Pribadi Marselino Kudiai Dimata Para Aktivis Muda Papua

0
1383

PANIAI, SUARAPAPUA.com — Marselino Kudiai, pendiri sekaligus ketua pers mahasiswa (Persma) Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, Papua, yang meninggal pada  Minggu, 5 Januari 2020, di Paniai, kepergiannya meninggalkan duka terdalam bagi para aktivis muda Papua.

Bagi mereka, Marselino Kudiai adalah pribadi yang energik, pintar dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.

Alex Giyai, pimpinan komunitas sastra Papua (Ko’sapa), mengatakan hal tersebut terlihat ketika Marselino berinisiatif membentuk (mendirikan) pers mahasiswa di kampusnya, Uncen, tahun 2017.

“Saya dan kawan-kawan bertemu dia tahun 2015 ketika datang kuliah. Dia selain aktif di kampus, dia juga aktif diluar di berbagai organisasi kemahasiswaan yang ada. Tahun 2017, dia lalu berinisiatif mendirikan pers mahasiswa di kampusnya. Dan kemudian dia jadi ketua hingga sekarang meninggal,” kata Alex kepada suarapapua.com di Enarotali, Kamis (9/1/2020).

Selain itu, lanjut Giyai, Marselino yang biasa disapa Inno juga bersama beberapa kawan-kawannya mendirikan sebuah wadah bernama forum literasi meeuwodide.

ads
Baca Juga:  Perda Pengakuan dan Perlindungan MHA di PBD Belum Diterapkan

“Dia anggota juga di komunitas sastra Papua (Ko’sapa) yang saya pimpin. Jadi pribadi dia yang saya kenal, selain energik dan pintar, rasa ingin tahunya sangat besar. Dia selalu ingin mencoba buat sesuatu yang baru, yang dapat bermanfaat untuk orang banyak, khususnya tuk orang Papua,” terangnya.

Sehingga menurut pengurus gerakan Papua mengajar (GPM) dan pengurus PapuansPhoto ini, kepergian Inno terlalu cepat.

“Ya, karena ada banyak hal yang harus dia buat,” ucapnya.

Agus Kadepa, pendiri dan pemimpin Gerakan Papua Mengajar (GPM) berpendapat sama soal kepergian Inno. Kata Agus, Inno memiliki kepribadian ingin tahu yang sangat besar.

“Kenapa? Karena apa yang dia mau buat atau telah, selalu dia tanya. Saya salah satu dari kakak-kakak senior dia yang selalu dia tanya. Sehingga secara pribadi sangat bangga ketika dia dirikan pers mahasiswa di kampus Uncen, tempat dia kuliah. Dan itu akan selalu dikenang. Dia anak muda Papua yang sungguh luar biasa. Kepergian dia sangat tak disangka. Semangatnya akan kami lanjutkan,” terang Agus mengenang, kepada suarapapua.com, Kamis (9/1/2020), di Enarotali.

Baca Juga:  Heboh! Banyak Bangkai Babi di Mimika Dibuang ke Aliran Sungai

Abeth You, wartawan Jubi dan pemimpin media wagadei.com, juga mengutarakan Inno merupakan salah satu photografer anak muda Mee terbaik yang pernah ia kenal.

“Kalau jumpai karya foto-fotonya di laman Facebook PapuansPhoto, kwalitasnya sangat bagus semua. Kemudian tuk di media Wagadei yang saya pimpin, dia penyumbang foto terbanyak dan terbaik. Saya sangat kehilangan dia,” ucap Abeth, Kamis (9/1/2020), di Enarotali kepada suarapapua.com.

Sehingga menurut Abeth, kepergian Inno duka bagi para wartawan dan photografer.

Baca Juga:  Suku Abun Gelar RDP Siap Bertarung Dalam Pilkada 2024

“Dan tentu juga bagi seluruh rakyat Papua. Untuk itu, saya harap kita yang masih ada (hidup), mari bersatu buat hal-hal terobosan luar biasa seperti yang pernah dilakukan Inno semasa hidup,” imbuhnya berharap.

Seperti dimuat media ini sebelumnya, Marselino Kudiai meninggal pada Minggu 5 Januari 2020 di RSUD Madi, Paniai, pukul 09.00 malam waktu Papua, setelah menderita sakit lambung selama dua bulan lebih, yakni dari November 2019 hingga awal Januari 2020.

Pada hari Rabu (8/1/2020), ia telah di makamkan (kubur) di Bapouda, Enarotali, disamping rumahnya. Acara pemakaman dibawakan (pimpin) oleh Pastor Yance Yogi, didampingi Pastor Fransiskus Uti.

Marselino meninggal di usia sangat belia, 23 tahun. Ia kuliah di Universitas Cendrawasih (Uncen) Jayapura, Papua,  Fakultas Teknik, Jurusan Geologi, semester 8 (belum wisuda).

Pewarta: Stevanus Yogi

Editor: Arnold Belau

Artikel sebelumnyaMahasiswa Eksodus Minta MRP Tepati Janji
Artikel berikutnyaPemkot Sorong Diminta Sediakan Air Bersih di Perumahan Sosial