Oleh: Selpius Bobii
Koordinator Jaringan Doa Rekonsiliasi untuk Pemulihan Papua (JDRP2)
Mata jasmani adalah jendela dunia;
Mata hati nurani adalah jendela jiwa;
Mata jasmani ’tuk lihat hal nyata;
Mata hati iman ’tuk lihat hal misteri.
Tuhan sudah buka jalan;
Tapi kenapa Papua tak lihat;
Tuhan sudah buka pintu;
Tapi kenapa kita tak lihat.
Papua putar-putar pada porosnya;
Mata hati kita tak gunakan;
Pakai mata akal kita ’tuk lihat;
Tak lihat jalan yang Tuhan buka.
Kapan mata hati kita lihat jalan-Nya;
Kapan mata nurani kita lihat pintu-Nya;
Semakin bingung di jalan kita;
Makin tersesat di jalan akal kita.
Sudah keliling dunia minta tolong;
Tapi teriakan kita diabaikan;
Itu bukan salah mereka;
Tapi karena kita tak pahami maksud-Nya.
Dunia tak kan‘ menolong kita;
Hanya Tuhan penyelamat Papua;
Pandanglah ke atas kepada Tuhan;
Pahami kehendak-Nya lalu lakukan itu.
Dunia mengabaikan Papua;
Tapi Sang Khalik mengasih kita;
Dunia memanfaatkan derita kita;
Tapi Tuhan nanti mata hati kita terbuka.
Kapan kita sadar kembali ke jalan-Nya;
Kapan kita lihat pintu-Nya yang terbuka;
Sang Khalik menanti kita kembali;
Sang Khalik siap menolong Papua.
Semakin Papua pandang dunia;
Makin tersesat di jalan budi kita;
Semakin Papua pandang ke Tuhan;
Makin mudah temukan solusi.
Pintu dunia sudah tertutup;
Jalan dunia resmi ditutup-Nya;
Hanya jalan Tuhan sudah terbuka;
Hanya pintu Tuhan terbuka lebar.
Hentilah beri harapan semu;
Hentilah bawa warga di jalan tak pasti;
Itu hanyalah bawa derita;
Itu hanyalah bawa korban.
Jalan yang ditempuh ditutup-Nya;
Kuasa hikmat dicabut-Nya;
Pada temu akbar akhir ini;
Bersatulah di jalan Tuhan.
Kuburkan ego, ambisi kita;
Rendahkan diri di bawah hadirat-Nya;
Bawa pergumulan pada-Nya;
Dengar Tuhan bicara dalam hati kita.
Bawa noda pada kerahiman-Nya;
Damailah dengan segala ciptaan-Nya;
Rekatkan hubungan dengan-Nya;
Bangun persekutuan dalam Tuhan.
Tak ada jalan lain bagi Papua terbebas;
Kecuali jalan yang Tuhan sudah buka;
Yang sedang dikawal JDRP2;
Mari bersatulah meraih impian.
Bolehlah abaikan suara kenabian;
Penyesalan nanti adalah sia-sia;
Lebih baik buka hati dengar suara-Nya;
Daripada keraskan hati kita.
Hidup ini sudah diatur-Nya;
Ziarah bangsa ini bukan kebetulan;
Semua tertata dalam kalender-Nya;
Tetapkan iman harapan kasih pada-Nya.
Sudah banyak Musa bawa bangsa ini;
‘Kan sampai pada penggantinya;
Yosua yang diurapi-Nya;
Yang sudah ditentukan dari semula.
Buku gaya dunia ditutup-Nya;
Buku gaya baru dibuka-Nya;
Dunia tak sadari hal itu;
Kehendak-Nya ’kan terjadilah.
Rasa ironis mendengarnya;
Tapi segala sesuatu dalam rancangan-Nya;
Rancangan manusia, bukan rancangan-Nya;
Rencana, ketetapan, janji-Nya itu Ya Amin.
Jayapura, Jumat, 25 Agustus 2023