Samuel Bless: Pemekaran Tidak akan Selesaikan Masalah Papua

0
1062

SORONG, SUARAPAPUA.com — Samuel Bless, Direktur Yayasan OYO Papua Sorong menilai upaya pemerintah mekarkan 4 provinsi baru di Tanah Papua bukan merupakan solusi untuk menyelesaikan masalah, tetapi justru akan menambah masalah baru yang tidak akan pernah diselsaikan secara gentlemen oleh pemerintah Indonesia.

“Pemekaran propinsi maupun Kabupaten hanya memperpanjang masalah di Papua. Luas wilayah memungkinkan tetapi jumlah penduduk yang hanya 4 juta lebih. Kalau didistribusikan untuk 6 provinsi rata-rata hanya 900.000  orang per provinsi. Itu tidak wajar dan tidak seimbang,” bebernya kepada suarapapua.com pada 4 Februari lalu di Sorong, Papua Barat.

Dia menilai ada rencana lain yang sedang pemerintah siapkan. Menurutnya upayakan pemekaran yang prosesnya sedang berjalan itu merupakan langkah pembunuhan ras Melanesia.

Baca Juga:  ULMWP Menyerukan Rakyat Papua Gelar Doa dan Puasa Peringati HUT Kemerdekaan West Papua

Bless mendunga di balik rencan pemekaran itu pemerintah akan mendatangkan para tenaga kerja untuk kerja di berbagai bidang pada 4 provinsi baru yang akan dimekarkan tersebut dari luar Papua.

Dia juga mempertanyaakan tujuan pemekaran provinsi. Jika di bandigkan jumlah Orang Asli Papua (OAP) sangat tidak memenuhi syarat pemekaran.   Bless  menyarangkan agar  Presiden Joko  sebelum Provinsi atapun Kabupaten di tanah Papua dimekarkan  agar negara selesaikan permasalah di Papua.

ads

”Rencana pemekaran provinsi di Papua dan Papua Barat adalah niat jahat untuk memusnahkan ras Melanesia di Papua dan Papua Barat lalu mendatangkan para imigran dari Sulawesi,Jawa dan Kalimantan ,Sumatera  dan  Maluku untuk menginjak-injak martabat dan hak orang asli di Papua di tanahnyasendiri.  Papua pemekaran bukan solusi terbaik dalam memecahkan persoalan Papua yang sampai saat ini berdarah-darah,” tegas Bless.

Baca Juga:  KSHTMP Minta Pemkab Sorong Evaluasi Kebijakan Tentang Perlindungan Masyarakat Adat dan Hutan

Lanjut Bless, hingga saat ini pemerintah belum menyelesaikan permasalahan yang sedang terjadi di tanah Papua. Malah  Pemerintah sedang menciptakan konflik yang berkepanjangan.

“Konflik di Papua belum selesai. Pemekaran akan medatangkan konflik yang berkepanjang lagi,” tambah nya.

Selain itu direktur OYO Papua itu mengharapkan respon pemerintah Indonesia untuk menyikapi masalah Papua adalah upaya cepat untuk merundingkan masalah Papua dengan melibatkan kelompok TPNPB-OPM  baik di tanah Papua maupun di luar negeri.

“Pemerintah segara perundingan untuk memecahkan akar masalah Papua,” harap Blesss.

Baca Juga:  Terobosan MI, Dikbud Raja Ampat: Satu Langkah Maju Generasi Suku Matbat

Sementara itu, Alex salah satu aktivis di Sorong kepada suarapapua.com  meminta tim kajian Daerah Otonomi Baru (DOB) dari Universitas Gajah Mada (UGM)  dan pemerintah daerah lakukan di lima (5) Kabupaten dan satu (1) kota di wilayah kepala burung tanah Papua untuk segera menghentikan  kegiatan sosialisasi tujuan DOB  Papua Barat Daya (PBD).

“Kegiatan ini ilegal. Segera hentikan pembahasan Papua Barat Daya, pemerintah harus mendengar suara rakyat Papua. Selama kami rakyat Papua selalu lakukan aksi untuk menolak pemekaran wilayah. Sosialisasi ini juga tidak melibatkan rakyat Papua,” katanya.

 

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Arnold Belau

 

 

 

 

 

 

Artikel sebelumnyaPemekaran Provinsi Baru Dikhawatirkan Ancam Eksistensi Hutan Konservasi Tambrauw
Artikel berikutnyaLanggar Hukum Adat, LMA Malamoi Tolak Kepala Suku Buatan PIMIPABSO