan kurikulum K-13 ini,” lanjutnya.

Dikatakan, Ia pernah mengadakan rapat bersama para guru dan menjelaskan niatnya membangun gedung sekolah baru secara swadaya. Setelah merinci, segera dewan guru menyadari bahwa daya yang dimiliki sekolah untuk berswadaya terbatas.

“Hanya Gereja Katolik Ekagokunu yang bersedia bersama kami bangun gedung sekolah, akhirnya niat ini tidak pernah dilanjutkan,” terangnya.

“Kami sudah berusaha selama ini, komunikasi, bicara, tapi kami sampai saat ini belum dapat tambahan ruang kelas. Padahal ini sekolah negeri,” katanya.

Sementara itu, Menahem Kobepa, guru tetap SDN Gopouya juga mengungkapkan hal senada dengan Ibu Dorsea. Ia berharap bantuan pemerintah daerah untuk menambah ruangan sekolah.

Baca Juga:  Freeport Indonesia Dukung Pengentasan Penyakit TB di Kabupaten Mimika

“Minimal tiga ruang kelas lagi agar masing-masing kelas mendapatkan ruangannya sendiri,” katanya.

Kobepa, ketika ditanya mengapa mau mengabdi di Gopouya, dia mengaku  merasa terpanggil untuk mengabdi di sini, mendidik anak-anaknya di sekolah ini.

“Kami mempertahankan SDN Gopouya dalam semua keterbatasan sampai saat ini karena cinta anak-anak. Kalau kami tidak mengajar, menyerah karena fasilitas, anak-anak ini terlantar,” kata Kobepa.

Selain itu, Kepala Distrik Mapia, Yohanes Butu, saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan akan mendorong komunikasi dengan pihak-pihak terkait, khususnya Dinas Pendiidkan Kabupaten Dogiyai.

“Tahun depan, untuk pendidikan, kami akan dorong supaya SDN Gopouya punya gedung sekolah,” urainya singkat.

Pewarta: Bastian Tebai

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaIni yang akan Dilakukan KNPI Dogiyai Periode 2019 – 2022
Artikel berikutnyaLari ke Hutan Karena Takut, Satu Warga Kampung Kulapa Meninggal