JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Mahasiswa, Pemuda dan masyarakat asal wilayah Meepago yang menamakan diri solidaritas peduli sumber daya manusia (SDM) Meepago mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), guna mendesak Asosiasi Bupati Meepago buka akses transportasi udara maupun laut.
Desakan itu disuarakan untuk memgembalikan masyarakat Meepago yang berada di luar Meepago dan memberangkatkan calon mahasiswa keluar dari Meepago, Jayapura Selasa (7/7/2020).
Kepada media ini, Gerson Pigai salah satu koordinator lapangan yang dipercayakan oleh enam pimpinan organisasi tingkat kabupaten di Meepago mengatakan bahwa kebijakan yang diambil oleh bupati-bupati Meepago kurang tepat, dimana kebijakan tidak dilihat secara objektif.
“Kami sebagai mahasiswa tekankan bahwa pemerintah daerah Meepago jangan mempermainkan generasi-generasi penerus,mau atau tidak pemerintah segera buka akses transportasi laut dan udara khusus untuk berangkat adik-adik kami yang hari ini berada di Nabire, dimana mereka mau lanjut kuliahnya sebab saya lihat macam di Jayapura ni semua gelombang sudah tutup dan hanya gelombang terakhir yang belum seperti kami di Uncen,” tegas Pigai.
Pigai menambahkan bahwa pemerintah secara tidak sengaja sedang membunuh generasi penerus Meepago.
“Hari ini pemerintah Meepago kalah dengan pemerintah Lapago, dimana demi SDM mereka memfasiltasi pelajar yang mau masuk perguruan tinggi. Misalnya pemerintah Yalimo mengantar calon maba 97 orang sampai di Jayapura dan juga pemerintah Tolikara mengatar anak-anaknya pakai heli sampai di Jayapura baru-baru ini,”ujarnya.
Selain itu, perwakilan intelektual Oktivianus Yogi yang juga telah mengakomodir mahasiswa Meepago untuk menyikapi kebijakan bupati Meepago meminta agar pemerintah memfasilitasi calon maba.
“Kami minta kepada bupati Meepago agar caster pesawat atau kapal untuk berangkatkan calon mahasiswa yang berada di Nabire itu ke setiap kota studi yang ia mau lanjutkan pendidikan. Ini harus dilakukan oleh pemda karena SDM itu barometer suatu daerah, dan juga pemerintah harus berikan rapid test secara gratis kepada mereka itu, jangan bikin repot mereka lagi,” pintahnya.
Juga Yonike Pakage, seorang ibu dari Meepago yang masih berada di Jayapura pasca akses transportasi ditutup, meminta agar dirinya bersama masyarakat Meepago yang berada di beberapa kota di Indonesia diberangkatkan ke daerahnya.
“Saya datang lihat wisuda anak saya disini, sekarang saya sudah 7 bulan di Jayapura. Saya sudah bosan sekali ingin lihat anak-anak saya, keluarga saya, lingkungan kampung halaman saya jadi tolong pemerintah buka akses. Pemerintah itu ada karena kami mama-mama, masyarakat kecil di kampung-kampung sana jadi tolong pemerintah bawa keluar kami dari kota dan kembalikan kami ke kampung kami masing-masing,” harap mama Pakage.
Aspirasi solidaritas peduli SDM Meepago langsung diterima oleh pimpinan komisi IV DPRP, Thomas Sondegau bersama anggota DPRP lainnya dari utusan wilayah Meepago.
Thomas Sondegau saat menerima mahasiswa dan masyarakat Meepago mengatakan pihaknya akan segera tindaklanjuti aspirasi tersebut.
“Hari ini juga saya akan pimpin rapat bahas aspirasi ini. Dan kami akan panggil dinas perhubungan propinsi Papua untuk menyurati kepada bupati-bupati Meepago supaya buka akses lalu berangkatkan orangtua kami dari Meepago yang sudah enam bulan di Jayapura dan untuk kita keluarkan mahasiswa dan pelajar kami yang berada di Meepago,” pungkasnya.
Pewarta : Yanuarius Weya
Editor : Arnold Belau