Tanah PapuaDomberaiKonferda III GMNI, Bernard Sagrim: Papua Butuh Generasi Cerdas

Konferda III GMNI, Bernard Sagrim: Papua Butuh Generasi Cerdas

SORONG, SUARAPAPUA.com — Bupati kabupaten Maybrat dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan konferensi daerah (Konferda) III Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Tanah Papua mengajak kader GMNI untuk melihat permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat Papua.

“Kita kembali melihat tema, dengan gotong royong kita dapat menyelesaikan permasalahan. Banyak masalah yang terjadi di Tanah Papua, baik ekonomi, pendidikan dan sebagainya,”ujar Bernard Sagrim di gedung Keik Malamoi Kota Sorong, Senin (22/11/2021).

Baca Juga:  Freeport Indonesia Bangun Jembatan Hubungkan Kampung Banti 2 dan Banti 1

Menurutnya, Konferda III GMNI di Tanah Papua dengan tema “Merajut kembali semangat gotong royong demi mewujudkan cita-cita revolusi 1945”, menjadi acuan bagi kader-kader GMNI di Tanah Papua melihat masalah secara bersama-sama.

“Generasi muda harus peka terhadap berbagai permasalahan di sekitar kita. Harus cerdas dan kritis dengan memberikan solusi konstruktif,” kata Sagrim.

Sementara itu, Imanuel Cahyadi, ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) GMNI periode 2019-2022, menambahkan, keberadaan organisasi GMNI sesuai misi awal yakni memperjuangkan kepentingan masyarakat pada umumnya.

Baca Juga:  Ribuan Data Pencaker Diserahkan, Pemprov PBD Pastikan Kuota OAP 80 Persen

“Sebagai organisasi kerakyatan dengan basis mahasiswa, kita diwajibkan mempunyai basis advokasi, sehingga harus turun langsung. Tidak hanya melakukan analisis, tetapi ikut membantu melihat permasalahan sosial yang terjadi di tengah masyarakat,” tuturnya.

Terkait situasi dan isu-isu Papua akhir-akhir ini, sebagai organisasi nasionalisme, Imanuel mengapresiasi komitmen Pangdam Cenderawasih terhadap perlunya dialog untuk menyelesaikan masalah di Tanah Papua.

Baca Juga:  Akomodir Aspirasi OAP Melalui John NR Gobai, Jokowi Revisi PP 96/2021

“Nasionalisme itu bisa terwujud ketika demokrasi politik dan ekonomi menyentuh rakyat Papua. Upaya awal untuk menangkal separatis di Papua tidak perlu dengan cara-cara represif, tetapi bisa dilakukan dengan dialog seperti yang disampaikan oleh Pangdam Cenderawasih. Karena ketika kita inginkan kesatuan dan persatuan, maka harus ada tindakan, bukan sekedar ucapan,” pungkasnya.

Pewarta: Reiner Brabar
Editor: Markus You

Terkini

Populer Minggu Ini:

Pimpinan Keuskupan Timika: Stop Adu Domba Masyarakat Demi Tujuan Tertentu!

0
“Akhir-akhir ini terjadi konflik horizontal antar kelompok masyarakat suku seperti Dani dengan Mee, Dani dengan Biak, Mee dengan Moni, Mee dengan Jawa, ada pula beberapa peristiwa pembunuhan yang pelakunya tidak diketahui yang terjadi setelah terbentuknya provinsi baru,” tutur Pastor Marthen Kuayo, dikutip dari siaran pers Komisi Sosial (Komsos) Keuskupan Timika, Selasa (7/5/2024).

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.