
SORONG, SUARAPAPUA.com— Aliansi Rakyat Papua Papua mengaku sangat kecewa dengan tindakan pembubaran secara paksa oleh pihak Kepolisan Resort Sorong Kota.
Aksi memperingati 62 tahun deklarasi kemerdekaan West Papua 1 Desember, Jumat (1/12/203) di komplek Yohan, kota Sorong, Papua Barat Daya, sempat ricuh. Massa melemparkan batu ke polisi dan dibalas dengan gas air mata.
Apey Tarami, koordinator Aliansi Rakyat Papua, mengatakan, segala prosedur hukum untuk melakukan aksi telah dipenuhi, namun ia mengaku sangat kecewa dengan tindakan pembubaran secara paksa yang dilakukan aparat kepolisan.
“Surat pemberitahuan aksi telah kami sampaikan kepada pihak kepolisian, tetapi kami tetap dipaksa untuk bubar,” kata Apey kepada suarapapua.com usai aparat keamanan membubarkan paksa massa aksi.
Dijelaskan, saat massa aksi sedang bergantian menyampaikan pendapat, pihak kepolisian terus berupaya bernegosiasi agar segera bubarkan diri. Massa aksi menurutnya telah mengundurkan diri sekitar 500 meter dari ruas jalan umum karena akan ada pawai Santa Claus. Namun tetap saja upaya pembubaran dilakukan.
“Setelah negosiasi, kami memilih mundur. Tidak mengganggu arus lalu lintas. Tetapi tetap saja kami dipaksa untuk bubar. Tindakan itu membuat massa aksi tidak terima karena ruang demokrasi telah dibatasi, sehingga massa aksi marah dan mulai lempar dengan batu ke arah polisi dan dibalas dengan tembakan gas air mata,” tutur Apey.

Massa aksi menurutnya wajar sangat kecewa dibubarkan paksa. Sebab Apey berharap aksi tersebut akan berjalan aman apabila pihak kepolisian tidak memaksa untuk membubarkan massa aksi.
“Aksi kita ini aksi damai. Kami hanya menyampaikan pendapat di muka umum dan undang-undang menjamin apa yang kami lakukan ini. Lantas ada apa dengan kepolisian sampai selalu membatasi aksi kami orang Papua? Semua prosedur telah kami penuhi, tetapi kami tetap dibubarkan paksa,” ujarnya mempertanyakan.
Terkait upaya pembubaran demonstran, Kapolres Sorong Kota, Kombes Pol Happy Perdana Yudianto menjelaskan, diawali pelemparan petugas oleh massa aksi, namun perlahan-lahan kondusif setelah upaya negosiasi.
“Kita ingatkan untuk segera membubarkan diri. Cuma mereka ada sedikit perlawanan, sehingga kita dorong. Ini aksi memperingati 1 Desember, jadi kita sudah imbau dari kemarin supaya mereka tidak melakukan aksi. Malahan mereka tidak mengindahkan. Kita berikan peringatan sekali dua kali,” kata Yudianto. []