Perjalanan Bangsa Papua Semirip Dengan Bangsa Israel

0
990

Oleh: Selpius Bobii*
*) Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)

Kemerdekaan Tradisional bangsa Israel ditandai dengan penyembelihan domba dan dimakan dengan roti tak beragi yang disebut Paskah Yahudi di Mesir. Kemerdekaan Modern bagi bangsa Israel pada 14 Mei 1948.

Papua sudah menyatakan kebangsaan dan kemerdekaan pada 19 Oktober 1961 di mana atas restu Ratu Belanda kemerdekaan itu dirayakan pada 1 Desember 1961. Jadi, kemerdekaan Papua itu sah dan legitim karena itu sesuai kaidah hukum internasional.

Dalam upacara 1 Desember 1961 itu dihadiri oleh Belanda, wakil dari Australia, dan Inggris. Itu berarti kehadiran mereka dalam upacara itu sebagai bentuk pengakuan kemerdekaan. Juga presiden RI mengakui kemerdekaan Papua itu dalam maklumat Tiga Komando Rakyat (Trikora) pada 19 Desember 1961. Dalam naskah aslinya, Soekarno tidak pernah katakan “negara boneka”. Berarti pengakuan itu sah dan legitim.

Dalam petunjuk Tuhan juga beritahu bahwa bangsa Papua sudah merdeka 1961. Jadi, bangsa Papua sudah merdeka secara politik (de facto) pada 1 Desember 1961. Hanya saja kemerdekaan Papua itu ditunda oleh Tuhan, karena saatnya bagi bangsa Papua untuk bangkit dan mandiri itu pada menjelang akhir zaman. Sehingga atas restu Tuhan, bangsa Papua dianeksasi ke dalam Negara Indonesia atas bantuan Amerika Serikat dan para sekutunya.

ads
Baca Juga:  Vox Populi Vox Dei

Sebagaimana bangsa Israel mengembara di Padang Gurun selama 40 tahun, Bangsa Papua juga sudah mengembara di Padang Derita selama 60 tahun lebih.

Sebagaimana orang Isreal tertentu yang tidak taat kepada Bapa Yahwe mengalami kematian (binasa) di Padang Gurun, demikian pula orang Papua yang tidak taat kepada perintah Tuhan sedang dalam proses penyaringan yaitu kematian.

Akhirnya, yang akan masuk ke Tanah Suci Papua atau Eden Papua adalah orang orang pilihan Bapa Yahwe yang sudah lahir baru di dalam Tuhan yang senantiasa menjaga kekudusan dalam Kebenaran Firman Tuhan.

Papua New Guinea (PNG) juga masih belum merdeka penuh, artinya 99% sudah merdeka, tetapi 1% belum karena PNG masih di bawah kekuasaan Raja Inggris, artinya Kepala Negara PNG adalah Raja Inggris. Maka itu indah pada waktu-Nya, bangsa Papua akan dipulihkan oleh Tuhan dari Gad Sorong sampai Samarai PNG. Artinya, kemerdekaan politik (jasmani) dan kemerdekaan rohani (holistik) yaitu kemerdekaan lahir batin.

Bangsa Papua pada menjelang akhir zaman akan dipakai Tuhan sedikit waktu untuk menjadi saksi bagi bangsa bangsa dalam kerangka mempersiapkan jalan bagi Tuhan, yang akan bergandeng bersama bangsa Israel.

Baca Juga:  Indonesia Berpotensi Kehilangan Kedaulatan Negara Atas Papua

Bangsa Israel dicerai beraikan dan menjadi bangsa pengembara di manca negara selama beribu ribu tahun sejak tahun 70 Sesudah Masehi, karena Bangsa Israel tidak taat kepada perintah Allah, terutama menyembah berhala.

Bangsa Papua mengembara di Padang Derita selama 60 tahun lebih untuk mematangkan iman, harapan dan kasih setia kepada Tuhan, serta mengantar bangsa Papua untuk memahami maksud Tuhan atas masa depan Papua dan dunia.

Bangsa Papua harus memahami rencana Tuhan tentang masa depan Papua dan harus melaksanakan kehendak Tuhan, agar pada saatnya bangsa Papua dipulihkan oleh Tuhan.

Tentang masa depan bangsa Papua, atas dasar petunjuk Tuhan, kami sudah buat buku dalam buku berjudul: “Bergulat Menuju Tanah Suci Papua”. Buku itu sudah diluncurkan pada 1 Desember 2020 di Jayapura bersamaan dengan “Deklarasi Pemulihan Bangsa Papua Lahir Baru di Dalam Tuhan” sebagai dasar hukum berdirinya “Kerajaan Transisi Papua” atas perintah dan kehendak Tuhan. Mari kita bersatu ke dalam rencana dan kehendak Tuhan, agar bangsa Papua segera dipulihkan oleh Tuhan.

Baca Juga:  Adakah Ruang Ekonomi Rakyat Dalam Keputusan Politik?

Selama 60 tahun lebih bangsa Papua ditimpa berbagai macam pencobaan. Iman, Harapan dan Kasih Setia bangsa Papua dimurnikan dalam berbagai macam derita, bagaikan ‘emas’ dibakar dalam perapian yang menyala nyala untuk mendapatkan emas yang murni.

Bagi siapapun yang menang dari segala pencobaan yaitu bertobat lahir baru di dalam Tuhan, akan diizinkan Tuhan untuk memasuki Tanah Suci Papua, agar menikmati susu dan madu. Bagi siapa pun yang kalah dari segala pencobaan (tidak bertobat), sedang dibersihkan oleh Tuhan (mati binasa) menjelang pemulihan bangsa Papua.

Termasuk siapapun yang menjadi mata mata Indonesia yaitu yang menjadi Yudas sedang dalam proses penyaringan (kematian). Jadi ada yang mati binasa karena dosanya, tetapi ada juga orang kudus meninggal dunia karena di panggil Tuhan.

Demikianlah penjelasan singkat dari sudut pandang kaca mata iman atas dasar petunjuk dari Tuhan melalui utusan-Nya dan melalui Roh Kudus.

Ada tertulis dalam Injil Lukas pasal 18 ayat 27: “Apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah.” Juga dalam Kitab Wahyu pasal 13 ayat 9: “Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”. (*)

Jayapura, Minggu, 21 Mei 2023

Artikel sebelumnyaP2MMDS asal Yahukimo di Sentani Berniat Belajar Jurnalistik
Artikel berikutnyaTerkendala BPJS, Bocah Penderita Kanker Stadium 4 Belum Dirujuk