Tim Ad Hock Kasus Paniai Diharapkan Kerja Jujur dan Independen

0
2340

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Laurenzus Kadepa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua mengharapkan agar tim Ad Hock kasus Paniai berdarah dapat bekerja dengan jujur dan independen tanpa ada tekanan dari pihak mana pun.

“Tim Ad Hock kan sudah ada SK sejak tanggal 1 Maret 2016. Dan itu anggotanya sebanyak 18 orang yang akan kerja. Itu yang tertera dalam surat keputusan tersebut. Saya harap mereka harus kerja keras, jujur, independen tanpa berat kepada siapapun,” jelas Kadepa kepada suarapapua.com di Jayapura, Senin (4/4/2016).

Baca Juga:  Koalisi: Selidiki Penyiksaan Terhadap OAP dan Seret Pelakunya ke Pengadilan

Kata Kadepa, mereka (tim Ad Hock) bekerja dengan sungguh-sungguh dan bebas dari tekanan pihak mana pun. Supaya hasilnya dapat memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban.

“Intinya mereka harus bekerja memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban adalah warga negara Indonesia. Saya sebagai wakil rakyat di DPR Papua, tetap akan kawal terus sampai kasus ini benar-benar pelakunya terungkap,” ujarnya.

Sementara itu, seperti diberikan JUBI pada edisi 16 Maret lalu, ketua DAD Paniai, John NR. Gobai mengatakan, hal itu dilakukannya menjelang kedatangan tim Ad Hoc dari Komnas HAM Republik Indonesia ke Paniai guna melaksanakan pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan dan mediasi hak asasi manusia dari lembaga mandiri yang kedudukannya setinggi dengan lembaga negara lainnya.

ads
Baca Juga:  Nomenklatur KKB Menjadi OPM, TNI Legitimasi Operasi Militer di Papua

“Kami sudah lakukan pertemuan secara tertutup. Mereka (keluarga korban) sudah sepakat. Mereka katakan ya, itu upaya yang bagus dan kami dukung serta siap menunggu. Kami harap tim segera datang ke Paniai,” kata John kepada Jubi lewat telepon selulernya, Kamis (24/3/2016).

Lanjut John, keluarga korban meminta agar tim sebelum bertemu pihak lain, untuk dapat bertemu dengan keluarga korban terlebih dahulu.

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

“Hari Sabtu (19 Maret 2016) keluarga You, Degei, Gobai dan Yeimo sudah kami bertemu dan tatap muka tertutup. Kami dalam rapat juga sepakat akan membuat surat ke Presiden, Kapolri dan Panglima untuk mendukung proses ini dan mereka mau membuka diri. Kami sudah siap surat untuk Komnas HAM untuk minta tim segera turun,” tuturnya.

 

ARNOLD BELAU

Artikel sebelumnyaAngka Kematian Semakin Tinggi, FPKKJ Pertanyakan Kinerja Tenaga Medis di Jayawijaya
Artikel berikutnyaLegislator: Luhut Pandjaitan Tak Bisa Bendung Dukungan Papua Merdeka di Pasifik