BeritaPelurusan Sejarah West Papua Harus Disosialisasikan ke Semua Rakyat Papua

Pelurusan Sejarah West Papua Harus Disosialisasikan ke Semua Rakyat Papua

JAYAPURA, SUARAPAPUA.com— Mantan Tahanan Politik (Tapol/Napol) Papua Filep Karma, mengatakan pelurusan sejarah Papua Barat yang benar perlu di sosialisasikan ke semua rakyat Papua terutama menyangkut batas wilayah yang sekarang disebut Sorong-Samarai yang seharusnya Sorong – Merauke karena Samarai merupakan wilayah kekuasaannya Papua New Guinea (PNG). 

Hal itu dikatakan tokoh bangsa West Papua, Filep Karma yang juga mantan Tahanan Politik Papua pada pada Jumat, (2/12/2016) di Jayapura, Papua.

“Bila diluruskan Samarai tidak termasuk wilayah Papua barat. Itu yang harus diketahui rakyat Papua. Dan juga selama ini terjadi penipuan sejarah besar-besaran yang dilakukan oleh kolonial Indonesia hal ini terbukti dengan pembacaan sumpah pemuda yang sebetulnya teks judul tersebut tertulis Janji putra putri pemuda Indonesia,” jelas Karma.

Baca Juga:  Direpresif Aparat Kepolisian, Sejumlah Massa Aksi di Nabire Terluka

Kata Karma, Ir. Soekarno, saat membacakan pidato kenegaraannya ingin membakar semangat dan memberikan sesuatu yang baru dalam pidato tersebut sehingga semangat tersebut dapat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia ia menganti judul teks tersebut dengan judul sumpah pemuda. Hal seperti ini yang perlu diluruskan dalam sejarah perjuangan rakyat Papua.

“Rakyat Indonesia mulai sadar ketika mereka mengikuti dan menelusuri sejarah kita (Papua Barat), kunjungan saya ke Jogja (Jawa), banyak orang indonesia yang mendukung West Papua untuk menentukan nasib sendiri. Sekarang banyak muncul solidaritas-solidaritas untuk rakyat Papua misalnya teman-teman dari Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI West Papua), yang kemarin mendeklarasikan dukungannya kepada rakyat Papua untuk mendukung penentuan nasib sendiri,” tuturnya.

Baca Juga:  Sikap Mahasiswa Papua Terhadap Kasus Penyiksaan dan Berbagai Kasus Kekerasaan Aparat Keamanan

Ia menambahkan, Rakyat Indonesia sadar akan sejarah perjuangan rakyat Papua melalui PEPERA yang dianggap cacat hukum. Dengan begitu rakyat indonesia akan melakukan perlawanan terhadap sistem pemerintahan indonesia. Perjuangan Papua Merdeka adalah perjuangan damai dan di usia yang ke-55 Tahun ini ideologi rakyat Papua akan tetap ada dan tumbuh subur baik kecil, besar sampai orang tua kita.

Sementara itu Pdt. Yance Tenoye, berpesan kepada seluruh pendeta dan pastor yang ada di tanah Papua harus menjadi gembala yang baik untuk umatnya. Gereja harus mengambil bagian dan mengajak umat untuk bersatu dan berkhotbah masalah Papua dari mimbar ke mimbar dengan mewartakan kebenaran firman Tuhan untuk menuju pembebasan tanah Papua.

Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

“Banyak pendeta dan pastor khotbah di atas penderitaan rakyat mereka, selalu mendoakan para pejabat kolonial hanya mencari isi perut saja. Bayangkan kalau semua pendeta dan pastor ikut turun mendoakan masalah Papua dari mimbar ke mimbar, panggung ke panggung dan ikut ambil bagian dalam aksi solidaritas, saya yakin Papua pasti merdeka seutuhnya,” katanya.

Lanjut dia, “Namun banyak Yudas-Yudas yang ikut mengambil bagian dalam perjuangan sehingga menghambat dan menunda-nunda perjuangan kemerdekaan kita,” tegas Tenoye.

Pewarta: Arnold Belau

Terkini

Populer Minggu Ini:

KPK Menang Kasasi MA, Bupati Mimika Divonis 2 Tahun Penjara

0
“Amar Putusan: Kabul. Terbukti Pasal 3 jo Pasal 18 UU PTPK jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP Jo Pasal 64 ayat (1) ke-1 KUHP. Pidana penjara 2 tahun dan denda Rp200 juta subsidair 2 tahun kurungan,” begitu ditulis di laman resmi Mahkamah Agung.

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.