BeritaPj Gubernur PB Terima Usulan Bangun Situs Sejarah Katolik di Sekru

Pj Gubernur PB Terima Usulan Bangun Situs Sejarah Katolik di Sekru

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Pemerintah provinsi Papua Barat diusulkan untuk membangun situs sejarah Gereja Katolik masuk di Tanah Papua. Berdasarkan sejarah, Pastor Cornelis Le Coq d’Armanvile, SJ, misionaris Katolik pertama masuk di Papua, 22 Mei 1894 tepatnya di kampung Sekru, kabupaten Fakfak, kini masuk provinsi Papua Barat.

John NR Gobai, ketua Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua (DPRP), saat berjumpa Paulus Waterpauw, penjabat gubernur Papua, belum lama ini, mengatakan, situs sejarah Katolik di Tanah Papua sangat penting untuk dibangun.

Mengutip berbagai sumber resmi, kata Gobai, Pastor Le Coq setelah tiba di kampung Sekru, kemudian baptis anak-anak Papua sebagai tanda mereka secara resmi menjadi umat Katolik.

Baca Juga:  Jelang Idul Fitri, Pertamina Monitor Kesiapan Layanan Avtur di Terminal Sentani

Pastor Le Coq d’Armanvile tercatat sebagai misionaris Katolik pertama yang masuk di Tanah Papua. Beberapa tahun sebelumnya, dua misionaris Zending Ottow dan Geissler mendarat di pulau Mansinam, 5 Februari 1855.

Selain kampung Sekru sebagai tempat pertama kali menginjakan kakinya, Pastor Le Coq juga melakukan pelayanan ke beberapa kampung di sekitar bahkan hingga ke masyarakat Mimika Wee atau dulu disebut suku Kamoro.

Buktinya, di kampung Kipia Mapar terdapat satu tugu mengenang karya misionaris pertama Pastor Le Coq d’Armanvile.

”Tertulis di kaki salib Pastor Cornelis Le Coq d’Armanvile, SJ meninggal di Kipia Mapar Mimika pada tanggal 17 Mei 1896. Ini sejarah penting bagi seluruh umat Katolik di Tanah Papua,” ceritanya dalam pertemuan dengan Pj Gubernur Papua Barat.

Baca Juga:  Penolakan Memori Banding, Gobay: Majelis Hakim PTTUN Manado Tidak Mengerti Konteks Papua

Gobai akui usulan tersebut merupakan kerinduan umat Katolik di seluruh Tanah Papua.

”Umat Katolik sampai hari ini sedang merindukan adanya sebuah situs rohani di kampung Sekru kabupaten Fakfak yang mau memperlihatkan sejarah masuknya Gereja Katolik di Tanah Papua,” tuturnya.

Terhadap usulan untuk segera bangun situs sejarah Pastor Le Coq di kampung Sekru, Penjabat Gubernur Papua Barat menurut John NR Gobai telah meresponsnya dengan baik.

Dalam pertemuan itu ia juga usulkan kepada Penjabat Gubernur Papua Barat untuk hadir tanggal 22 Mei mendatang di Fakfak.

Baca Juga:  Kepala Suku Abun Menyampaikan Maaf Atas Pernyataannya yang Menyinggung Intelektual Abun

”Saya usul ke beliau supaya tanggal 22 Mei hadir untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan situs di sana. Harapannya itu menjadi situs sejarah dan wisata rohani,” kata John.

Selain itu, ia mengajak semua pihak agar bisa merespons cepat terutama provinsi Papua Barat untuk menetapkan tanggal masuknya Gereja Katolik di Tanah Papua.

”Saya juga sedang mendorong agar segera ada keputusan Gubernur Papua Barat untuk menetapkan tanggal 22 Mei sebagai hari masuknya Gereja Katolik di Tanah Papua,” imbuhnya.

REDAKSI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Parpol Harus Terbuka Tahapan Penjaringan Bakal Calon Bupati Tambrauw

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Forum Komunikasi Lintas Suku Asli Tambrauw mengingatkan pengurus partai politik di kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, untuk transparan dalam tahapan pendaftaran...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.