Beranda Artikel Catatan Aktivis Papua Partai, Gerakan dan Sosialisme (Tanggapan Atas Tulisan Victor Yeimo)

Partai, Gerakan dan Sosialisme (Tanggapan Atas Tulisan Victor Yeimo)

0
1827

Oleh: Leon Beanal)*

Saya mau menanggapi tulisan Victor Yeimo yang dimuat di Suara Papua.[1] Tulisan tentang Sosialis Papua dan Partai. Sayangnya dalam tulisan Victor jelas-jelas menunjukan sikap penolakanya terhadap terbentuknya Partai Sosialis Papua. Ini saya pahami sebagai sikap politik pribadinya.

Baca tulisan Victor Yeimo di sini: Sosialis Papua dan Partai

Sekalipun demikian, tulisan Victor tidak bisa di terima sebagai satu kebenaran mutlak, kerena, tuliasan itu tidak berdiri di atas landsan teori, tidak objektif, kekiri-kirian serta tanpa melihat syarat-syarat serta basis material di Papua.

Sebelum lanjut, saya memulai dengan mengutip tulisan Karl Marx dan Engels dalam Manifesto Partai komunis, “Sejarah dari semua masyarakat yang ada hingga sekarang ini adalah sejarah perjuangan kelas. Orang-merdeka dan budak, patrisir dan plebejer, tuan bangsawan dan hamba, tukang-ahli dan tukang pembantu, pendeknya: penindas dan yang tertindas, senantiasa ada dalam pertentangan satu dengan yang lain, melakukan perjuangan yang tiada putus-putusnya, kadang-kadang dengan tersembunyi, kadang-kadang dengan terang-terangan, suatu perjuangan yang setiap kali berakhir dengan penyusunan-kembali masyarakat umumnya atau dengan sama-sama binasanya kelas-kelas yang bermusuhan.”[2]

ads

Sudah setengah abad, Papua dikolonisasi Indonesia dan dijajah imperialism satu abad. Semua sektor hidup diisolasi, pelanggaran HAM dan diskriminasi rasialisme tak kunjung usai. Praktek kolonialisme, kapitalisme, dan imperialisme tak henti-henti dijalankan. Kolonial Indonesia menjadi anjing pemodal untuk mengamankan ekspolitasi manusia dan kekayaan alam Papua milik kapitalis dan imperialis.

Dalam dinamikanya, banyak gerakan perjuangan pembebasan nasional yang lahir sebagai bentuk protes terhadap pendudukan kolonialisme Indonesia sejak 1963 hingga detik ini. Ini pasang surut gerakan perjuangan di Papua, baik perlawanan degan cara primordial (tradisional), spontan, reaksioner, ledakan-ledakan sporadis, sektarian, hingga pada titik perjuangan politik diplomasi modern pun belum mampu membebaskan rakyat Papua dari belenggu penindasan dan penghisapan.

Usia perjuangan Papua merdeka (pembebasan nasional Papua) begitu tua, namun hingga saat ini belum ada gerakan yang muncul dengan perspektif perjuangan klas di Papua. Gerakan yang memiliki ide, gagasan, strategi-taktik (stratak) serta metode yang ilmiah dalam perjuangan pembebasan nasional Papua di atas dasar pikiran Marxisme, Leninisme, Maoisme (MLM) sebagai senjata revolusi.

Baca Juga:  Hak Politik Bangsa Papua Dihancurkan Sistem Kolonial

Memajukan kesadaran klas di Papua menjadi penting dan mendesak. Oleh karenanya, perjuangan klas harus didorong melalui alat perjuangan yang paling revolusioner. Dengan memahami perjuangan pembebasan nasional Papua yang tidak terlepas dari perjuangan membebaskan klas proletar di seluruh dunia, perjuangan melawan penindasan, dan penghisapan yang  masif dilakukan oleh kapitalisme dan imperialism internasional. Sehingga, perjuangan klas di seluruh dunia termasuk di Papua tentu membutuhkan alat perjuangan sebagai senjata revolusi. Tidak lain dan tidak bukan adalah Partai Revolusioner.

Sebelum lanjut, disini saya akan menjawab pertanyaan apa itu partai, gerakan, dan mengapa partai begitu penting dalam perjuangan pembebasan nasional? Apa itu sosialisme? Bagaimana mewujudkannya?

Apa itu Partai dan Gerakan ?

Partai revolusioner adalah organisasi perjuagan yang dibangun untuk mendorong klas-klas tertindas dalam perlawanan menghancurkan sistem yang mengekslpoitasi dengan metode, ide, program, dan strategi/taktik. Tujuan dari parta revolusioner adalah menghapus penindasan dan penghisapan dan merubah masyarakat tanpa klas yang seadil-adilnya.

Sejarah perjuangan klas perkerja di Rusia telah membuka jalan dalam teori dan ptaktek revolsi. Mulai dari lingkaran-lingakran diskusi kecil hingga sampai pada pembentukan partai Bolshevik, seperti ditulis Leon Trotsky, “Rusia memasuki krisis sosial yang terbesar. Berdasarkan semua pelajaran sejarah, kita bisa mengatakan dengan penuh keyakinan bahwa bila pada saat itu tidak ada Partai Bolshevik, maka energi revolusioner rakyat yang begitu besar itu akan tersia-siakan dalam ledakan-ledakan sporadis, dan gejolak-gejolak besar itu akan berakhir dengan kediktatoran kontra-revolusioner yang paling kejam. Perjuangan kelas adalah penggerak utama sejarah. Ia membutuhkan program yang tepat, partai yang kokoh, kepemimpinan yang dapat dipercaya dan berani, bukan pahlawan-pahlawan dalam ruang gambar yang penuh dengan frase-frase revolusioner, tetapi kaum revolusioner yang siap berjuang sampai akhir. Inilah pelajaran utama Revolusi Oktober.”[3]

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Rakyat Papua memiliki pelajaran berharga selama 58 tahun berjuang melawan penjajah. Dilalui dengan pasang naik dan surut, kemajuan dan kemunduran, krisis internal hingga polemik tajam berkepanjangan tanpa landasan perjuangan yang ideologis dalam perspektif perjuangan klas di Papua. Kehadiran Partai Sosialis Papua bagian dari tugas sejarah revolusi nasional demoktatik dan revolusi sosialis. Tanpa merubah kesadaran klas di Papua sama halnya kita mengulangi sejarah tanpa melihat makna penting dari pembebasan umat manusia. Sehingga, memajukan kesadaran klas menjadi keharusan. Pembentukan partai harus dilihat bagian dari pentingnya mendorong kesadaran klas dengan meletakan ide, gagasan, program, metode stratak perjuangan partai sebagai tahap awal revolusi nasional demoktatik dan revolusi sosialis di Papua.

Partai Sosialis Papua tentu berbeda degan partai politik borjuasi nasional, partai bentukan elit-oligarki di Indonesia, atau partai lokal dalam kerangka Otsus Tahun 2000  yang dibentuk sebagai alat  pertarungan politik guna mengusai alat-alat produksi dalam skema kepentingan akumilasi modal (kapital).

Pembentukan partai sebagai alat perjuangan di Papua, entah partai degan nama: partai sosialis, partai sosial demokrat, partai  sosialis revolusioner atau apapun nama partainya, tentu memiliki landasan ideologis karena dibangun atas pijakan matrialisme dialektika dan historis gerakan perjuangan pembebasan nasional. Kehadiran Partai Sosialis Papua harus dilihat sebagai kemajuan dari gerakan perjuangan pembebasan nasional.

Harus dipahami bahwa, lingkaran belajar sosialis tidak bisa dianggap sebagi “teori tahapan” pembagunan partai. Saat sebelum pembagunan partai di Rusia, lingkaran belajar merupakan sekedar fakta empiris, yang justru akan lebih berkembang bila ada pengarahan partai kader. Sehingga urusan mengkonsolidasikan kader-kader partai merupakan tugas partai yang amat penting, mendesak  melalui kerja-kerja ideologisasi, agitasi dan propaganda, perekrutan serta pendidikan partai. Itulah tugas awal partai yang harus dibangun.

Baca Juga:  Musnahnya Pemilik Negeri Dari Kedatangan Bangsa Asing

Apa itu Sosialisme atau Komunisme?

Lebih tegas, sosialisme (komunisme) merupakan ideologi yang muncul atas dasar kritik terhadap ideologi kapitalisme. Sosialisme merupakan tahapan untuk mewujudkan komunal modern (komunisme). Komunisme bertujuan menghapuskan hak milik pribadi atas faktor produksi dan menggantinya dengan hak milik bersama. Berbeda degan kapitalisme atau imperialisme sebagai tahapan tertingginya, dimana alat produksi dikuasai  dan dimiliki oleh segelintir orang. Perbedaan fundamental antara kapitalisme dan sosialisme (komunisme) terletak pada modus produksi yang berlaku.

Sosialisme juga merupakan varian ideologi yang universal berlaku dimana saja tanpa mengidentikan satu bentuk identitas ras, suku agama budayaan, dan lain-lain. Artinya, sosialisme di dunia tidak ada perbedaan apa pun. Sosialisme akan berlaku ketika alat-alat produksi itu dikuasai secara bersama, tidak ada lagi penindasan antar klas borjuasi dan klas proletar.

Komunisme (komunal moderen) merupakan suatu sistem dunia di mana tidak ada lagi  penindasan dan pengisapan.  Artinya sudah tidak ada lagi hak milik pribadi atas alat produksi  dan hasil produksi. Semua masyarakat menggunakan alat produksi sesuai dengan kebutuhan rakyat.

Saya percaya bahwa sosialisme hanya bisa dicapai dengan penghancuran kapitalisme secara revolusioner. Dengan sosialisme yang dimaksud adalah suatu tatanan masyarakat yang dikontrol secara demokratis oleh kelas tertindas (rakyat Papua). Dimana semua sumber produktif masyarakat akan dimiliki secara bersama­-sama dan digunakan untuk kemajuan umat manusia. Sosialisme berarti menghapuskan penindasan dari manusia ke manusia lainnya, dari satu bangsa ke bangsa lainnya.

)* Penulis adalah Kepala Biro Agitasi dan Propaganda Partai Sosialis Papua

Catatan:

[1] https://suarapapua.com/2020/04/11/sosialis-papua-dan-partai/

[2] https://www.marxists.org/indonesia/archive/marx-engels/1848/manifesto/ch01.htm#bab1

[3] Trotsky, Writings, 1935-36, hal. 166

Artikel sebelumnyaUni Eropa Mulai Memulangkan Warganya Yang Terdampar Corona di Pasifik
Artikel berikutnya1 Mei: Hari Integrasi atau Aneksasi Papua?