KOTA SORONG, SUARAPAPUA.com — Dunia tengah menghadapi virus corona. Indonesia, dan Tanah Papua juga tengah sibuk menghadapi virus corona. Tapi tidak dengan aparat Indonesia.
Dalam kurun waktu 15 – 23 April 2020, aparat kepolisian Indonesia sibuk tangkap warga, gerebek rumah warga, hancurkan rumah warga dan lakukan penyisiran di beberapa kampung yang ada di Kab. Maybrat, Papua Barat.
Adam Sory, Ketua Komite Nasional Papua Barat [KNPB] Maybrat melaporkan kepada suarapapua.com pada Sabtu (25/4/2020) bahwa aparat telah melakukan penggerebekan, penyisiran, penangkapan dan penganiayaan terhadap warga di beberapa kampung yang ada di Kab. Maybrat, Papua Barat.
Adam membeberkan, aparat yang ia lihat adalah polisi dan Brimob. Polisi dan Brimob dengan perlengkapan lengkap mulai didrom ke Maybrat pada 15 April 2020. Sedangkan TNI baru masuk untuk melakukan pendataan dari Koramil Kumerkek, Ibu Kota Kab. Maybrat pada 23 April setelah polisi dan Brimob keluar dari Maybrat menuju ke Kab. Sorong Selatan.
Kronologis Aparat Masuk di Maybrat
15 April
Aparat gabungan didrop gunakan 12 mobil Hilux dari Sorong ke kampung Aisa, distrik Aifat Timur sekitar pukul 03.35 WIT.
16 April
Aparat gabungan melanjutkan perjalanan menuju ke kampung Tikiemana dan Tiefromen, Distrik Aifat Timur Jauh, Kabupaten Maybrat.
Pada tanggal dan hari yang sama aparat gabungan melakukan penggerebekan Sekretariat KNPB sektor Tikiemana, Maybrat dan melakukan penyisiran di sekitar perumahan warga.
Karena adanya penggerebekan dan penyisiran tersebut, sebagian masyarakat lari ke hutan karena takut. Hingga kronologis ini dibuat, masyarakat sebagian belum pulang ke rumah di kampung.
17 April
Aparat gabungan melakukan penangkapan terhadap Kepala Kampung Tiefromen, Marthen Muuk dan Simon Sasior. Penangkapan dilakukan bersama Ferdinan Sasior. Namun Ferdinan berhasil melarikan diri dari tangan aparat.
Melihat Ferdinan melarikan diri, aparat mengeluarkan tembakan peringatan sebanyak tiga kali. Selanjtunya aparat melepaskan tembakan berturut-turut di sekitar kampung Tikiemana dan Tiefromen.
18 April
Aparat gabungan melakukan melakukan pengejaran terhadap masyarakat sipil di dua kampung yaitu Tikiemana dan Tiefromen. Dalam upaya pengejaran itu, aparat tiba di kampung Trans/Yahi. Aparat kemudian tinggal di rumah warga yang ada di kampung Trans/yahi. Lalu aparat dengan menggunakan lima mobil dari kampung Aisa kembali ke ibu kota Kumurkek, Maybrat. LIma mobil itu ke Kumurkek dengan tujuan untuk belanja makanan. Kemudia makanan dibawa ke beberapa titik di mana aparat tempati.
19 April
Penambahan pasukan dilakukan. Aparat yang ditambah diarahkan ke Ibu Kota Kab. Maybrat, Kumurkek dan menuju ke Kampung Aisa dengan mengunakan 5 buah mobil Hilux. Aparat menuju ke kampung Aisa dengan peralatan lengkap. Antara lain bama dan peralatan militer.
20 April
Aparat ditempatkan di beberapa titik. Antara lain Kampung Tikiemana, Tiefromen, Yahi/Trans, Pertegahan Ayata, Aisa dan Pertigaan distrik Aifat Timur Jauh.
Pada 20 April itu aparat menangkap Pontius Wakom. Pontius bekerja sebagai anggota Satpol PP di Kab. Maybrat. Penangkapan terhadap Pontius dilakukan dengan alasan pemeriksaan KTP.
21 April
Aparat gabungan melakukan sweeping darurat di kampung Sasior Nafe dan Sasior Frabuku, di Distrik Afat Timur. Dengan adanya sweeping darurat ini, masyarakat sipil ketakutan dan melarikan diri ke hutan. Penambahan pasukan dilakukan pada hari yang sama di di kampung Aisa.
22 April
Aparat gabungan melakukan penangakapan terhadap Ketua KNPB Sektor Siwa, Maybrat, Eko Lando Sakof pada pukul 09.00 WIT. Aparat lalu melumpuhkan kaki kiri dan kanan dengan pisau sangkur,tangannya diborgol dan jari-jarinya dikasi patah sampai dengan matanya diikat kaun dan ditutupi. anggota brimob bawa dia ke Jembatan Alam untuk buang di kali. Anggota brimob anak papua lalu bawa kembali (wakom).
Aisa – pos (kasi turun dia) buka lakban dan mulut, borgol di tangan dong buka, dia pusing2 di jalan, agak lama, stelah itu dia bangun dan bediri. paha dua ditikam, trus dia punya jari satu patah, dia punya tas, hp, flash. di atanya tanya ada tas kembalikan, hp dan flash. setelah itu mereka kasi tinggal dan kembalikan ke eko.
23 April
Aparat gabungan masuk dan menduduki kampung yaitu kampung Sasior Nafe dan Sasior Frabuku, distrik Aifat Timur.
Pada hari yang sama, belasan mobil Hilux dan satu mobil Fortuner ke kampung Kamat. Kampung Kamat ini adalah kampung dimana Kantor KNPB Maybrat berada. Aparat kemudian melakukan penggerebekan. Aparat kasi rusak rumah yang dijadikan sebagai sekretariat KNPB, bendera KNPB disita, WC sekretariat dikasi ruak, dan melakukan pemukulan terhadap ketua militan Abadur Mate. Pondok yang dindingnya ada gambar Bendera Bintang Fajar dirusak aparat.
Pada hari yang sama, aparat menangkap Yakobus Asem alias Fufuf. Sampai hari ini blm dikasih pulang. (Polres Sorsel)
Sedari kamung Kamat, aparat lalu menuju ke kampung Sorry. Di kampung Sorry aparat merusak dan menghancurkan rumah milik Yordan Kwen. Dari Kampung Sori, apara lalu menuju ke kampung Awet Maim.
Empat Orang Ditangkap
Adam Sory mengungkapkan bahwa dalam penggerebekan dang penyisiran yang terjadia pada 15 – 23 April kemarin, aparat telah menangkap empat orang warga. Empat orang tersebut, dua orang adalah kepala kampung, satu orang anggota Satpol PP di Kab. Maybrat dan satu orang lainnya adalah simpatisan KNPB.
Keempat orang tersebut adalah Pontius Wakom – Anggota Satpol PP Kab. Maybrat, Yakob Asem (simpatisan KNPB), Simon Sasior (Kepala Kampung) dan Marthen Muuk (Kepala Kampung). Keempat orang yang ini setelah ditangkap, aparat kemudian mengamankannya di Polres Sorong Selatan, Papua Barat.
Satu lagi pria bernama Ferdinan Sasior yang hendak ditangkap pada tanggal 17 April berhasil lolos dan melarikan diri.
Adam juga melaporkan bahwa ada satu bapak bernama Joni Aimau yang sedang dalam kondisi sakit masyarakat evakuasi ke hutan dalam kondisi kritis. Kemudian, kondisinya mekian parah. Sehingga pada 22 April lalu di bawah kembali ke kampung dan tidak tertolong. Bapa tersebut meninggal dunia.
“Bapak ini dievakusi ke hutan saat lari karena ada penyisiran. Lalu kondisi makin parah jadi masyarakat bawa kembali ke kampung. Lalu bapa tersebut meninggal. Jenazahnya telah dimakamkan pada 25 April hari ini [kemarin],” ungkapnya.
Yohanes Asem, Ketua Komisariat Media dan Propagnda KNPB Maybrat membenarkan informasi ini. Asem benarkan bahwa sampai saat ini sudah ada empat orang yang sudah ditangkap dan sedang ditahan di Polres Sorong Selatan. Yohanes juga bilang bahwa aparat juga menganiaya beberapa warga.
Kehadiran aparat di Maybrat juga menjadi pertanyaan KNPB. Sebab kondisi secara umum aman-aman dan tidak ada tindakan, tidak ada rencana dan kegiatan yang sedang dilakukan.
Yohanes mempertanyakan karena aparat menargetkan Sekertariat KNPB sektor maupun secretariat Wilayah di Maybrat.
Anggota DPRD Maybrat Membenarkan
Ketua Fraksi Partai Nasdem DPRD Maybrat, Yonas Yewen yang dihubungi Suara Papua pada sore ini juga membenarkan bahwa da kehadiran aparat di Maybrat.
Menurut Yewen, kehadiran aparat di sana adalah dengan tujuan untuk mengejar pelaku yang membunuh seorang anggota Brimob dari Polda Papua Barat yang menjadi keamanan pada sebuah perusahaan di Kab. Bintuni. Pada saat kejadian tersebut, pelaku membunuh anggota Brimob tersebut, lalu membawa senjata dan amunis lalu melarikan diri.
Masih menurut Yewen, pelaku yang membunuh anggota Brimob tersebut kemudia melarikan diri kea rah perbatasan Kab. Maybrat. Dengan melihat pelaku lari ke arah perbatasan Maybrat, aparat kemudian dikerahkan untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Meski tujuannya untuk mengejar pelaku yang membunuh anggota Brimob di Bintuni, Yewen mengakui bahwa aparat juga melakukan penyisiran, penangkapan, pengrusakan rumah dan intimidasi ke warga.
Selain itu, Yewen menambahkan, akibat dari kehadiran aparat di Maybrat tersebut, ditambah dengan penyisiran yang dilakukan, masyarakat kemudian takut dan melarikan diri ke hutan.
“Informasi itu benar. Ada warga yang saya dengar dapat tangkap. Ada penyisiran dan juga ada masyarakat yang mengungsi ke hutan. Itu benar,” terang Yewen.
Terkait hal ini, kata Yewen, DPRD Kab. Maybrat akan melakukan pertemuan pada besok, Senin 27 April 2020. Pertemuan tersebut akan membahas tentang bagaimana DPRD Maybrat mengambil langkah untuk menyikapi situasi yang ada.
Selain itu, Bupati Kab. Maybrat, Bernard Sagrim yang dihubungi suarapapua.com pada Sabtu malam dengan mengirim pesan via aplikasi WA, pesan singkat maupun telepon tidak direspon meskipun nomornya aktif.
Pada Minggu 26 April, Suara Papua kembali berupaya untuk melakukan konfirmasi kepada bupati Sagrim. Namun upaya tersebut gagal karena nomor kontaknya tidak sedang aktif.
Hingga berita ini diturunkan, dari sejumlah informasi yang dikumpulkan Suara Papua, masyarakat dari beberapa kampung di Maybrat telah mengungsi dan belum kembali ke Kampung.
Jurnalis Suara Papua, Arnold Belau turut berkontribusi dalam berita ini.
Pewarta: Maria Baru
Editor: Arnold Belau