Tanah PapuaLa PagoPekan Ini, Obor PON Papua dan Obor Pantekosta Tiba di Wamena

Pekan Ini, Obor PON Papua dan Obor Pantekosta Tiba di Wamena

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Pekan ini, Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya bakal menjadi Minggu special. Pasalnya dalam waktu yang berdekatan akan terjadi dua iven Kirab obor yang bakal melintasi kota Wamena Jayawijaya, Papua.

Yaitu obor api PON XX Papua yang rencananya tiba di Wamena pada, Rabu (29/9/2021). Sementara obor lainnya adalah kirab api Pantekosta yang meninggalkan kota Wamena pada, Kamis (30/9/2021), usai rangkaian acara yubelium 50 tahun Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) di Kabupaten Jayawijaya dan wilayah pegunungan tengah Papua yang akan dipusatkan di Wamena pada 30 September 2021,

“Minggu ini Wamena dilewati dua obor, obor PON dan obor api Pantekosta dalam rangka [yubelium] 50 tahun GPdI di Jayawijaya dan pegunungan tengah  Papua,” ujar Pdt.Aleksander Mauri, Ketua Panitia Yubelium GPdI Jayawijaya, Minggu (26/9/2021).

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

Kirab Api pantekosta yang bakal dilepas bersamaan dengan api PON tersebut selain peringati Jubelium GPdI di Jayawijaya tapi juga dalam rangka peringatan 73 tahun GPdI di Tanah Papua dan 100 GPdI di Inonesia.

“Jadi obor api Pantekosta itu dia sudah keliling Indonesia sejak 30 Maret tahun lalu dan kemarin di Bali 30 Maret 2021. Hal ini dicanangkan oleh presiden. Dari Bali berangkat ke Papua, kirab keliling Papua terakhir dari Puncak Jaya sudah di Wamena saat ini,” tukas Pdt. Mauri.

Obor pantekosta itu kemudian akan kembali ke Jayapura, meninggalkan Wamena 30 September 2021 bersamaan dengan kirab api PON Papua. Persamaan waktu ini katanya bukan merupakan setingan, hanya saja kebetulan Hut GPdI jatuh pada tanggal yang sama.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

“Nanti tanggal 30 September itu sebelumnya obor Pantekosta mampir di kantor Bupati Jayawijaya untuk berdoa di situ. Setelah itu menuju ke Sentani Jayapura, dan acara ulang tahunnya di GPdI Elsadai Wamena sebagai situs sejara GPdI.”

Obor api Pantekosta. (ist – SP)

Makna dibalik kirab api Pantekosta katanya, gereja Pantakosta identik dengan api, dimana hari pantekosta terjadi, ketika itu roh kudus turun dalam bentuk lida-lida api.

“Sehingga sejarah gereja pantekosta itu identik dengan api pantekosta. Sehingga tema kita ulang tahun GPdI kali ini adalah kobarkan api pantekosta di tanah Papua. Jadi api itu identik dengan kuasa roh kudus yang membakar setiap perbuatan jahat sehingga kita dibersihkan dari dosa dan dimurnikan,” jelasnya.

Baca Juga:  AJI, PWI, AWP dan Advokat Kecam Tindakan Polisi Terhadap Empat Jurnalis di Nabire

Sementara itu terpisah, Pdt. Matius Himan, perwakilan Majelis Daerah (MD) GPdI Papua di Wamena mengaku bersyukur kepada Tuhan, sebab GPdI pegunungan tengah suda sampai pada usia 50 tahun yang akan dirayakan pada, Kamis (30/9/2021).

“Puji Tuhan, luar biasa ketika pekabaran injil melalui organisasi GPdI ada di Wamena dan membuka banyak jemaat melalui pelayanan-pelayanan dan sudah banyak majelis wilayah yang hadir di pegunungan tengah ini,” ujar Pdt. Himan.

Untuk itu pihaknya di pengurus MD-GPdI yang dalam hal ini selaku penasehat mengajak umat Tuhan di Jayawijaya untuk lebih sungguh-sungguh dan giat dalam melayani Tuhan. “Karena kita sudah memasuki tahun emas dalam pelayanan pengembalaan.”

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

0
“Jadi tidak semua Gubernur bisa menjawab semua itu, karena punya otonomi masing-masing. Kabupaten/Kota punya otonomi begitu juga dengan provinsi juga punya otonomi. Saya hanya bertanggung jawab untuk formasi yang ada di provinsi. Maka ini yang harus dibicarakan supaya apa yang disampaikan ini bisa menjadi perhatian kita untuk kita tindaklanjuti. Dan pastinya dalam Rakor Forkopimda kemarin kita juga sudah bicarakan dan sepakat tentang isu penerimaan ASN ini,” ujarnya.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.