Pandemi Covid-19 dan Penembakan di Tanah Papua

0
1501

Oleh: Theresia F. Tekege)*

Penyebaran virus Covid-19 (Corona) semakin meluas di dunia, termasuk Papua. Data virus Corona di seluruh dunia mencapai 2,5 juta orang, menurut catatan worldmeters pada Kamis, 22/4/2020 hingga Pukul 11:30 WIT.  Untuk Indonesia, dalam data laporan harian covid-19 22/04/2020 hingga Pukul 14:00 WIT, data kasus positif virus Corona mencapai 7.500 positif, 913 dinyatakan sembuh, 635 meninggal dunia. Sedangkan update data virus Corona  di Provinsi Papua (22/04/2020) sesuai laporan Juru bicara penanganan Covid-19, dr. Silwanu Sumule, kasus positif  virus Corona mencapai  119   kasus positif, 83 pasien dalam perawatan, 29  sembuh dan 7 meninggal dunia. Dengan demikian penyebaran virus corona di Papua setiap hari meningkat.

Virus Corona  adalah virus yang menyerang pada sistem pernapasan .  Virus ini menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai pada kematian.Virus Corona juga adalah jenis baru dari Corona virus yang menular ke manusia dan bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Pertama kali virus ini ditemukan di kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019 dan kini tersebar di seluruh dunia hingga memakan banyak korban.

Sampai saat ini, Papua masih  bergelut dengan berbagai macam persoalan yang tak kunjung usai. Salah satunya, di tengah ancaman virus Corona, kehidupan orang Papua terus diancam dan diteror oleh Pemerintah Indonesia ( TNI/Polri ) dengan semena-mena. TNI/Polri tanpa henti terus melakukan aksinya di Papua.

ads

Kini penembakan terhadap orang Papua di tengah ketakutan menghadapi virus Corona meningkat di beberapa daerah yakni Timika (Tembagapura), Mamberamo Raya dan Pegunungan Bintang. Di Kasonawejaya, Mamberamo Raya terjadi penembakan terhadap 3 anggota Polisi orang asli Papua yang meninggal , diduga dilakukan oleh anggota Satgas Pam Rahwan 755/20/3-kostarad (suarapapua.com Minggu, 12/04/2020).

Aksi penembakan pun terjadi di  jalan Trans Timika-Deiyai, dekat areal perkebunan kelapa sawit PT. Pal, Iwaka,Timika aparat juga melakukan  aksi penembakan terhadap tiga anak mudah Papua di Timika, yakni Melki Marek Maisini Joani, di tembak mati (suarapapua.com Rabu, 15/04/2020). Sedangkan dua lainnya, yakni Eden Armando Bebari dan Roni Wandik   tewas tertembak dalam oprasi satgas TNI  di mile 34, area PT. Freeport  Indonesia, Mimika, Papua pada Senin  13 April 2020.

Baca Juga:  Kura-Kura Digital

Selain itu pendropan TNI di Pegunungan Bintang pada tanggal 27-30 Maret 2020 dan  kontak senjata antara TNI dan TPNPB  di Distrik Serambakon, Pagunungan Bintang yang berakhir dengan penyisiran rumah warga di distrik Serambakon, Oksob dan Okaom. Dengan adanya peristiwa ini, masyarakat ketakutan dan  melarikan diri ke hutan , mengungsi dan melindungi diri  hingga waktu yang tidak ditentukan (TribunPapua.com Selasa,  14/04/2020). Dengan melihat kronologi penembakan secara membabi buta ini bahwa masih ada orang yang tidak takut terhadap penyebaran virus mematikan ini dan malah menambah virus-virus lain di tengah ketakutan warga Papua.

Ancaman virus Corona dan penembakan di tanah Papua  mengancam hak hidup orang Papua. Di tengah goncangan virus Corona di seluruh dunia, di Tanah Papua, TNI/Polri terus melancarkan misinya untuk menjajah, menebarkan dan mengancam nyawa  orang Papua di tanahnya sendiri . Penyisiran di mana-mana, penembakan yang menelan korban dan banyak lagi aksi-aksi  membabi buta yang menggangu eksistensi orang Papua dulu hingga kini. Maka perlu ada upaya kita bersama untuk memerangi virus-virus mematikan yakni Covid-19 dan penembakan di tanah Papua yang mengancam nyawa setiap orang.

Berbagai upaya dalam pencegahan virus Corona ( Covid 19 ) sudah dan sedang  di lakukan oleh masyarakat luas. Mulai dari mencuci tangan yang bersih, menggunakan masker, menghindari tempat keramaian ( social distance ), menaga jarak, hilangkan budaya bersalaman dan cipika-cipiki untuk orang Papua. Upaya tersebut dilakukan  untuk mencegah dan memutuskan rantai penularan virus corona  di Tanah Papua. Dan juga untuk mendukung itu pemerintah daerah telah mengambil kebijakan daerah demi melindungi rakyat. Salah satu upaya pemerintah Provinsi Papua ialah membatasi penerbangan penumpang oleh pesawat kapal dari luar ke Papua maupun di wilayah Papua (kecuali bahan makanan), kampus dan sekolah-sekolah diliburkan, aktivitas publik dibatasi, dan bagi ASN bekerja dari rumah.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Penyebaran virus corona di Papua semakin meningkat dari hari ke hari. Banyak masyarak yang melontarkan kritik, saran, usul di media. Namun dari semua itu penulis merasa pemerintah perlu memperhatikan usulan dari salah satu akun facebook ( Frans Tebai ), pada Jumat (17/04/2020 ) menawarkan beberapa alternatif ke tim Satgas Covid-19 yang sudah terbentuk di provinsi Papua yakni datangkan beberapa tenaga medis yang berpengalaman menangani pasien Covid-19 sampai sembuh bila perlu datangkan dari Wuhan, Pengadaan APD dan peralatan lainnya serta obat penunjang penanganan Covid-19, Rekrut tim relawan penanganan Covid-19, menangani sesuai dengan hasil pemetaan tim Covid-19 di masing-masing kabupaten, melakukan Lockdown kabupaten-kabupaten dan areal-areal yang belum tertular Covid-19, kabupaten dan real yang sudah tertular, gerakan tim relawan mengkhawal secara rutin 14 hari kerja bila perlu door to door, lakukan langkah penanganan ekonomi untuk setiap kabupaten berupa dukungan bantuan bahan makanan, dan lain-lain. Untuk Pasien PDP,ODP,dn OTG biayai pihak aparat supaya memantau pergerakan pasien-pasien tersebut  agar tidak meluas. Jika ini secara tegas dan konsisten di lakukan dengan mendengarkan dan menimbang opini publik saya pikir ini menjadi salah satu kerja sama yang baik untuk memutuskan mata rantai Covid-19 di tanah Papua. Namun tak pungkiri realitas di luar virus Corona pun semakin marak di Papua yakni penembakan.

Pergerakan aparat Indonesia di tengah pendemi global di Tanah Papua ?

Di tengah ketakutan rakyat terhadap Covid-19 rentetan penembakan dan penyisiran pun sedang dijalankan oleh TNI/Polri terhadap TPNPB-OPM serta terhadap rakyat sipil di Papua. Misi ini merupakan tugas Negara namun dalam situasi virus Corona ini misi seperti ini mesti di berhentikan demi menjaga psikologi rakyat. Para petinggi keamanan Negara  perlu memikirkan secara bijaksana agar tidak menyebarkan ketakutan terhadap rakyat terlebih pengejaran terhadap TPNPB-OPM yang dicurigai.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Perlu diketahui bahwa TPNPB-OPM adalah sayap militer dari Organisasi Papua Merdeka yang memperjuangkan Kemerdekaan Papua Barat. TPNPB-OPM melakukan perlawanan secara militer terhadap Negara Indonesia yang di pandang sebagai penjajah di tanah Papua.

Melihat segala macam ancaman dan pembunuhan yang di lakukan oleh  TNI/Polri terhadap orang Papua di tengah virus Corona ini , maka penulis minta kepada seluruh aparat yang berada di wilayah Papua untuk lebih teliti menghadapi orang Papua dan menciptakan rasa aman, nyaman, damai dan kekerabatan dengan orang Papua bukan sebaliknya menebarkan ketakutan kedua setelah virus Corona.

Diharapkan Pemerintah Propinsi Papua, Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Papua  untuk tidak melakukan penambahan aparat di kabupaten-kota di Papua karena sedikit yang hadir saja sudah sangat meresahkan warga. Setiap aparat hadir di seluruh tanah Papua mengurangi kepercayaan rakyat bahwa aparat tidak membawa kedamaian dan kebebasan namun menciptakan konflik. Apalagi  orang tua di kampung-kampung yang masih memakai pakaian tradisional dengan jenggot yang panjang TNI/Polri menganggap mereka TPNPB dan secara membabi buta melakukan pemukulan hingga  pembunuhan. Hal ini juga harus di jaga, demi menjaga kepercayaan rakyat terhadap kinerja TNI/Polri di lapangan yakni memberikan rasa aman bagi rakyat.

Akhirnya kita semua  menginginkan kehidupan yang nyaman, aman, damai danselamat dari bahaya apapun terutama Covid-19 dan penembakan di tanah Papua. Oleh karena itu, dengan kerjasa kita semua, terutama para pihak berwenang yakni Pemerintah daerah dan kabupaten, keamanan Negara yakni Pangdam dan Kapolda, DPRD,MRP,Tokoh Masyarakat,Tokoh Agama, Tokoh adat, Tokoh Perempuan, Organisasi Kepemudaan dan semua elemen masyarakat  diharapkan menciptakan lingkungan yang sehat,bersih dan bergandeng tangan mencegah virus Corona dan menghentikan penembakan di tanah Papua. ini semua tanggung jawab kita bersama untuk kedamaian Papua dan keselamatan manusia Papua.

)* Penulis adalah mahasiswi STIKOM MUHAMMADIYAH JAYAPURA

Artikel sebelumnyaPemuda Yahukimo Minta BLT Bagi Merata
Artikel berikutnyaLIPI Berupaya Menggeser Peran JDP (Bagian 3/4)