PasifikAustralia Diminta Batalkan Kebijakan Perbatasan dengan Indonesia dan Menciptakan Jalur Aman

Australia Diminta Batalkan Kebijakan Perbatasan dengan Indonesia dan Menciptakan Jalur Aman

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Sebuah kelompok yang mengadvokasi pengungsi menginginkan pemerintahan baru Australia agar memikirkan kembali penanganan pengungsi. Mereka menganggap penanganan pengungsi itu tidak berjalan baik ketika Indonesia dan pemerintah Canberra berupaya meningkatkan hubungan dengan Jakarta.

Kelompok itu yang menamakan diri, People Just Like Us, menginginkan dan ingin melihat agar terciptanya “jalan aman” bagi hampir 14.000 pengungsi yang terperangkap di Indonesia. Hal itu menurut mereka disebabkan karena kebijakan Australia yang telah berlaku lama.

Australia hanya menerima sejumlah pengungsi dari Indonesia setiap tahunnya, sehingga kelompok tersebut menginginkan agar jumlah itu meningkat secara dramatis.

Baca Juga:  Dua Hari GCC, PM Rabuka: Jadilah Pemimpin Adat Bagi Semua Warga Fiji

Alfred Pek, seorang juru bicara kelompok advokasi mengatakan mereka menyerukan kepada Australia untuk membatalkan kebijakan perbatasannya, dan menerima para pengungsi yang terjebak dalam limbo, dan menciptakan jalur yang aman bagi mereka yang transit.

“Saat ini tidak ada cara bagi orang-orang ini untuk dimukimkan kembali dan banyak orang pada dasarnya masih terjebak,” katanya.

“Kami juga ingin membongkar pada dasarnya pusat pemrosesan lepas pantai – sesuatu yang tidak dapat diterima – kami harus segera membebaskan orang-orang ini dan memberi mereka visa perlindungan permanen penuh.”

Baca Juga:  FIFA Akan Mempromosikan Hubungan 'non-partisan, non-politik' Antara Fiji dan Indonesia

Alfred mengatakan sebagian besar orang yang terdampar di Indonesia pada awalnya ingin pergi ke Australia, tetapi sekarang mereka hanya ingin dimukimkan kembali.

Dia mengatakan bahwa Australia memiliki tanggung jawab untuk mengambil sebagian besar orang-orang ini, karena itu adalah negara dengan kekuatan di kawasan regional Pasifik.

Kesepakatan PM Australia dan Presiden Indonesia
Seruan itu mengemuka ketika kunjungan PM Australia yang baru, Anthony Albanese MP ke Indonesia dan menyepakati beberapa kerjasama bilateral di bawa lima pilar kerjasama kemitraan Stratategi Komperhensip Bilateral (CSP) yang diluncurkan pada 2018.

Baca Juga:  Diperkirakan Akan Ada Banyak Demonstrasi di Kaledonia Baru

Yaitu kemitraan ekonomi dan pembangunan, kemitraan antara warga negara, mengamankan kepentingan bersama, kerjasama maritime, stabilitas dan kemakmuran wilayah Indo-Pasifik.

Kedua pemimpin lalu menyoroti pentingnya hubungan pertahanan dan keamanan bilateral Indonesia dan Australia. Termasuk mendukung keamanan dan stabilitas regional sebagaimana dibuktikan dengan pertemuan tahunan Menteri luar negeri Australia dan Indonesia (2+2).

 

Editor: Elisa Sekenyap

Terkini

Populer Minggu Ini:

Hari Konsumen Nasional 2024, Pertamina PNR Papua Maluku Tebar Promo Istimewa...

0
“Kami coba terus untuk mengedukasi masyarakat, termasuk para konsumen setia SPBU agar mengenal Pertamina, salah satunya dengan menggunakan aplikasi MyPertamina sebagai alat pembayaran non tunai dalam setiap transaksi BBM,” jelas Edi Mangun.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.