JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Ferianus Asso (29) yang ditembak polisi pada 16 Agustus 2021 lalu saat rakyat Papua melakukan demonstrasi damai di Dekai, Yahukimo telah dirujuk ke Jayapura untuk mendapat perawatan lebih lanjut 20 Agustus 2021.
Setelah dirawat dua malam satu hari di RS Bhayangkara, Ferianus meninggal dunia pada 22 subuh dini hari sekitar pukul 03.00 Waku Papua Barat. RS Bhayangkara adalah sebuah rumah sakit swasta milik Polisi yang berada di daerah Kotaraja Jayapura.
Ferianus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Yahukimo setelah dua peluru menghantam tubuhnya dan dua peluru pula bersarang dalam tubuhnya.
Ruben Wakla, Aktivis KNPB Yahukimo kepada suarapapua.com menjelaskan, pada 16 Agustus setelah Ferianus dibawah ke RSUD Yahukimo, tim medis langsung melakukan bedah untuk mengeluarkan dua peluruh yang bersarang dalam tubuhnya.
Usai tim media berhasil keluarkan kedua peluru dari dalam tubuh, Ferianus kemudian dibawah ke rumah untuk dirawat oleh keluarga pada hari yang sama.
“Keluarga sepakat untuk bawa pulang korban ke rumah. Karena kalau dirawat di rumah sakit, ada kekuatiran sendiri dari keluarga, sehingga Ferianus dibawah ke rumah,” bebernya.
Pada 17 Agustus, Ferianus sempat alami sesak napas dan pingsang selama satu jam.
“Pagi sekitar jam 09.00 pagi korban sempat sesak napas dan pingsang. Tapi beberapa saat kemudian kembali normal lagi dan tidak jadi dibawah ke rumah sakit,” terangnya.
Wakla mengungkapkan, pada 20 Agustus korban dibawah ke rumah sakit Dekai lagi karena perut korban membesar. Setelah dirontgen, diduga masih ada serpihan peluru dalam tubuh korban.
“Keluarga sepakat untuk korban dirujuk ke Jayapura untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Sehingga sekitar pukul 15.00 WIT sore tadi telah dibawah ke Jayapura. Dia sedang dirawat di RS Bhayangkara Jayapura,” ungkapnya.
Pada 20 Agustus sore, korban dirujuk ke Jayapura Bersama keluarga korban. Korban dibawah ke RS Bhayangkara atas petunjuk Kapolres Yahukimo.
Ruben Wakla menegaskan mereka meminta Kapolres Yahukimo dan jajarannya segera bertanggungjawab atas penembakan tersebut.
Dua Peluru Bersarang dalam Tubuh Korban
KNPB Yahukimo dalam laporannya mengatakan korban ditembak saat aparat membubarkan massa di Dekai pada 16 Agustus lalu. Korban jatuh di tengah massa, setelah dilihat dengan cermat darah mengalir dari tubuh korban.
Ones Suniap, Juru Bicara KNPB Pusat membenarkan peristiwa itu saat dikonfirmasi suarapapua.com dari Jayapura. Suhun bilang bahwa dia tembak dengan peluru tajam oleh polisi.
“Saya sendiri sudah ke RSUD saat dia dapat tembak. Saya lihat dia dapat tembak dan tim medis waktu itu langsung melakukan penanganan dari IGD karena ada peluru yang bersarang dalam tubuhnya,” terang Suhun.
Ruben Wakla, aktivis KNPB Yahukimo kepada suarapapua.com mengungkapkan bahwa dua peluru bersarang dalam tubuhnya. Dua perluru yang bersarang dalam tubuh korban sudah dikeluarkan dengan baik dari tim medis di RSUD Dekai.
Setelah operasi dan peluru berhasil dikeluarkan dari tubuh korban, dia langsung dibawah pulang ke rumah untuk dirawat oleh keluarga.
“Tapi hari ini (20 Agustus) karena kondisinya makin memburuk, terutama karena perutnya membesar, sehingga dibawah ke rumah sakit Dekai. Dari RS Dekai sempat foto Rontgen. Hasilnya diduga ada serpihan peluruh masih ada di dalam tubuh korban. Sehinnga sudah dirujuk ke Jayapura,” bebernya kepada suarapapua.com saat dihubungi suarapapua.com pada 20 Agustus 2021.
Pewarta: Arnold Belau