Koodinator pengungsian setelah mengambil data di camp pengungsi satu dari tiga lokasi di dalam kota Dekai, kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu (9/8/2023). (Dok. Wahyu Heluka for SP)
adv
loading...

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Masyarakat Lokasi Baru atau Muara Bonto, distrik Dekai, kabupaten Yahukimo, provinsi Papua Pegunungan, yang mengungsi pasca kontak tembak baru-baru ini berjumlah 169 kepala keluarga (KK), bukan 40 KK.

Warga mengungsi karena baku serang antara TNI dan TPNPB hingga rumah dan semua harta benda ludes.

“Kami tinggalkan rumah dan harta kekayaan kami di sana karena sudah habis. Dan jumlahnya bukan 40 kepala keluarga saja. Status bukan cari aman, tetapi kami mengungsi. Jadi, kami harap supaya sampaikan informasi itu sesuai fakta di lapangan,” kata Agustinus Bayage melalui pesan elektronik yang diterima media ini, Minggu (10/9/2023).

Hal itu menanggapi pernyataan Kapolda Papua sebagaimana diwartakan berbagai media massa, bahwa 40 kepala keluarga mengungsi karena ketakutan. Pernyataan tersebut menurut masyarakat Lokasi Muara Bonto, tidak sesuai fakta.

Baca Juga:  Jokowi Didesak Pecat Aparat TNI yang Melakukan Penganiayaan Terhadap Warga Papua

Sebelumnya, kata Agustinus, terjadi penembakan terhadap anggota TNI oleh TPNPB pada 21 Agustus 2023. Beberapa jam kemudian, rumah milik warga diserang hingga terbakar bersama ternak babi.

ads

“Jadi, kami yang rumahnya dibakar sekarang mengungsi ke kota Dekai. Ada keluarga kami yang lain juga ikut mengungsi karena kejadian itu,” jelasnya.

Lanjut dikemukakan, sejak kejadian itu, seluruh warga dari sembilan distrik yang mendiami Lokasi Baru Muara Bonto mengungsi ke dalam kota Dekai. Bahkan pemerintah daerah telah mengunjungi langsung di tempat warga pengungsi tinggal sementara.

“Kami sekarang masuk kota bukan karena di sana terjadi bentok antar warga, atau kejadian biasa yang kemudian bisa berdamai. Kami sudah kehilangan rumah, harta dan lain-lain. Jadi, kami mengungsi ke kota karena ada perang TPNPB dan TNI Polri,” ujarnya.

Baca Juga:  Pj Bupati Lanny Jaya Dituntut Kembalikan Tendien Wenda ke Jabatan Definitif

Sementara itu, Sue Matuan, mengaku telah meninggalkan Lokasi Muara Bonto setelah terjadi kontak tembak. Memilih mencari kenyamanan di dalam kota Dekai.

“Di tempat pembangunan Pos Marinir itu kami ada warga, tetapi karena bunyi tembakan membuat kami ketakutan. Jadi, kami tinggalkan semuanya, rumah, ternak, kebun dan lainnya. Sementara ini kami di kota dengan status pengungsi,” kata Sue.

Terpisah, Wahyu Heluka, koordinator pengungsi yang dibentuk belum lama ini, memastikan tim telah mendata secara menyeluruh pasca kejadian hingga di tempat pengungsian.

“Selesai pendataan semua, data dari lapangan sudah kami umumkan melalui media. Tetapi Kapolda bilang hanya 40 kepala keluarga dan warga ke kota karena ketakutan. Ini sebenarnya tidak benar,” kata Wahyu.

Baca Juga:  DKPP Periksa Dua Komisioner KPU Yahukimo Atas Dugaan Pelanggaran KEPP

Menurutnya, warga dari Lokasi Muara Bonto sebanyak 674 orang dari 169 kepala keluarga. Dan ada 12 rumah yang dibakar, enam ekor ayam dipotong, dan tiga ekor ternak babi dibakar dengan rumah. Kemudian, 15 ekor ternak babi mati akibat tidak diberi makan selama seminggu.

“Sampai sekarang ada beberapa orang yang sakit. Bahan makanan yang diberikan pemerintah itu sudah habis. Lalu pemerintah berjanji carikan lokasi baru. Kami sudah cari dalam kota dan mau sampaikan kepada bupati, tetapi sudah satu minggu ini kami ke kediaman, belum ketemu,” tutur Heluka. []

Artikel sebelumnyaProtes Kebijakan, Mahasiswa Unimuda Sorong Bakar Ban di Kampus
Artikel berikutnyaMahasiswa Unimuda: Bangun Gereja di Kampus, Tipu!