SORONG, SUARAPAPUA.com — Ratusan pedagang pasar modern Rufei mendatangi kantor walikota Sorong melakukan aksi protes terkait relokasi para pedagang dari pasar Boswesen, Selasa (27/9/2022).
Ratusan pedagang pasar modern Rufei mendesak pemerintah kota Sorong segera merelokasi secara total para pedagang yang masih berjualan di pasar Boswesen untuk dipindahkan ke pasar modern Rufei.
“Kami minta dengan segera bapak penjabat walikota kasih pindahkan pedagang yang masih berjualan di pasar Boswesen. Tidak pakai tunggu lama, sekarang juga harus dipindahkan,” ujar mama Juliana Kambu, salah satu pedagang pasar modern Rufei.
Menurut mama Kambu, aksi yang dilakukan oleh para pedagang tersebut lantaran pemerintah dianggap tidak serius menangani pedagang yang masih berjualan di pasar lama atau pasar Boswesen.
“Kami tidak akan pergi dari teras kantor walikota Sorong. Kami akan tetap bertahan selama seminggu di sini, kalau penjabat walikota tidak segera pindahkan pedagang yang masih berjualan di pasar Boswesen,” ujarnya.
Mama Kambu mengaku barang dagangan mereka tidak laku atau tidak ada yang beli lantaran masyarakat lebih memilih berbelanja di pasar Boswesen.
“Tidak ada pembeli di pasar modern karena orang-orang belanja di pasar Boswesen,” kata Juliana.
Para pedagang tiba di kantor walikota Sorong sekitar jam 10 pagi.
Karel Gifelem, pelaksana tugas Sekda kota Sorong, saat menemui para pedagang di lobby kantor walikota Sorong meyakinkan para pedagang kalau pemerintah akan segera mengambil tindakan terhadap pedagang di pasar Boswesen.
Kata Karel, persoalan ini akan dilaporkan ke penjabat walikota dan menunggu perintah lebih lanjut.
“Bapak walikota saat ini tidak ada di tempat. Saya mewakili beliau, bapak ibu tetap tenang. Setelah ini kami akan berkoordinasi dengan pak walikota dan selanjutnya kami akan bertindak untuk pindahkan pedagang yang masih bandel itu ke pasar modern Rufei,” tuturnya.
Pantauan media ini, sebagai bentuk aksi protes, para pedagang yang rata-rata mama-mama Papua itu membawa barang dagangannya, berupa sayur-mayur, ubi jalar maupun ikan. Diletakkan di teras kantor walikota Sorong, layaknya mereka berjualan di pasar.
Pada Pukul 14.45 WIT, para pedagang masih memilih bertahan sembari menanti pejabat walikota hadir.
Hingga Pukul 16.00 WIT, para pedagang tetap menduduki halaman kantor walikota Sorong. Harapan mereka untuk bertemu penjabat walikota Sorong belum berhasil.
Tidak kunjung tiba, para pedagang lampiaskan emosi mereka dengan membakar ban dan menghamburkan ikan di dalam kantor walikota Sorong.
Aksi para pedagang tidak berhenti. Mereka bahkan mengancam akan bertahan di kantor walikota Sorong hingga ditemui penjabat walikota Sorong.
Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You