NABIRE, SUARAPAPUA.com — Selain sukseskan penyelenggaraan Pemungutan Suara Ulang (PSU) sesuai putusan Mahkamah Konstitusi (MK), Penjabat Bupati Nabire, dr. Anton Mote, sangat peduli dengan persoalan sampah yang terkesan sulit terurai selama beberapa waktu terakhir.
Penjabat Bupati bahkan “turun tangan” membersihkan sampah yang ada di wilayah distrik Nabire Kota, terutama titik terminal Oyehe dan Pasar Karang Tumaritis (Kartum), Jumat (17/6/2021) pagi.
Pantauan suarapapua.com, kawasan pasar Kartum terlihat bersih dari sampah yang sebelumnya selalu tertumpuk berhari-hari. Situasi tertib tampak hingga hari keempat. Di sana dijaga anggota Satuan Polisi Pamong Praja yang ditugaskan bergilir.
Kegiatan pembersihan itu sendiri dipimpin langsung Penjabat Bupati Nabire, bersama petugas kebersihan, sejumlah ASN, pejabat dari instansi teknis terkait, juga komunitas pemuda.
Sebelum kegiatan dimulai, Penjabat Bupati Nabire memantau langsung aktivitas mama-mama di Pasar Kartum. Ia menyampaikan beberapa hal penting untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan.
Dokter Anton mengingatkan setiap orang tak boleh buang sampah di sembarang tempat. Semua sampah wajib dikumpulkan dan diisi di satu tempat agar mudah dibuang ke bak sampah yang disediakan pemerintah.
“Kita harus ikut berkontribusi dalam menjaga kebersihan lingkungan. Membersihkan lingkungan dari sampah merupakan tugas semua orang,” ujarnya.
Kegiatan ini tindaklanjut dari launching “Gerakan Nabire Bersih” pada Senin (14/6/2021).
Pemkab kembali mencanangkan “Jumpa Nabire Bersahabat”, artinya tiap Jumat pagi Nabire bersih dan sehat.
Pencanangan “Jumpa Nabire Bersahabat” ditandai dengan olahraga senam bersama dan pembersihan sampah di Pasar Kartum yang dilakukan oleh Pemkab bersama masyarakat Nabire.
“Keprihatinan melihat kondisi kota ini, memang mengharuskan kita melakukan suatu upaya bersama untuk memulihkan kembali dari persoalan sampah. Saya mengajak kita semua untuk peka melihat lingkungan kita harus bersih,” ujar mantan wakil direktur RSUD Dok II Jayapura dan direktur RSJ Abepura ini.
Dengan launching “Nabire Bersih” dan “Jumpa Nabire Bersahabat” diharapkan agar target bersih dapat dicapai untuk terus dipertahankan sebagai icon pintu masuk wilayah adat Meepago.
“Nabire harus bersih dari sampah. Ini pintu masuk Meegapo, semua orang wajib sadar dengan persoalan sampah. Harap, sampah harus dibuang tepat sasaran. Sampah tidak dibuang sembarang,” tegas Anton.
Komitmen pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Penjabat Bupati Nabire mendapat dukungan berbagai pihak, termasuk para kepala suku.
Seperti diungkapkan Ayub Wonda, kepala suku besar Dani, Damal, Dauwa, Nduga (D3N) kabupaten Nabire. Menurut Ayub, pencanangan gerakan kebersihan itu bertujuan baik yakni mengembalikan wajah kota yang bersih dan sehat. Karena itu, semua pihak harus mendukung kebijakan bagus tersebut.
“Kami sangat mendukung kebijakan Penjabat Bupati Nabire menyikapi persoalan sampah yang selama beberapa tahun sulit ditangani sampai daerah ini telah dijuluki kota sampah dari sebelumnya kota emas. Kebijakan ini sudah tepat untuk atasi persoalan sampah di Nabire yang sudah bikin rusak karena banyaknya sampah setiap hari,” tutur Ayub, Rabu (16/6/2021).
Sebagai salah satu warga yang sudah lama mendiami Nabire, menurutnya, perbedaan amat mencolok terlihat selama beberapa tahun terakhir. Ia membandingkan dulu tidak seperti kondisi sekarang dengan banyaknya sampah di sejumlah tempat yang seolah tak pernah tuntas.
“Semua orang wajib patuhi anjuran pemerintah daerah. Harus sadar. Jangan buang sampah sembarang. Nabire harus jadi kota bersih. Saya sangat mendukung dan himbau supaya jangan sembarang buang sampah,” ujarnya.
Senada, Permianus Youw, kepala himpunan suku Mee di Nabire, menyatakan, pencanangan Gerakan Nabire bersih harus ditindaklanjuti oleh semua pihak agar persoalan sampah bisa ditangani dengan baik, sehingga Nabire tidak lekat dengan julukan kota sampah.
“Memang bukan pemerintah saja, ini tugas kita semua untuk jaga Nabire tetap bersih,” ucapnya sembari mengajak seluruh warga masyarakat dan siapapun yang berdomisili di kabupaten ini agar ada kesadaran untuk tidak buang sampah di sembarang tempat.
Dokter Anton Mote menyatakan, gerakan yang dicanangkan ini upaya bersama mengembalikan Nabire bersih.
“Saya sendiri sudah lihat langsung kondisi Nabire memang penuh dengan sampah. Tiap hari selalu ada sampah di mana-mana. Sampah sudah merusak wajah kota kita ini. Dengan launching gerakan ini, semoga semua pihak punya tanggung jawab bersama untuk menangani persoalan sampah di kabupaten Nabire.”
Bukan tugas pemerintah semata, ia ingatkan, masyarakat juga wajib mengambil peran penting dalam menjaga kabupaten Nabire bersih dari sampah. Minimal di sekitar rumah dan lingkungan, tak ada lagi sampah berserahkan seperti selama ini.
“Kita semua ini yang harus jaga daerah bersih. Jangan ada sampah di sembarang tempat. Kami sarankan, sampah harus ditaruh di depan rumah, nanti diangkut oleh petugas kebersihan dengan fasilitas yang disediakan pemerintah daerah,” beber Anton.
Dari beberapa titik pembuangan sampah yang ada saat ini, Penjabat Bupati Nabire memerintahkan kepada instansi teknis untuk segera eksekusi. Tumpukan sampah diminta segera diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
Dokter Anton memastikan sumber daya manusia (SDM) maupun fasilitas penunjang sudah disiapkan pemerintah untuk mendukung terealisasinya gerakan yang dicanangkan awal pekan kemarin.
“Tanggung jawab pemerintah untuk menyiapkan tenaga dan fasilitas. Sekarang butuh kesadaran dari setiap orang untuk bertanggungjawab terhadap kebersihan di kabupaten Nabire dengan tidak lagi buang sampah di sembarang tempat,” tegasnya.
Onesimus Bonay, kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH) kabupaten Nabire, menyatakan siap laksanakan tugas sesuai perintah Penjabat Bupati saat launching gerakan ini.
Meski diakui Bonay selama ini sangat terkendala dengan ketersediaan sarana pendukung, pembersihan sampah tetap dilanjutkan. Ia juga berterima kasih karena kendalanya sudah teratasi.
Pewarta: Markus You