Asosiasi Papua Barat Australia Soroti Penembakan Dua Demonstran di Yahukimo

0
586
AWPA. (Dok. SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Asosiasi Papua Barat Australia (AWPA) mengutuk pembunuhan dua demonstran Papua Barat di Kabupaten Yahukimo pada saat aksi demonstrasi penolakan pemekaran provinsi Papua pada, Selasa (15/3/2022).

Dalam pernyataan Asosiasi Papua Barat Australia atau AWPA menyatakan dalam aksi tersebut, pasukan keamanan Indonesia telah melakukan penembakan terhadap dua demonstran dan melukai beberapa demosntrasn lainnya.

Pihaknya menyebut, aksi damai tersebut dihadiri oleh ratusan massa.

Menurut Komite Nasional Papua Barat (KNPB), salah satu korban penembakan adalah Erson Weipa, 21 tahun, dari suku Mek. Weipa juga terlibat dalam mengkoordinir demonstrasi tersebut. Dia meninggal di rumah sakit Dekai.

Korban penembakan kedua adalah Yakob Meklok, 39 tahun. Tiga pengunjuk rasa lainnya adalah, Lucky Kobak (21), Anton Itlay (23) dan Setti Kobak (22).

ads
Baca Juga:  Polisi Bougainville Berharap Kekerasan di Selatan Mereda

Menteri Dalam Negeri Indonesia Tito Karnavian telah mengusulkan pembagian Papua menjadi enam provinsi, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Pegunungan Tengah, Papua Selatan, dan Papua Tabi- Saireri.

Juru bicara AWPA Joe Collins mengatakan bahwa “lebih banyak provinsi berarti lebih banyak pasukan keamanan di setiap provinsi, yang akan menyebabkan lebih banyak pelanggaran hak asasi manusia. Lebih banyak keterlibatan pasukan keamanan dalam ekstraksi sumber daya alam dan dari sudut pandang Jakarta adalah untuk perpecahan dan kekuasaan,” tukas Joe Collins sebagaimana release yang diterima suarapapua.com, Rabu (16/3/2022).

Baca Juga:  Gereja Pasifik Desak MSG Keluarkan Indonesia Jika Tidak Memfasilitasi Komisi HAM PBB Ke Papua

Katanya, Papua dan Papua Barat telah menjadi salah satu daerah yang paling termiliterisasi di nusantara.

Ada protes yang sedang berlangsung terhadap proposal pemekaran selama seminggu terakhir. Pada 8 Maret, ratusan mahasiswa Universitas Cendrawasih turun ke jalan di Jayapura dalam unjuk rasa untuk memprotes pemekaran provinsi Papua.

Pada 11 Maret, 90 mahasiswa Papua ditangkap dalam aksi protes di dekat kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta Pusat, dan mereka kemudian dibebaskan.

Aksi massa demonstrasi damai di Dekai, Yahukimo, Papua, Selasa (15/3/2022) (Supplied for SP)

Di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, ribuan orang turun ke jalan pada 10 Maret memprotes usulan pemekaran.

Baca Juga:  Pacific Network on Globalisation Desak Indonesia Izinkan Misi HAM PBB ke West Papua

Menurut KNPB, pada saat penulisan, “ribuan massa Yahukimo masih menempati jantung Dekai, menolak Otsus [penguatan otonomi khusus untuk Papua], pemekaran DOB di Papua, dan menuntut kemerdekaan.”

Menurut Joe, “sangat tragis bahwa hampir 60 tahun setelah Indonesia mengambil alih administrasi Papua Barat dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1963, orang Papua masih dibunuh dalam demonstrasi damai yang memprotes ketidakadilan yang mereka derita di bawah pemerintahan Indonesia.”

“Sungguh tragis Canberra [Australia] terus mengabaikan pelanggaran hak asasi manusia yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh pasukan keamanan Indonesia di Papua Barat,” pungkasnya.

 

Editor: Elisa Sekenyap

Artikel sebelumnyaJubir Nasional: KNPB Tidak Terlibat Aksi Demo Tolak Pemekaran di Yahukimo
Artikel berikutnyaPersulit Temui Klien, LBH TKPN Nabire Sayangkan sikap Kasat Reskrim Puncak