PasifikPemerintah Baru Samoa Tangguhkan Proyek Pelabuhan yang Didukung China

Pemerintah Baru Samoa Tangguhkan Proyek Pelabuhan yang Didukung China

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Perdana menteri baru Samoa telah memilih untuk tidak melanjutkan proyek pengembangan pelabuhan yang didukung China yang diperjuangkan oleh pendahulunya.

Fiame Naomi Mata’afa mengambilalih pemerintah Samoa sejak 24 Mei 2021. Ia adalah perempuan Samoa pertama sepanjang sejarah Samoa sejak 1959 yang menjabat Perdana Menteri Samoa.

Perdana Menteri Fiame Naomi Mata’afa sebagaimana dilansir dari Radio New Zealand, Senin (2/8/2021) mengatakan proyek senilai $US100 juta akan secara signifikan menambah eksposur negara itu ke China yang sudah menyumbang 40 persen dari utang luar negerinya.

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

Pembangunan yang diusulkan di Teluk Vaiusu telah menjadi masalah yang memecah belah di Samoa, memainkan peran dalam pemilihan nasional April di mana pemimpin lama Tuilaepa Sailele Malielegaoi kehilangan mayoritas parlemennya.

Setelah kebuntuan berlarut-larut setelah pemilihan, di mana administrasi HRPP Tuilaepa menolak untuk mengakui kekalahan sampai jalan hukum habis, pemerintahan baru partai Fa’atuatua i le Atua Samoa ua Tasi (FAST) Fiame dikonfirmasi akhir bulan lalu.

Proyek pelabuhan Teluk Vaiusu adalah salah satu item awal dalam agenda pemerintah FAST. Menurut Fiame, proyek tersebut akan meningkatkan eksposur utang ke China sebesar 70 persen.

Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Dia mengatakan pejabat pemerintah telah mengkonfirmasih pada minggu lalu bahwa proyek tersebut tidak melampaui pengujian kelayakan dan melebihi persyaratan negara Samoa.

“Kami telah menunjukkan kepada Luar Negeri bahwa ini tidak akan menjadi prioritas dengan pemerintah kami, dan karena kami belum membuat komitmen tegas, bahwa kami harus berhenti di situ.”

Dia mengatakan pembatalan proyek pelabuhan maritim utama yang didanai China tidak akan menghalangi hubungan yang kuat dengan Beijing.

Fiame mengatakan investasi itu cukup besar untuk pemerintah mana pun, termasuk China, dan dia memiliki keraguan serius tentang tingkat komitmen itu.

Baca Juga:  Angkatan Bersenjata Selandia Baru Tiba di Honiara Guna Mendukung Demokrasi Pemilu Solomon

“Bisa saja donor lain. Jadi hanya pada angka murni dan juga dalam hal prioritas pemerintah kita. Itu bukan prioritas bagi kita. Dan syukurlah negosiasi belum sampai pada titik di mana pemerintah kita telah menandatangani pada setiap garis putus-putusnya.”

Fiame mengatakan pintu tetap terbuka untuk Beijing dan semua mitra bantuan untuk proyek-proyek masa depan yang jelas bermanfaat bagi Samoa.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

61 Tahun Aneksasi Bangsa Papua Telah Melahirkan Penindasan Secara Sistematis

0
“Kami mendesak tarik militer organik dan non organik dari tanah Papua dan hentikan operasi militer di atas tanah Papua. Cabut undang-undang Omnibus law, buka akses jurnalis asing dan nasional seluas-luasnya ke tanah Papua,” pungkasnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.