JAYAPURA, SUARAPAPUA.com — Tumor ganas yang diderita empat orang asal kampung Kensi, Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana, Papua Barat, kian memprihatinkan karena sejauh ini belum mendapat pelayanan medis secara baik.
Michel Waryensi, ketua Ikatan Mahasiswa Kaimana di Jayapura, Senin kemarin saat jumpa pers usai penggalangan dana, mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami warga Kensi di Kaimana.
“Saya sangat menaruh prihatin kepada warga kampung Kensi, karena ada 4 orang yang terkena tumor ganas, belum dapat dilayani karena keterbatasan fasilitas medis,” tuturnya.
Data yang diperoleh dari seorang petugas medis di kampung Kensi, lanjut Waryensi, fasilitas yang tersedia sangat tidak memadai untuk melayani para pasien.
“Kami menerima laporannya pada tanggal 25 September 2016. Sampai hari ini mereka masih sangat membutuhkan perhatian, utamanya pemerintah dalam hal ini pelayanan kesehatan. Sebab, bukan hanya penyakit tumor, ada kurang lebih 20 orang di kampung Kensi yang terserang batuk setahun lebih,” kata Wayensi.
Lanjut dia, keterangan dari petugas atas nama Obet Jefata, masih enggan mengklaim itu adalah penyakit TBC. “Mendapat penjelasan mengenai situasi penyakit, kami merasa memang sangat perlu penangaan medis yang serius kepada warga masyarakat Kensi,” tandasnya.
Belakangan baru diketahui positif TBC 2 orang dan satunya penyakit asma. Itu sudah melalui pemeriksaan berdasarkan rujukan dari pos pelayanan kesehatan di kampung Kensi.
Sementara itu, Frits Krihio, senior mahasiswa Kaimana di Jayapura, dalam jumpa pers itu menjelaskan, . sesuai laporan yang disampaikan langsung oleh petugas medis di kampung Kensi memang sangat mengejutkan karena warga di sana terserang penyakit Tumor ganas dan hingga kini sangat sulit mendapat pelayanan kesehatan dengan baik.
Akibat minim fasilitas di Pustu Kensi ditambah sulitnya transportasi ke kota yang jaraknya sangat jauh, menurut Frits, tentu saja menambah derita warga yang sudah sekarat.
“Jaraknya sangat jauh dan tidak ada kendaraan yang melintasi di sana, selain mobil dari perusahaan PT. Wanakayu Hasilindo. Jadi, empat warga yang terserang tumor itu memang sudah bertahun-tahun tidak mendapat pelayanan medis,” ungkapnya.
Empat warga itu atas nama, Sarlota Jefata (35), Karel Jefata (49), Regina Asafa (36), dan Daniel Jefata (50).
Berdasarkan informasi dari kepala kampung Kensi, kata Frits, bukan saja di kampung itu. Warga dari beberapa kampung lain juga dikabarkan terserang tumor ganas.
“Kalau masyarakat di sana hendak ke kota, pihak perusahaan biasanya akan mengantar dengan berbagai pertimbangan, salah satunya hasil hutan adat akan dikelola oleh perusahaan itu sebagai jaminan,” jelasnya.
Pewarta: Harun Rumbarar
Editor: Mary Monireng