BeritaUsai Ditahbis, Uskup Jayapura Bicara Tujuh Larangan dan Ajakan Plus Doa

Usai Ditahbis, Uskup Jayapura Bicara Tujuh Larangan dan Ajakan Plus Doa

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Usai upacara tahbisan Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You sebagai Uskup Keuskupan Jayapura, Kamis (2/2/2023) di Gereja Katedral Kristus Raja, Dok V, kota Jayapura, Papua, dilanjutkan dengan pesta rakyat di Stadion Mandala Jayapura.

Pesta iman atas tertahbisnya Uskup orang asli Papua pertama itu berlangsung meriah.

Di tengah kemeriahan pesta rakyat yang berlangsung di Stadion Mandala, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You berkesempatan bicara banyak hal, tentunya setelah melihat rasa syukur umat merayakan hari bahagia yang dinanti-nantikan selama ini.

Dalam sambutan itu sedikitnya terdapat tujuh hal yang disinggung oleh Mgr. Matopai. Selain larangan, Uskup Tertahbis juga kemukakan sejumlah ajakan kepada umat Tuhan di Tanah Papua.

Seruan larangan dan ajakan dari Uskup Jayapura disampaikan mengingat selama ini terus terjadi di tengah-tengah umat Tuhan di Tanah Papua.

Seruan Larangan

  1. Stop jual tanah adat.
  2. Stop bergantung pada bantuan uang dan beras dari pemerintah.
  3. Stop konsumsi minuman keras, isap aibon, ganja, narkoba, dan perjudian.
  4. Stop seks bebas.
  5. Stop memecah belah.
  6. Stop melakukan tindak kekerasan dan kejahatan.
  7. Stop mengancam nasib dan masa depan generasi penerus.
Baca Juga:  Polda Papua Diminta Evaluasi Penanganan Aksi Demo di Nabire

Seruan Ajakan

  1. Hidup dari tanah adat.
  2. Hidup dengan berkebun, beternak, berburu, bernelayan, dan berusaha.
  3. Hidup tanpa minuman keras, lem aibon, ganja, narkoba, dan perjudian.
  4. Hidup tanpa melakukan hubungan seks di luar nikah.
  5. Hidup dalam kesatuan, persatuan, dan persaudaraan.
  6. Hidup damai tanpa kekerasan dan kejahatan.
  7. Membangun keluarga sehat untuk melahirkan dan menyiapkan generasi penerus sebagai ‘garam dan terang’ di Tanah Papua.

Fokus Doa Tiap Sore

Uskup Yanuarius You menyatakan, berbagai persoalan yang dihadapi selama ini harus disikapi dengan penuh kesadaran setiap orang. Cara yang ditempuh menurutnya adalah membawa pergumulan hidup kedalam doa.

Baca Juga:  Panglima TNI Didesak Tangkap dan Adili Prajurit Pelaku Penyiksa Warga Sipil Papua

Karena itu, ia mengajak seluruh umat terutama umat Katolik agar fokus dengan doa Kerahiman Ilahi pada setiap jam tiga sore.

Setiap jam tiga sore, kata Matopai, gereja-gereja yang ada di wilayah Keuskupan Jayapura harus bunyikan lonceng gereja sambil umat berdoa Kerahiman Ilahi.

“Pada setiap sore jam tiga kita masuk Doa Kerahiman Ilahi. Umat memohon kerahiman, belas kasih dari Tuhan,” katanya.

Hanya dengan doa kepada Tuhan diyakini pergumulan hidup mendapat jawaban pasti karena seluruh hidup manusia bersumber padaNya. Oleh karenanya, seperti pergumulan selama ini meminta seorang imam pribumi menjadi Uskup dan telah dijawab Tuhan, demikian pula dengan permohonan lain hanya boleh diserahkan kepada Tuhan.

Kata Uskup, Doa Kerahiman Ilahi tidak pernah terlepas dari kehidupan umat Tuhan. Begitupun Devosi Bunda Maria. Maka, setiap umat Katolik diarahkan untuk berdoa tiap sore. Hal ini sudah semestinya dilakukan sebagai bentuk keyakinan penuh pada Keilahian Allah bagi umat ciptaanNya di muka bumi ini.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

Umat Katolik harus terus didorong beribadah, berdoa, mohon pengampunan dan kekuatan dari Tuhan, sebagai bagian dari upaya tanpa kekerasan (non-violence) mengatasi berbagai persoalan.

Sebelumnya diberitakan media ini, Uskup Agung Mgr. Piero Pioppo, Nuncio Apostolik – Duta Besar Vatikan untuk Indonesia, memimpin langsung upacara tahbisan Uskup Keuskupan Jayapura, Mgr. Yanuarius Theofilus Matopai You, di Gereja Katedral, Dok V, kota Jayapura, Papua, Kamis (2/2/2023).

Perayaan misa tahbisan berlangsung meriah karena tercatat sebagai sejarah baru seorang Imam Katolik asli Papua ditahbiskan jadi Uskup pertama di Tanah Papua setelah 128 tahun Gereja Katolik masuk di Tanah Papua.

Prosesi tahbisan Uskup Jayapura dihadiri puluhan Uskup se-Indonesia. Hadir pula beberapa Uskup dari PNG dan Timor Leste.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

20 Tahun Menanti, Suku Moi Siap Rebut Kursi Wali Kota Sorong

0
"Kami ingin membangun kota Sorong dalam bingkai semangat kebersamaan, sebab daerah ini multietnik dan agama. Kini saatnya kami suku Moi bertarung dalam proses pemilihan wali kota Sorong," ujar Silas Ongge Kalami.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.