Rayakan HUT ke-18, Pemkab Pegubin akan Gelar Seminar Nasional di Oksibil

0
1588

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Dalam rangka memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-18 kabupaten Pegunungan Bintang, pemerintah daerah telah agendakan untuk menggelar seminar Nasional dengan tema Pegunungan Bintang Dulu, Sekarang dan akan Datang. Seminar itu sendiri akan digelar di Oksibil, Ibukota kabuapten Pegunungan Bintang.

Ketua Panitia Seminar Nasional, Agustinus Urpon menjelaskan sejak kabupaten Pegunungan Bintang dibentuk berdasarkan UU No. 26/2002 yang disahkan pada tanggal 12 April 2003, pemkab terus berupaya untuk membangun dengan berbagai strategi pembangunan. Namun selama ini strategi dan kebijakan yang diterapkan belum sepenuhnya meningkatkan kualitas hidup masyarakat Pegunungan Bintang menjadi cerdas, sehat dan sejahtera.

“Sehingga seminar ini dilakukan untuk melihat hal-hal yang penting untuk meletakannya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan kebijakan selama lima tahun pembangunan nantinya,” jelas Urpon.

Dia membeberkan,  data IPM tersebut menunjukkan kualitas hidup masyarakat Pegunungan Bintang masih sangat rendah sehingga dibutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah, khususnya dalam bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi rakyat dan infrastruktur.

Untuk itu, kata dia, seminar tersebut dilakukan di awal kepemimpinan Spey Bidana dan Piter Kalakmabin yang sedang dan akan memimpin Pegunungan Bintang dengan visi Membangun Pegunungan Bintang yang sehat, cerdas, mandiri, ekonomi berbasis budaya dan tata ruang terus membangun sinergitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak dari tingkat pusat hingga daerah untuk mempercepat pembangunan Pegunungan Bintang.

ads
Baca Juga:  Tragedi Penembakan Massa Aksi di Dekai 15 Maret 2022 Diminta Diungkap

Menurutnya, Bupati dan Wakil Bupati terpilih menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak tidak akan mewujudkan visi dan misinya.

“Untuk itu sebagai tahap awal dalam momen memperingati HUT Kabupaten yang akan jatuh pada tanggal 12 akan selenggarakan seminar antar 7 – 9 April,” bebernya.

Hari pertama tanggal 7 April 2021 akan membahas tentang strategi pembangunan Pegunungan Bintang berbasis budaya.

Hari kedua akan membahas tentang Sejarah Peradaban Masyarakat Pegunungan Bintang mulai dari pertama kali kontak dengan orang luar, yaitu kedatangan tim peneliti dari Eropa tahun 1938-1939 dan tim ekspedisi dari Kerajaan Belanda tahun 1957, yang diakhiri dengan pengibaran bendera Belanda di Puncak Juliana(Puncak Mandala) pada tahun 1959.

Kemudian pada tahun 1959, misionaris Gereja Katolik dan Gereja Injili di Indonesia (GIDI) menginjakkan kakinya di Lembah Sibil, disusul Gereja Jemaat Reformasi Papua (GJRP) pada tahun 1973 ke Tanah Aplim Apom, Pegunungan Bintang, menjadi tonggak sejarah dimulainya peradaban modern bagi kehidupan suku-suku bangsa asli setempat.

Baca Juga:  Puskesmas, Jembatan dan Kantor Lapter Distrik Talambo Rusak Dihantam Longsor

Hari ketiga akan membahas tentang refleksi 18 tahun hadirnya Kabupaten Pegunungan Bintang dan Strategi Pembangunan Pegunungan Bintang selama 5 tahun ke depan pada masa Pemerintahan SEPTE.

Seminar tersebut direncanakan akan menghadirkan pembicara dari pemerintah pusar, daerah, akademisi, tokoh gereja, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda untuk merefleksikan capaian dan kekurangan pembangunan pegunungan bintang selama 18 tahun belakangan. Dan mencari metode pembangunan selama lima tahun kedepan dalam mewujudkan visi dan misi bupati dan wakil bupati.

“Saran dan rekomendasi dari para pemateri dan peserta dalam seminar ini diharapkan menjadi acuan atau dasar pengambilan kebijakan dan strategi pembangunan Pegunungan Bintang selama 5 tahun mendatang,” kata Urpon.

Melalui seminar tersebut, kata Urpon, dapat diharapkan agar meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antara semua pihak dari tingkat pusat hingga di daerah dalam rangka mewujudkan visi “Pembangunan Pegunungan Bintang Sehat, Cerdas, Mandiri Ekonomi Berbasis Budaya dan Tata Ruang”.

Sementara, tujuan seminar tersebut, kata Agustinus, adalah:

  1. Terwujudnya singkronisasi kebijakan pembangunan antara pemerintah pusat dengan  Daerah sehingga dapat mempercepat pembangunan Kabupaten Pegunungan Bintang.
  2. Untuk menggali nilai-nilai budaya lokal suku bangsa di Pegunungan Bintang untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan kebijakan dan strategi pembangunan daerah. Dengan demikian terwujud peningkatan harkat dan martabat manusia Pegunungan Bintang di tengah tantangan globalisasi dan modernisasi.
  3. Diharapkan dapat menggali nilai-nilai historis peradaban masyarakat Pegunungan Bintang untuk dijadikan sebagai referensi utama dalam pembangunan sosial, ekonomi dan politik di masa kini dan masa mendatang.
  4. Sebagai momentum untuk membangun kesadaran akan penghargaan dan penghormatan terhadap jasa para perintis atau tokoh-tokoh peradaban suku-bangsa di Pegunungan Bintang.
  5. Sebagai awal kebangkitan masyarakat Pegunungan Bintang untuk memperkuat sikap saling menghormati, menghargai, bekerja sama dan saling bergandeng tangan membangun Pegunungan Bintang menjadi lebih maju, adil, makmur dan sejahtera.
  6. Mendorong penelitian, diseminasi, publikasi dan pengambilan kebijakan pembangunan daerah berbasis budaya dan historis.
Baca Juga:  Konflik Horizontal di Keneyam Masih Berlanjut, Begini Tuntutan IPMNI

Narasumber dan penanggap yang akan dihadirkan adalah dari kalangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, DPRP, MRP, DPRD, Akademisi, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Tokoh Gereja, Tokoh Perempuan, Tokoh Pemuda dan masyarakat umum di Pegunungan Bintang.

REDAKSI

Artikel sebelumnyaSatu Perwira TPNPB Ngalum Kupel Meninggal Dunia
Artikel berikutnyaJelang Kompetisi AFC, Persiapan Persipura 30 Persen