Rilis PersULMWP Berharap Ketua MSG Memastikan Komisi HAM PBB Ke Tanah Papua

ULMWP Berharap Ketua MSG Memastikan Komisi HAM PBB Ke Tanah Papua

Namun demikian ULMWP skeptisis tentang dampak dari seruan baru untuk kunjungan PBB, karena seruan tersebut terus ditolak Indonesia.

Editor :
Elisa Sekenyap

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— United Liberations Movement for West Papua (ULMWP) menyambut baik pernyataan yang dikeluarkan para Pemimpin Kelompok Negara-Negara Melanesia usai KTT MSG ke-22 di Port Villa Vanuatu yang berlangsung pada 23-24 Agustus 2023.

ULMWP menyabut baik poin 8 dari seksi 13 yang mana pihaknya setuju untuk meminta agar Ketua MSG menulis surat kepada Ketua PIF untuk memastikan bahwa kunjungan Komisi Hak Asasi Manusia PBB ke Indonesia akan dilakukan.

ULMWP juga menyetujui agar Anggota Asosiasi untuk mengizinkan kunjungan Komisi HAM PBB ke Papua Barat dan agar laporan Komisi disampaikan untuk pertimbangan pertemuan MSG berikutnya pada tahun 2024.

Baca Juga:  F-MRPAM Kutuk Tindakan Kekerasan Aparat Terhadap Massa Aksi di Jayapura 

Pernyataan tersebut berkaitan dengan resoluasi Pacific Islands Forum (PIF) pada tahun 2019 yang meminta agar adanya misi khusus PBB terkait Hak Asasi Manusia datang ke tanah Papua.

“Kami berharap bahwa Ketua MSG dapat memenuhi komitmen kami sebagai hal yang sangat mendesak, mengingat pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi di Papua Barat, termasuk peringatan baru-baru ini mengenai masalah hak asasi manusia dari Penasihat Khusus PBB untuk Genosida,” tukas Benny Wenda, Ketua ULMWP dalam pernyataan resminya pada 17 Agustus 2023.

Baca Juga:  Soal Satu WNA di Enarotali, Begini Kata Pakum Satgas dan Kapolres Paniai

Namun demikian, ULMWP mengaku bahwa pihaknya skeptisis tentang dampak dari seruan baru untuk kunjungan PBB, mengingat bahwa seruan tersebut terus menerus ditolak oleh Indonesia, meskipun ada seruan tahun 2019 dari PIF dan Organisasi Negara-Negara Afrika, Karibia dan Pasifik (OACPS).

79 Negara ACP Keluarkan Resolusi Tangani HAM di Papua Barat

Terutama reservasi atas kemungkinan untuk melakukan dialog lebih lanjut dengan pemerintah Indonesia selama pertemuan formal SOM. Keanggotaan penuh merupakan prasyarat untuk keterlibatan yang benar-benar produktif.

Reservasi atas diskusi tentang ‘kolaborasi yang lebih erat’ dengan Pemerintah Indonesia ketika masyarakat Papua Barat meminta keanggotaan penuh di MSG.

Baca Juga:  DPD KNPI Tambrauw Gelar Rapat Pleno Satu untuk Kemajuan Pemuda

Reservasi terhadap pernyataan ini: “Keanggotaan harus dibatasi hanya untuk Negara-negara merdeka yang berdaulat, dengan pengaturan khusus, negara-negara merdeka, dengan pengaturan khusus untuk FNLKS”.

Dengan demikian tetap menghormati para Pemimpin MSG bahwa hal ini merupakan interpretasi dari prinsip-prinsip dasar Melanesian Spearhead Group yang menyatakan bahwa, “dengan bersatu, Melanesian Spearhead Group (MSG) berkomitmen terhadap prinsip-prinsip, penghormatan, dan pemajuan kemerdekaan, Kemerdekaan sebagai hak asasi manusia yang paling utama bagi negara dan rakyat kolonial”.

Terkini

Populer Minggu Ini:

Anggota DPRP Usulkan Beberapa Rute Penerbangan Perintis di Papua Tengah

0
"Sesuai dengan pemantauan kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi perintis, saya menemui Direktorat Angkutan Udara di Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI, demi mendorong adanya trayek baru dengan titik operasional dari Nabire untuk penerbangan perintis pada tahun 2025," kata ketua Kelompok Khusus (Poksus) DPR Papua.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.