JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sejumlah masyarakat Kabupaten Jayawijaya Papua yang hendak melakukan sosialisasi guna mendukung perpanjangan Otonomi Khusus (Otsus) dan menerima pemekaran daerah otonomi baru (DOB) di distrik Kurima Kabupaten Yahukimo Papua mendapat penolakan dari seluruh masyarakat Kurima pada hari, Selasa (2/3/2021).
Aksi tersebut awalnya berdasarkan undangan yang beredar di Kurima bahwa direncanakan dilakukan di depan Kantor Otonom di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya Papua pada 1 Maret 2021. Yang mana sejumlah masyarakat Kurima diundang dengan undangan yang beredar di Kurima agar datang ke Wamena.
Namun aksi tersebut tidak terlaksana dan secara tiba tiba aksi itu dialihkan di distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo, Papua pada, Selasa (2/3/2021).
Aksi itu sendiri dikoordinir oleh Hengky Heselo, kepala desa Honelama, Kabupaten Jayawijaya Papua dan Carlos Huby.
Berdasarkan laporan seorang warga di Kurima yang namanya tidak mau disebutkan kepada suarapapua.com mengatakan, bahwa aksi itu terjadi pada pukul 11 siang ketika rombongan yang menggunakan dua kendaraan jenis extrada tiba dari Wamena di Kurima sekitar pukul 9 pagi.
Setelah itu katanya, pihaknya menanam sejumlah bendera merah putih dengan tiang kecil di sejumlah ruas jalan depan Kantor Distrik Kurima, Kabupaten Yahukimo.
“Ketika kami menemui mereka [Hengky Heselo dan Carlos Huby dkk], mereka ngotot untuk melakukan aksi sosialisasi perpanjangan Otsus dan mendukung DOB di Kurima, walapun kami tolak. Ada undangan di Kurima, tapi tidak ada yang hadir. Ini bukti bahwa masyarakat tolak! Akhirnya mereka hanya duduk dengan tim BMP baru pulang,” jelas seorang warga itu.
Dalam klip video berdurasi 29 menit yang beredar di media sosial (WA dan FB), terlihat Hengky Heselo menggunakan baju berwarna merah sedang berargumen dengan masyarakat Kurima. Masyarakat Kurima mendesak untuk membatalkan kegiatan yang hendak direncanakan berlangsung di Kurima.
Dalam video itu juga, sejumlah oknum aparat TNI memegang senjata api sedang berargumen dengan masyarakat Kurima. Mereka menuduh masyarakat Kurima telah membuang sejumlah bendera merah putih dengan tiang yang ditanam di depan kantor distrik Kurima.
Namun demikian, masyarakat Kurima mengaku bahwa pihaknya tidak membuang bendera merah putih sebagaimana dituduhkan sejumlah aparat TNI. Merekah malah mengaku mengumpulkan bendera-bendera itu satu tempat dengan rapi.
REDAKSI