PANIAI, SUARAPAPUA.com — Tak terkecuali, seluruh masyarakat Paniai asal 17 kampung, distrik Paniai Timur, Paniai, merasa sangat kecewa dengan bantuan sosial (Bansos) berupa beras yang disalurkan pemerintah setempat, pada Selasa (2/6/2020).
Kekecewaan itu diutarakan lantaran beras yang dibagi didapat sedikit dan sebagian besar dari mereka tidak mendapatkan bantuan tersebut.
“Mama kecewa dan jengkel sekali, mama ini janda tapi tidak dapat beras,” ujar mama Mia Mote, janda empat anak, warga kampung Enarotali, kepada suarapapua.com, Kamis (5/6/2020), di Enarotali.
Mama Mote mengaku, ia tidak mendapat beras karena datang setelah beras terbagi habis.
“Bukan mama saja, banyak teman-teman mama juga tidak dapat. Setelah kami sama-sama tanya kepala kampung, katanya beras habis. Pemerintah kasih sedikit saja. Tidak bisa semua dapat. Terpakpsa kami diam, mau marah, merontak tidak jadi,” ujar mama Mote.
Terpisah, hal sama diutarakan juga oleh Bapak Yohanes Tebai, Pensiunan, warga kampung Dupia, kepada suarapapua.com.
“Bapa memang dapat tapi beras yang dibagi sedikit sekali, hanya satu kantong plastik. Parah, bapa kecewa sekali,” ujarnya.
Bapa Tebai mengaku kecewa karena beras didapatnya bisa untuk masak sekali saja. Bahkan tidak cukup untuk keluarganya makan.
“Pemerintah Paniai terlalu kurang ajar. Bansos hanya beras baru dapat sedikit lagi,” ungkapnya.
Agus Yogi, kepala kampung Enarotali, terkait pembagian beras mengatakan benar banyak masyarakatnya tidak dapat. Alasannya, katanya, karena beras dikasih pemerintah sangat sedikit. Jauh berbanding dengan jumlah masyarakat yang ada.
“Benar, banyak tidak dapat. Dan mereka yang tidak dapat sempat marah-marah, tapi syukur karena setelah saya jelaskan, mereka terima. Jadi yang dapat di desa saya cuman 68 KK saja. Selebihnya sekitar 400 KK, tidak,” terangnya ketika ditanya suarapapua.com.
Bisa begitu, dikatakan, karena beras yang dikasih pemerintah kabupaten lewat distrik kepadanya jumlahnya hanya sebanyak 35 karung.
“Dan ukuran karung beras itu yang isinya 10 Kg. Jadi bingung. Saya tidak mau komentar banyak,” cetusnya.
Terkait itu, Alfred Yogi, kepala distrik Paniai Timur, mengatakan dirinya memang dari awal telah menduga bakal banyak masyarakat akan kecewa dengan bantuan yang disalurkan tersebut.
“Dengan jumlah beras yang dikasih ke kami dengan jumlah desa yang ada memang jauh kalau mau dibandingkan. Jadi, masyarakat kecewa memang sudah saya duga akan terjadi. Itu karena jelas, pasti banyak yang tidak dapat,” ujarnya ketika dikonfirmasi suarapapua.com.
Sehingga menurutnya, luapan kekecewaan ditunjukkan masyarakat sangat wajar dan masuk di akal.
“Ya, karena mereka marah dengan apa yang seharusnya mereka dapat. Jadi bagi saya, mereka marah itu wajar,” tukasnya.
Bantuan ini, seperti diberitakan media ini,” distrik Paniai Timur mendapat jata beras dari pemerintah setempat sebanyak 6 ton. Dan telah dibagikan ke masyarakat 17 kampung pada hari Selasa (2/6/2020) lalu dengan per kampung sebanyak 350 Kg
Bantuan ini sendiri diketahui merupakan bantuan pangan non tunai (BPNT) atau bantuan sosial (bansos) berupa sembako yang disalurkan oleh Kementerian Sosial (Kemensos) kepada masyarakat miskin dan masyarakat terdampak Covid-19.
Terkait kekecewaan atas bansos ini, tak hanya masyarakat distrik Pantim, dikabarkan masyarakat di 23 distrik lainnya juga kecewa. Terutama distrik yang memiliki jumlah desa dan masyarakat banyak.
Pewarta: Stevanus Yogi
Editor: Arnold Belau