CCA: Pelanggaran HAM Berat dan Penindasan Masih Dialami Bangsa Papua

0
9325

JAKARTA, SUARAPAPUA.com — Konferensi Gereja-gereja Ekumenis seluruh Asia (Christian Conference of Asia/CCA) menegaskan keprihatinannya bahwa bangsa Papua masih mengalami rentetan pelanggaran HAM berat dan penindasan yang sistematis di atas tanah airnya sendiri. Seruan keprihatinan CCA ini disiarkan setelah mengunjungi Papua selama empat hari dan bertemu dengan para tokoh dari berbagai elemen di Tanah Papua.

“Tim solidaritas pastoral dari Christian Conference of Asia (CCA) melaporkan ‘pelanggaran berat hak asasi manusia dan penindasan terhadap penduduk asli Papua Barat di tanah mereka sendiri’ setelah berkunjung ke Papua Barat yang dikuasai Indonesia,” tulis anglicannews.org pada Selasa (12/12/2017).

Baca Juga:  Paus Fransiskus Segera Kunjungi Indonesia, Pemerintah Siap Sambut

Kunjungan tersebut adalah bagian dari program CCA mengunjungi gereja-gereja dan umatnya yang tinggal di daerah-daerah rentan konflik dan persoalan kemanusiaan di Asia.

“Pemerintah Indonesia secara sistematis membatasi hak kebebasan pers dan juga inisiatif orang-orang Papua Barat yang maju untuk memantau pelanggaran hak asasi manusia. Banyak penduduk asli Papua Barat ditangkap dan ditahan karena ungkapan-ungkapan non-kekerasan tentang pendapat politik mereka. Penduduk asli Papua Barat terus menghadapi diskriminasi dan serangan kekerasan,” tulis CCA.

CCA juga mengungkap bagaimana upaya damai rakyat Papua memperjuangkan hal demokrasi dan hak politiknya dihadapkan negara dengan kekerasan, penangkapan dan peluru.

ads
Baca Juga:  Jawaban Anggota DPRP Saat Terima Aspirasi FMRPAM di Gapura Uncen

“Demonstrasi damai sering dibubarkan secara paksa. Dalam banyak kasus, peserta demonstrasi tanpa kekerasan itu telah ditangkap, ditahan dan disiksa, sementara yang lainnya telah terbunuh. Banyak tahanan dan aktivis hak asasi manusia telah meninggal saat berada dalam tahanan. Laporan tentang penyiksaan dan perlakuan buruk terhadap tahanan politik semakin meningkat. Hak sipil, politik, ekonomi, sosial dan budaya dilanggar,” tulis CCA prihatin.

Daniel Thiagarajah, seorang doktor dan uskup keuskupan Jaffna, di Sri Lanka, di India Selatan yang juga anggota komite program CCA yang ikut ke Papua, mengatakan, kunjungannya biarlah menjadi ungkapan solidaritas terhadap rakyat Papua yang berjuang.

Baca Juga:  Sidang Dugaan Korupsi Gereja Kingmi Mile 32 Timika Berlanjut, Nasib EO?

Dia juga menjelaskan, kunjungan mereka merupakan upaya CCA untuk mendengarkan keluhan umat dalam keanggotaan CCA dalam persekutuan Ekumenis Asia.

Sementara itu, pendeta Cindy Huang Shin-Yi dari Gereja Presbyterian Taiwan, anggota komite eksekutif CCA, mengatakan, kunjungan ke Papua merupakan sebuah kunjungan yang sudah lama tertunda. Kunjungan itu diwujudkan sebagai komitmen CCA untuk mendengarkan langsung suara anggotanya, yakni Gereja Kristen Injili di Tanah Papua dan rakyat Papua.

Pewarta: Bastian Tebai

Artikel sebelumnyaELSAM: Kekerasan yang Melibatkan Aparat Terus Terjadi di Papua
Artikel berikutnyaUsai Dilantik Jadi DPRP, Wakil Meepago Siap Kawal Dua Raperda