BeritaLingkunganAbrasi Kikis Meosbefondi, Pulau Terluar di Papua Terancam

Abrasi Kikis Meosbefondi, Pulau Terluar di Papua Terancam

SORONG, SUARAPAPUA.com — Masyarakat kampung Masyai, distrik Supiori Barat, kabupaten Supiori, provinsi Papua, mendesak pemerintah Indonesia segera bangun talud pelindung agar bisa mencegah abrasi yang terus terjadi di Meosbefondi.

Kondisi abrasi di pulau Bepondi (Meosbefondi) jika terus dibiarkan akan semakin parah dan mengancam kehidupan masyarakat setempat.

Robert Sarawan, kepala kampung Masyai, mengatakan, saat ini kondisi pulau tersebut mengalami abrasi yang cukup tinggi, sehingga mempengaruhi mundurnya garis pantai pulau terluar di kabupaten Supiori.

“Kondisi ini akan mengakibatkan dampak pada mundurnya garis pantai, dan mempengaruhi sumber daya alam pada Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE),” katanya melalui rekaman video yang diterima suarapapua.com, Selasa (10/1/2023) pagi.

Baca Juga:  Atasi Konflik Papua, JDP Desak Pemerintah Buka Ruang Dialog

Akibat abrasi yang cukup tinggi, selain mundurnya garis pantai terluar di kabupaten Supiori, banyak pohon di pesisir pantai bertumbangan.

“Terjadi abrasi sepanjang pesisir pantai Meosbefondi, yakni dua ribu dua ratus delapan puluh meter persegi. Penyebab abrasi yaitu karena gelombang dan arus laut yang besar. Pohon-pohon di pesisir pantai yang tumbang akibat dari abrasi,” jelasnya.

Dampak abrasi di Meosbefondi, kampung Masyai, distrik Supiori Barat, kabupaten Supiori, (Ist)

Robert akui masyarakat kampung Masyai semakin khawatir dengan hal tersebut. Apalagi jika kondisi ini tidak segera ditangani, kemungkinan pulau terluar di provinsi Papua yang menjadi bagian dari Indonesia itu akan hancur dalam kurun waktu yang tak begitu lama.

Baca Juga:  KPK Menang Kasasi MA, Bupati Mimika Divonis 2 Tahun Penjara

“Selain menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat di kampung Masyai, Indonesia juga akan kehilangan pulau terluar dan mempengaruhi batas wilayah jika tidak segera dibuatkan talud pelindung,” bebernya.

Lantaran kondisinya makin mengkhawatirkan, ia berjanji akan memperjuangkan aspirasi masyarakat kampung Masyai hingga ke pemerintah pusat di Jakarta.

“Kami akan bawa aspirasi ini ke Pemkab Supiori, Pemprov Papua maupun pemerintah pusat. Masyarakat kampung Masyai butuh perhatian serius dari pemerintah,” ujar Robert.

Sebenarnya, kata Martinus Kafiar, Bamuskam kampung Masyai, sudah berulangkali masyarakat kampung Maysai sampaikan aspirasi ke pemerintah. Hanya saja, hingga kini tak ada tanggapan serius.

Baca Juga:  Hilangnya Keadilan di PTTUN, Suku Awyu Kasasi ke MA

“Aspirasi masyarakat sudah lama disampaikan, tetapi tidak tahu kenapa sampai sekarang belum ada jawaban dari pemerintah,” kata Kafiar.

Data yang dihimpun suarapapua.com, aspirasi masyarakat kampung Masyai terkait pembuatan talud penahan untuk mencegah abrasi Meosbefondi telah diperjuangkan sejak tahun 1996. Tetapi, hingga awal tahun 2023 belum juga ditanggapi serius pemerintah.

Meosbefondi merupakan pulau terluar yang berada sebelah utara Papua di perairan Samudera Pasifik dan berbatasan langsung dengan negara Republik Palau. Letak geografisnya di titik koordinat 0°23′38″ LS dan 135°16′27″ BT dengan luas ± 2.5 km2.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pemkab Yahukimo dan PGGJ Diminta Perhatikan Keamanan Warga Sipil

0
"Sampai saat ini belum ada ketegasan terkait pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di sana. Tidak ada ketegasan dari pemerintah daerah Yahukimo. Kami minta untuk segera tangani.”

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.